[caption id="attachment_121530" align="aligncenter" width="680" caption="sumber: sempublising.org"][/caption]
Tahukah anda berapa iklan yang anda lihat setiap hari? Tahukah anda bahwa iklan-iklan itu mempengaruhi cara ada berfikir, bersikap ataupun bertindak serta bergejolak pada sifat anda? Ya, untuk pertanyaan pertama kita mungkin tak akan sempat menghitung banyak iklan yang berseliweran di depan kita setiap waktu; mulai dari Televisi yang kita lihat, radio yang kita dengarkan, kendaraan umum yang kita naiki hingga toilet tempat kita membuang hajat kita. Untuk pertanyaan kedua memang mungkin tak terasa dalam jiwa kita perihal pengaruh iklan pada diri kita; namun tak dapat dipungkiri dengan iklan kita dapat menjadi semangat, menyikapi kesedihan hingga mempengaruhi perihal belanja kita.
Iklan dalam pengertian umum adalah promosi produk/jasa kepada khalayak ramai. Oleh karenanya hal yang wajar jika kita menemui iklan di banyak tempat hingga disetiap jengkal kita bergerak yang rasanya tak bisa dipisahkan dari yang namanya iklan yang terpantau kita. Apakah bisa kita memilih hanya iklan yang sama dengan pandangan atau hanya yang bermanfa’at bagi kita? Ikhwal ini seperti televisi ataupun media lainnya yang mana kita tak dapat memilih sajian acara bagi kita, yang mana pihak televisi-lah yang memilihkan bagi kita hingga Terserah kita mau menontonnya ataupun tidak. Mungkin berbeda dengan iklan di facebook yang mana kita bisa menutup dengan alasan tak menyukainya, bersifat eksplisit ataupun yang bertentangan dengan pandangan kita.
Pernahkah anda melihat iklan mie yang ada seorang anak disuruh berbohong ketika ada orang yang mencari ayahnya? Iklan ini pernah diplesetkanoleh sebuah acara televisi juga, dengan mengambil sisi yang sebaiknya tak boleh mengajarkan bohong pada anaknya. Atau pernahkah anda menyaksikan iklan makanan ringan yang malah “menjual selangkangan” dalam iklannya? Ikhwal ini blogger dan juga penulis Indonesia yang cukup terkenal yakni Raditya Dika saat memberikan Coaching Clinic di Malang juga sempat menyentil iklan ini yang mana iklan yang kurang elok juga serta kurang ada hubungannya antara selangkangan dan produk yang diiklankan sebenarnya.
Hal inilah yang sebagian besar dari kita (hingga ada yang mempunyai ide membuat plesetan iklan tersebut) perlu kita renungi bersama bahwa pengaruh yang seperti inilah yang rasanya mulai kurang layak dilihat apalagi penonton televisi atau iklan saat ini kurang bisa di saring karena jam durasi padat penontonlah yang biasanya menajdi titik penting tampilnya iklan di ranah publik atau lokasi yang cukup strategis bila iklan tersebut di dunia yang konkret. Iklan seharusnya bisa mencerdaskan dan membuat afirmasi/penguatan yang bagi masyarakat yang lebih baik. Iklan rokok yang sebenarnya produk yang dijual sudah ada tulisan akibat kurang baik bagi kesehatan dari konsumsinya malah menjadi ikhwal yang menarik bagi masyarakat, ini tak bisa dipungkiri peran iklan yang mencerdaskan dengan slogan yang menyemangati dan membangun pula yang berpengaruh pada gencarnya penyebarannya.
Mungkin itulah yang dapat saya sampaikan kali ini. Terima Kasih, semoga bermanfaat dan selamat Berkarya para Kompasianer!
Salam Senyum Kompasiana… :)
Selamet Hariadi, Be Best Together!
.
Silahkan memberi KOMENTAR Terbaik Anda serta NILAI pada Tulisan ini.
Harus Baca Juga:
- Tips Mudah & Jitu Mendapat Ide MENULIS
- Cara Efektif Mendapatkan Investor
- APLI & Bisnis Multi Level
- Jangan Merasa Rendah Indonesia!
- apa itu Filsafat Jiwa?
- Android? Apaan sih?
- Kiat agar Lingkungan Jadi “Sahabat” Kita
- Pola Pemahaman Masyarakat dalam BerAgama
- Dari Partai Bangkai ke Partai Emas?
- Trik Jitu Menulis Secepat Kilat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H