[caption caption="Kompasianer di Jawa Timur (dok.Bu Nur)"][/caption]Di Kompasiana, apa yang dicari? Penyaluran gagasan, iseng saja atau hanya ingin menyebarkan yang kurang baik? Banyak alasan orang ber-Kompasiana, dengan berbagai niat mereka. Tulisan yang sudah ter-publish pun ada banyak yang di-delete.
Memahami Alasan Ber-Kompasiana
Kompasiana saat ini memiliki banyak sekali rubric untuk menampung berbagai latar belakang Kompasianer. Media sebagai tempat menulis layaknya Citizen Journalism menjadi Crowdsourcing Media. Berbagai jenis tulisan pun ada di Kompasiana, maka layaklah sebagai miniature Bhinneka Tunggal Ika.
[caption caption="Berfoto Bersama Kompasianer (dok. Mbak Avy)"]
Apa Alasan Anda punya akun atau hanya sekedar melihat Kompasiana? Tentu Anda sendiri yang punya jawabannya. Besarnya Kuantitas dan juga Kualitas Tulisan Kompasianer yang mendapat sambutan dari Pemerintah tentunya hal khusus, dimana penghargaan dan perhatian pada Media Warga Kompasiana memang sangat diperlukan. Meski demikian, nilai Optimisme hingga tulisan yang mempunyai nilai Solusi layaklah tetap terpatri dalam setiap Kompasianer.
[caption caption="Mbak Avy Sharing tentang Menulis dan Kompasiana (dok.pribadi)"]
Sepekan selepas Kompasianival 2015, tepatnya tanggal 20 Desember 2015 ada Agenda inisiatif Kompasianer Jawa Timur. Hal ini dimulai dari pembicaraan antar Admin Konek (Kompasianer Nekad) dan Bolang (Blogger Kompasiana Malang). Dua komunitas berbasis Area di Jawa Timur ini memang cukup intens berkomunitasi. Temu Kompasianer Jawa Timur pun terjadi 20 Desember 2015 bertempat di rumah mbak Nara (Bolang).
Banyak Kompasianer yang hadir, meski beberapa yang biasanya ikut serta juga tak sanggup hadir. Adanya Komunitas berbasis Minat seperti Fiksiana Community, Rumpies The Club dan lainnya menjadi tambah semarak; karena yang dibicarakan juga sharing penguatan komunitas di komunitas masing-masing.
Bagi Saya, apapun itu jika komunitas tersebut ada di Kompasiana dan oleh Kompasianer maka tetap harus dipandang sebagai bagian dari Kompasiana. Adanya Komunitas berbasih area dan minat yang kuat tentu boleh saja, namun jika malah mengendurkan nilai kebersamaan dalam Kompasiana maka menjadi kurang elok. Oleh karenanya, apapun nama Komunitas Kompasiana-nya selama masih punya semangat Penguatan “Sharing & Connecting” patutlah kita sambut. Pun demikian pula selayaknya supporter bola, ormas ataupun partai politik.
Pembicaraan yang gayeng dan berbagai pengalaman antar Kompasianer Jawa Timur membuat pertemuan 20 Desember 2015 ini menjadi banyak kesan. Foto tentu menjadi ritual yang wajar sebagai media pengingat. Nilai semangat kebersamaan inilah yang sebenarnya menjadi sumber kekuatan Kompasiana.
[caption caption="Berfoto bersama Pak Yunus dan Karya Sahabat RTC (dok. Bu Nur)"]