"Saya merasa belum puas dengan pekerjaan yang sekarang" Demikian Jawaban mba Riska saat ditanya tujuannya melamar ke Perusahaan Telekomunikasi tersebut.
"Belum puas?" tanya pewawancara kembali.
"Ya. Saya butuh tantangan lebih untuk mencapai impian Saya" Jawab Mba Riska yakin.
"Hmmmm, memang punya impian Apa?" lanjut pewawancara.
"Saya ingin menjadi seorang Trusted Advisor!" Kata Mba Riska sangat mantap.
"Trusted Advisor? Maksudnya Apa yaa?" kejar pewawancara, seolah tidak mengerti.
"Saya ingin dipercaya sebagai orang yang mampu membuat oranglain punya kehidupan yang lebih baik" Jawab Mba Riska dengan meyakinkan.
"Sebelumnya pernah kerja dimana?" lanjut pewawancara.
"Saya punya bisnis kecil-kecilan" katanya mengejutkan.
"Terus apa bisa bagi waktu? Apa tidak ada konflik kepentingan? Apa Kamu bisa loyal? Beruntun pertanyaan dari pewawancara terhadap pernyataan terakhir dari Mba Riska.
Begitulah perkenalan pertamaku dengan Mba Riska. Meskipun Saya hanya sebagai observer dalam proses interview itu, Aku jatuh cinta dengan Smart profilenya dan berdoa semoga Mba Riska bisa bergabung dengan Tim kami. Aku sangat gembira ketika para pewawancara memutuskan untuk menerimanya sebagai seorang Prosessional Account Manager.