Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Merasa Rendah Indonesia!

1 Juni 2011   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu (agak lama) saya mendapati sentiment negatif terhadap Negara tetangga Indonesia yakni Malaysia. Sehingga muncul kembali jargon “Ganyang Malaysia”. Melihat di dunia maya (internet) pun begitu juga kiranya, sampai-sampai mungkin kalu tak salah lupa ada forum yang membahas hal ini.

Jangan Merasa Rendah Indonesia!

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat rujukan dari sahabat untuk melakukan protes terhadap salah satu penyedia layanan blog untuk men-delete atau menghilangkan salah satu blog rujukan yang menghina Indonesia, yang tak salah dipungkiri isinya sangat menyanjung Negara yang bersebelahan dengan Indonesia. Mungkin satu blog ini saja yang masih kelihatan mata kita, sebagian yang lain mungkin ada lagi yang memberlihatkan saling bantai ejekan. Entah siapa yang memulai, dari dulu istilah “Ganyang Malaysia” memang telah di-pioneri oleh tokoh Indonesia jaman dulu. Beberapa waktu yang lalu juga saya sempat mendengar kalu di Malaysia sejak kecil telah di-doktrinkan kalau Indonesia lebih rendah dari Malaysia dan lain sebaginya yang bersifat negative.

Jangan merasa rendah Indonesia! Itulah yang ingin rasanya penulis atau bahkan bangsa Indonesia yang merasa tak nyaman bila bangsanya terhina, tercaci, atau yang lainnya dengan istilah ter-negatifkan.

Beberapa waktu yang lalu di wilayah Chaco di Argentina terdapat “acara” baku hantam oleh dewan di wilayah tersebut. Kita juga tentu masih ingat (bagi yang tahu) kalau di Indonesia juga pernah mengalami hal serupa. Saya dan mungkin sahabat-sahabat yang lain juga akan berfikir, bahwa tak ada kesempurnaan yang nyata. Dimana setiap sistem atau lingkungan Negara pastilah ada yang memiliki kesalahan dan keteledoran seperti ini. Entah ini merupakan branding media atau apa namanya, presiden Iran pernah berkata yang isinya kurang lebih mengecam media-media barat yang kadang terlalu memojokkan, mendiskreditkan, mengadu-domba atau juga terlalu membesarkan sebuah maslah yang terjadi di kawasan timur. Sehingga kadang meng”iya”kan berita tersebut. Padahal kalu ditilik lebih mendalam di barat pun ternyata tak sesempurna gambaran kita, mungkin ini dikarenakan kurangnya akses berita kita atau memang tak diberitakan oleh media.

Kembali ke masalah kita yang dilihat kalu rakyat Indonesia sendiri merasa minder pada bangsanya sendiri. Kadang malah lebih suka “terbuai” merendahkan Indonesia daripada membanggakannya. Padahal Indonesia juga punya banyak kelebihan yang tak dipunyai bangsa lain. Ilmuannya yang mendunia sebenarnya sudah taka sing lagi bagi kita, kecrdasan siswa atau mahasiswa Indonesia di kancah Internasional juga tak dapat dipungkiri kenyataannya oleh bangsa lain. Tapi, kadang bangsa Indonesia sendiri yang “terlena” akan merendahkan diri mereka.

Marilah membangun kembali Indonesia dengan lebih baik. Kita punya banyak lembaga-lembaga yang positif (contohnya: lembaga motivasi, keagamaan, keilmuan, dan lain sebagainya), tai bila lembaga-lembaga itu hanya berguna bagi kalangannya sajaapalah artinya ada di Indonesia kalu masuk ke dalamnya dan mendapatkan ilmu untuk membangun Indonesia lebih baik harus hanya orang-orang yang bermental uang dulu bukan mereka yang bermental tentang kepribadian dan cita-cita.

Cukup sekian, mungkin tulisan ini masih kurang dalam pembahasannya.

Salam hangat persatuan… Be Best Together INDONESIA!

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun