Kartini jadi Inspirasi Generasi Muda Indonesia? Lebih dari satu abad setelah R.A. Kartini menggaungkan emansipasi wanita, semangatnya terus berkobar dalam diri para pemudi Indonesia. Di era globalisasi ini, perjuangan Kartini menjelma menjadi aksi nyata para pemuda-pemudi dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Pada tahun 1879, seorang perempuan Jawa bernama Raden Ajeng Kartini lahir di sebuah desa kecil di Jepara, Jawa Tengah. Sejak usia muda, Kartini telah menunjukkan semangat dan keinginan yang luar biasa untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki pada zamannya. Meskipun hidup pada masa yang konservatif dan terbatas bagi perempuan, Kartini berjuang tanpa kenal lelah untuk hak-hak pendidikan dan emansipasi perempuan. Hari ini, semangat perjuangan Kartini terus hidup, tercermin dalam semangat pemuda-pemudi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global yang terus berkembang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat 65,63 juta pemuda di Indonesia, setara 23,89% dari total populasi. Potensi besar ini diiringi dengan berbagai tantangan global yang kompleks, seperti perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan disrupsi teknologi.
Tantangan Global bagi Pemuda-Pemudi Indonesia
1. Globalisasi dan Teknologi
Pemuda-pemudi Indonesia harus menghadapi dampak globalisasi dan perkembangan teknologi. Dunia semakin terhubung, dan pemuda harus siap berkompetisi secara global. Mereka perlu menguasai teknologi, beradaptasi dengan perubahan, dan memperkuat wawasan nusantara.
Globalisasi membawa dampak positif, seperti akses informasi yang lebih luas dan peluang kerjasama internasional. Namun, di sisi lain, globalisasi juga menimbulkan tantangan. Pemuda Indonesia harus berkompetisi dengan pemuda dari berbagai negara tanpa batas geografis. Persaingan ini melibatkan aspek ekonomi, pendidikan, dan karier. Mereka harus memiliki wawasan global, menguasai bahasa asing, dan memahami dinamika pasar global agar dapat bersaing secara efektif. Itulah mengapa ada BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia yang sudah mulai mempersiapkan perubahan teknologi dengan melakukan seleksi serius pada calon pekerjanya, seperti menambahkan kemampuan bahasa asing dan lainnya.
2. Disrupsi dan Perubahan
Perkembangan teknologi dan industri memaksa pemuda untuk terus beradaptasi. Mereka harus meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan agar tetap kompetitif dan produktif di era yang penuh disrupsi ini.