Perlukah Salam Tempel untuk Anak saat lebaran? Seperti kita ketahui, saat hari lebaran salam tempel adalah sebuah tradisi yang mewabah di masyarakat. Orang tua seperti keharusan untuk memberikan salam tempe kepada anak-anak yang ikut bersilaturrahim saat lebaran. Lalu perlukah ini?
Berbagi saat lebaran adalah hal yang lumrah. Terlebih sebelum lebaran datang di kampung-kampung ada tradisi memberikan makanan. Warga kampung ini mengolah makanan yang ditaruhnya di kotak makanan. Kemudian kotak makanan ini diberikan di lingkungan warga sekitarnya.
Di dalam agama pun ada zakat fitrah yang hukumnya wajib ditunaikan sebelum sholat idul fitri. Hukum wajib ini pun membuat mereka yang mampu untuk berbagi dengan zakat fitrah. Besarannya mungkin tak banyak yakni sekitar 2,7 kg. Namun ini dipandang sebagai pendidikan bagi umat Islam agar mau berbagi.
Selain itu, tradisi yang mungkin masih pro kontra yakni salam tempel untuk anak di hari raya. Momen berbagi saat lebaran ini pun menjalar ke anak-anak. Tradisi salam tempel untuk anak adalah sarana berbagi kebahagiaan saat musimnya silaturrahim waktu lebaran.
Sebagian orang melihat momentum lebaran sebagai sarana berbagi dengan salam tempel untuk anak ini. anak-anak yang mendapatkan salam tempel tentu akan senang. Kadang bisa jadi sampai terasa ada yang kurang jika belum ada salam tempel dalam silaturrahim lebaran.
Salam tempel akhir-akhir ini banyak menggunakan bungkus kertas layaknya angpau. Ini terlihat bagus memang. Dibandingkan dulu saat zaman saya kecil salam tempel ini tanpa ada pembungkus seperti angpau ini. jadi langsung ketahuan jumlah atau nominalnya.
Lalu, apakah harus uang? Kebiasaan umumnya masyarakat memang uang. Namun sebenarnya bisa pula bukan uang. Media salam tempel selain uang seperti mainan hingga alat tulis yang bisa digenggam oleh tangan.
Perlu dilakukan edukasi oleh orang tua terhadap tradisi salam tempel. Â Anak-anak yang memagang uangnya sendiri bisa jadi terimbas perilaku konsumtif. Ini karena banyaknya jajanan saat lebaran yang ditawarkan di luar rumah.