Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berbagi di Pelosok Negeri

11 Agustus 2022   05:53 Diperbarui: 11 Agustus 2022   05:56 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi di Pelosok Negeri (dok. pribadi)


Ini adalah salah stau keseruan. Semua sahabat berbelanja di pasar bukan untuk mereka namun untuk orang yang membutuhkan belum kita kenal sebelumnya. Modal yang diberikan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh semua sahabat.

Termasuk saya dan sahabat saya satu daerah. Semangat berbagi memang jadi hal yang menyenangkan bagi perusahaan kami. Menyenangkan orang maka kita juga tentu akan senang, melihat orang senang kita juga akan senang kan. Dari modal yang ada, saya dan sahabat saya tambahi modal tersebut. Bergeraklah kami dengan modal dan tambahannya dari kami. Barang bawaan kami cukup banyak jadinya dibandingkan dengan sahabat lainnya.

Ekspedisi berbagi dimulai setelah semua yang membelanjakan uang modal di pasar. Kami menaiki mobil pickup sebagai kendaraan yang memang jadi transportasi bagi warga desa. Bersama-sama mengelilingi tiga desa.

Tiap orang kebagian satu orang yang kurang mampi untuk dibagikan. Di pemberhentian pertama sahabat saya memberikan bantuannya terlebih dahulu.

Selanjutnya saya di pemberhentian berikutnya. Lokasi warga yang akan saya bagi ternyata cukup jauh dari lokasi pemberhentian mobil. Meminggul dan membawa barang untuk dibagikan dari mobil ke lokasi adalah sesuatu yang menyenangkan dalam hidup. Amazing...

Lelah atau khawatir karena jalan yang licin dan curam bisa jadi memang ada. Namun ini terasa sesuatu yang menyenangkan. Berbagi di pelosok negeri yang belum pernah disinggahi.

Jalanan turunan yang harus hati-hati. Alhasil saya tiba juga di rumah beliau, orangnya tua dan memiliki pendengaran dan penglihatan terbatas. Ya Tuhan... kasihan mereka.

Jumlah rumah beliau dengan rumah sekitar hanya sekitar 3 rumah. Menempuh lokasi yang menyulitkan, tentu hal tersebut yang dialami beloau saat mau ke tetangganya sekitarnya. Pun juga ke pasar.

Ini masih salah satu potret lokasi masyarakat di pelosok desa terpencil di jawa. Bisa jadi di tempat lain masih ada yang seperti mereka.

Satu demi satu rumah warga disinggahi oleh sahabat kami lainnya. Dengan kondisi terbatas mereka bertahan hidup. Kami yang datang dari daerah lain dengan kondisi ekonomi yang mungkin lebih baik, hanya bisa berbagi kala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun