Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rintihan Anak Desa, Jurusan Apapun Asal Kuliah!

4 April 2013   07:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:45 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntunglah Anda yang bisa melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beruntunglah Anda yang bisa melanjutkan pendidikan pada jurusan atau bidang yang disukainya. Beruntunglah Anda yang masih mampu mengikuti berbagai kursus atau les privat guna menunjang kelulusan di Ujian nanti.

Kenapa dibilang beruntung? Ya, karena di pelosok negeri ini masih saja ada yang mau melanjutkan pendidikan meski kadang pada jurusan atau bidang yang tak disukainya.

[caption id="attachment_236169" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi (dok. corbisimages)"][/caption]

Pokoknya kuliah!

Ada hal yang bisa memprihatinkan diri kita, jika kita mau menoleh mereka yang kekurangan. Memang acara di sebagian Televisi dan media lainnya banyak yang memotret hal ini, setidaknya saya sendiri melihat dan mendengar langsung rintihan anak desa di pelosok negeri ini. Tepatnya di sebuah daerah di Kabupaten Blitar.

Sebagian kita mungkin mengenal Blitar dengan hal yang cukup terkenal yakni Makam Presiden Pertama negeri ini. Saya pun untuk kesekian kalinya bisa mengunjungi ke Makam Bung Karno yang telah banyak perkembangan ada Perpustakaan hingga pentas acara, yang hari-hari kemarin ternyata ada pentas yang diselenggarakan Asosiasi Nasyid Nusantara.

Tak akan banyak Makam Bung Karno yang akan dibahas, yakni setelah dari tempat tersebut saya mempunyai kesempatan berkunjung ke tempat keluarga di Blitar. Pelosok negeri yang indah dan masih asri. Kebanyakan warga di Kabupaten Blitar memang adalah Petani, ini terlihat dari banyaknya lahan sawah di tempat ini.

Ada hal yang diungkapkan seorang siswa yang tengah akan mengikuti Ujian kelulusan di sebuah Madrasah Aliyah di kabupaten Blitar, jika lulus ia ingin punya cita-cita melanjutkan kuliah. Ternyata apa yang diungkapkannya? Terkesan pokoknya kuliah, apapaun jurusannya. Sebenarnya ia menyukai dunia Komputer karena hampir sering dipastikan bagaimana kuliah di Jurusan Informatika yang kebetulan saya ambil waktu kuliah.

Hampir di akhir mau ujian ada seleksi Untuk mengajukan PMDK. PMDK adalah jika dipanjangkan Penelusuran Minat dan Kemampuan. Saat itu yang cukup menggelitik fikiran saya adalah Minat jurusn yang diambilnya itu ternyata jurusan yang sebenarnya cukup jarang diambil pemuda atau pemudi yang akan melanjutkan kuliah yakni Pengairan dan Dokter Hewan.

Kampus atau Universitas yang menjadi tujuannya pun yang dipilih adalah kampus yang terbilang memang besar namun di sisi lain karena besarnya butuh banyak mahasiswa di jurusan yang cukup jarang dipilih ini.

Peran Guru yang Menakuti?

Sebenarnya Guru adalah mereka yang memberikan dukungan dan saran yang terbaik bagi siswa yang dibimbingnya. Namun saat berbincang kenapa mengambil jurusan yang jarang dipilih orang ini karena niatnya ingin kuliah apapun jurusannya, terlebih arahan gurunya yang memberikan pendapat seolah menakuti kalau memilih kampus tertentu akan sulit masuknya. Kebetulan kampus tertentu yang dianggap sulit amsuknya ini adalah kampus saya menimba ilmu, yakni di UIN Malang.

Secara tak langsung sebagian orang yang pernah terlibat pendidikan di sebuah kampus akan membela dan memberikan dukungan bahkan promosi tentang kampusnya, pun demikian dengan saya yang memang bangga pada kampus UIN Malang sehingga menganjurkan untuk memilihnya. Namun apa daya, ternyata saat memilih jurusan dan kampus tujuan yang menajdi minat ternyata siswi dari pelososk negeri ini memilih yang lain dengan jurusan juga yang lain dari kebanyakan siswa.

Hal ini mamang tak dapat dipungkiri jika menjadi pilihan, karena besarnya harapan anak desa untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi adalah sebuah hal lebih dibanding mereka yag lainnya dalam 1 desa. Guru pun tak bisa disalhkan atas sarannya, karena dari pengalaman hingga informasi yang dihimpunnya untuk membuat siswa-siswi didikannya melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi apapun jurusannya. Hal ini tentunya akan mengangkat moral hingga gengsi sebuah sekolah karena luusannya banyak diterima di perguruan tinggi negeri.

[caption id="attachment_236170" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi (dok. lamabaca)"]

1365036914797442071
1365036914797442071
[/caption]

Kuliah adalah Hal Mewah?

Kuliah memang amsih menjadi barang yang mewah bagi pemuda-pemudi desa di negeri ini. Hal ini bisa dilihat bagaimana cukup banyak pemuda atau pemudi desa yang lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan. Faktor ekonomi adalah hal utama bagi masyarakat desa.

Oleh karenanya, sangatlah beruntung bagi mereka yang bisa melanjutkan kuliah dengan jurusan yang disukainya hingga masuk ke berbagai organisasi yang pula disukainya sebagai semangat kepemudaan. Namun selayaknya kuliah yang menajdi hal mewah bagi sebagian orang ini bisa digunakan atau dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mereka yang bisa berkuliah. Karena tujuan awal masuk Perguruan Tinggi adalah menimba ilmu di perkuliahan sebaiknya bisa lebih dimaksimalkan dibandingkan kegiatan lain.

[caption id="attachment_236171" align="aligncenter" width="315" caption="Ilustrasi (dok. mitchmiller)"]

13650369771619164729
13650369771619164729
[/caption]

Do What You Love, Love What You Do

Do What You Love, Kerjakan apa yang kau cintai. Sebagian orang orang mungkin mengerjakan apa yang membuatnya enjoy dan menyukainya, dengan mengerjakan apa yang disukainya maka hal maksimal akan dilakukannya untuk hasil yang maksimal pula karena rasa nyaman dan mencintai pekerjaannya. Pun demikian dengan kuliah, dengan kuliah pada jurusan yang disukainya akan membuatnya maksimal melakukan segala tugas kuliah hingga ia mampu menjadi ahli di bidang tersebut karena kecintaannya.

Love What You Do, Cintai apa yang kau lakukan. Sebagian orang yang lain lagi mungkin ada keterpaksaan dalam melakukan sebuah hal. Seperti mungkin sedikit cerita yang saya dapatkan dari masa muda mereka yang yang di desa ingin melanjutkan kuliah. Terkadang memang menjadi orang yang menyukai apa yang dilakukan itu adalah sebuah keharusan meski memang awalnya belum merasa nyaman karena bukan pilihannya. Namun dengan mencintai apa yang dilakukan akan membuat mencintai dengan sebenarnya apa yang dilakukan.

[caption id="attachment_236304" align="aligncenter" width="450" caption="Ilustrasi (dok. beritasatu)"]

13650760631546098654
13650760631546098654
[/caption]

[SH]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun