Aku terbiasa melakukan kunjungan ke pelanggan secara berkala.
Karena hobiku jalan-jalan, maka bagiku Jualan itu sama dengan jalan-jalan (maen) ke pelanggan. Memang di bisnis retail dengan produk mesin cuci, intimasi pelanggan biasa dilakukan lewat telepon, mengingat2 hari ulang tahunnya dan mengunjungi Mereka disaat hari pelanggan.
Bagiku kegiatan seperti itu membosankan, karena sales lain juga bisa melakukan demikian. Malah Mereka terbiasa membawa hadiah-hadiah yang Aku sendiri mungkin ga mampu untuk melakukannya.Â
Prinsip yang kupegang menjual itu menolong pelanggan terhadap segala kesulitan Mereka. Meskipun kadang-kadang bantuan itu tidak berhubungan dengan produk yang Saya jual, yang penting Saya bisa membantu Mereka.
Hari ini aku ada rencana ketemu dua pelanggan premium. Mereka ini frekuensi membeli mesin cucinya bisa 3-4 kali setahun. Kalo mesin cuci yang mereka pake sih itu dibeli dua tahun sebelumnya. Biasanya mereka beli untuk kado perkawinan Keluarga, rekan bisnis ato teman dekatnya.
Seperti biasa, Saya mengunjungi Mereka dengan mengenderai mobil lawas yang selalu setia menemani. Jarak antara kedua pelanggan tersebut enggak terlalu jauh dan  berada dalam satu jurusan yang sama. Untuk menuju perumahan elite tersebut, Saya biasanya melewati perumahan yang juga menjadi pelanggan Saya yaitu keluarga mba Deasy.
Biasanya jam 08.00 pagi mobil pemilik rumah sudah enggak ada. Karena suami istri tersebut bekerja dan pagi Jam 07.30 mereka harusnya sudah berangkat. Karena Mereka sibuk, untuk bertemupun Saya lakukan di hari libur dan harus janji terlebih dahulu.
"Lho koq masih di rumah? Apa mereka cuti yaaa?" Tanyaku dalam hati.
Saya penasaran, langsung menepi dan turun dari mobil menuju ke rumah keluarga mb'Deasy. Mobil masih berada di Garasi, dan sayup-sayup Saya mendengar, seperti ada pertengkaran kecil.
"Capek-capek Saya cuti menjemput Kamu ke Kampung, nyampe disini Kamu minta pulang, enak aja!"
"Udah papa aja yang cuti dan antar Dia pulang ke kampungnya". kata mba Deasy sengit.