Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah 5 Tahapan Sebuah Tulisan untuk Menjadi Sebuah Buku

29 Januari 2017   08:50 Diperbarui: 29 Januari 2017   12:50 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang punya cerita, setiap orang bisa menulis”, demikian sepetik ucapan penyemangat dari mas Eko Prasetyo. Mantan Editor Jawa Pos ini menjadi salah satu pelatih dalam Pelatihan Menulis Buku di Batu, pada 27-28 Januari 2017. Kata-kata mas Eko ini menyiratkan bahwa jika kita bisa bercerita tiap hari, maka pekerjaan menulis pun bisa dilakukan.

Mas Eko Prasetyo (dok.pribadi)
Mas Eko Prasetyo (dok.pribadi)
Dari banyak penjelasannya tentang menulis buku, secara ringkas ada 5 tahapan penting. Tahapan ini adalah tahapan menjadikan tulisan kita menjadi buku. Berikut ulasannya. 

1. Pre-Writing

Pre-Writing atau Pra menulis merupakan pekerjaan penting dalam tahapan menulis. Ini merupakan tahapan yang dilakukan sebelum menulis. Bisa dikapatan tahapan mengumpulkan semangat. Bukankah jika Semangat 100%, semuanya bisa 100%?

Ilustrasi (dok.pixabay)
Ilustrasi (dok.pixabay)
Tahapan Pre-Writing ini menurut mas Eko seperti ngopi dulu atau jalan-jalan. Ngopi menjadi penting bagi beberapa orang untuk membuat diri santai dan mengumpulkan semangat sebelum menulis. Pun demikan dengan jalan-jalan, aktivitas santai yang bisa membuat kita menjadi senang dan diri nyaman.

Kenapa Pre-Writing penting? Kemarin belum begitu dijelaskan hal ini. Namun bila dinalar, ini seperti momentum persiapan sebelum menulis. Semacam mempersiapkan metode dan materi ajar sebelum guru mengajar di kelas. Jika hal-hal yang dalam diri sudah siap untuk menulis maka tulisan juga bisa maksimal hasilnya.

Ilustrasi (dok.pixabay)
Ilustrasi (dok.pixabay)
2. Writing

Writing atau dalam bahasa Indonesia adalah menulis. Ya, setelah melakukan aktivitas menumbuhkan rasa nyaman dan semangat lalu segera menulis. Menulis menurut mas Eko Prasetyo, bisa menulis apa saja. Tahapan ini memiliki tahapan lagi seperti menentukan tema, tema khusus, outline hingga menjadikan hal itu tulisan.

Ilustrasi (dok.pixabay)
Ilustrasi (dok.pixabay)
3. Reading

Setelah menulis, lalu tulisan tersebut Reading atau dibaca. Hal ini tentu penting untuk mengetahui alur penulisan agar tak salah sesuai tujuan awal. Memang, saat membaca tulisan hasil sendiri ini akan menemukan berbagai hal lagi. Seperti menambahkan hal-hal lain yang bisa mendukung apa yang ditulis.

Ilustrasi (dok.pixabay)
Ilustrasi (dok.pixabay)
4. Editing

Tahapan ke-4 adalah Editing atau pengoreksian. Tulisan yang sudah ditulis lalu dibaca, kemudian dikoreksi. Struktur kalimat, tanda baca, kata penghubung dan banyak hal lainnya dilakukan dalam Editing agar tulisan terlihat lebih nyaman dibaca.

Ilustrasi (dok.pixabay)
Ilustrasi (dok.pixabay)
5. Publishing

Setelah tahapan 1 sampai 4 dilalui, maka dilanjutkan tahapan Publising atau Publikasi. Publishing sendiri secara garis besar ada 2 jenis, yakni Major Publishing dan Self-Pablishing. Major Publishing adalah Penerbit besar, sedang Self-Publising adalah penerbit indie.

Demikian sedikit ringkasan dari penjelasan mas Eko Prasetyo tentang 5 tahapan menulis. Selain pernah bekerja di Jawa Pos selama 9 tahun, Mas Eko juga penulis 47 judul Buku.  Semoga bermanfaat! [SH]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun