Aneh! Menurutku kalau mobil sudah dibayar dan berpindah tangan khan bukan urusan Kita lagi. Terserah pemilik baru mau diapain. Kenapa repot-repot nanya mobil mau pakai untuk apa, yang penting minat, harga sepakat, Deal!!!. Oh iya ada lagi, surat jual beli dan balik nama, biar ga berurusan dengan pihak kepolisian kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Ini mobil impian Saya Pak. Nanti kalau deal mobil ini akan Saya modif supaya lebih keren" jawab Anak Muda tersebut dengan meyakinkan.
"Hmmmmmmm, akan dimodif yaaaaa? Apanya yang ingin dimodif?" tanya Pak Sumilan dengan mimik serius.
"Pertama Saya akan rombak dan pasang Sunroof, kemudiannnn emmmmm bemper Saya akan ganti yang lebih Sporty, Audio  dan lampu Saya akan ganti" Dengan bangganya Anak Muda itu menjelaskan lebih detail.
"Maaf Nak. Saya ga jadi jual. Aku tidak ingin melihat mobil ini Kau cincang kesakitan!!" kata Pak Sumilan sambil meninggalkan Anak Muda tersebut terbengong-bengong.
"Mungkin belum rezeki Mas, mudah-mudahan dapat yang lebih baik" kataku menghibur Anak Muda tersebut.
"Iya Pak. Tapi apa salah Saya yaaa?" Tanya Anak Muda itu sambil pamit.
Dua Minggu setelah kejadian Aku tidak ketemu Pak Sumilan, karena kesibukan masing-masing. Tetapi rasa penasaranku terhadap alasan Pak Sumilan masih terus menghantui diriku.
Pagi ini Aku mengunjungi Rumah pak Sumilan sambil membawa beberapa oleh-oleh Wingko yang sangat Ia sukai.
"Mari masuk. MasyaAllah wa Tabarokalloh, kok repot-repot bawa oleh-oleh Semarang. Tahu aja kalau Saya suka banget. Terima kasih yaaa" respon Pak sumilan saat menyambut kedatanganku.
"Aaaaah, engga'seberapa. Sekedar ingat Pak sumilan saja waktu aku nongkrong di Simpang Lima" kataku menjelaskan.