"Terimakasih atas ide-idenya yang luarbiasa kreatif. Baiklah, Ide teman-teman akan diPolling untuk Kita tentukan yang memiliki suara terbanyak dan Kita tayangkan pada setiap event". Demikian penjelasan dari Ketua tim pengelola ide kreatif tersebut.
Forum kreatifitas itu digagas untuk merangsang kebiasaan kreatif setiap anggota dalam berkontribusi terhadap kinerja perusahaan. Jadi, event ini adalah event serius meski dalam proses pelaksanaannya dilakukan dalam suasana santai. Beragam tanggapan terhadap event ini dan secara umum peserta merespon positif dan antusias.
Namun, proses kreatif ini berakhir dengan antiklimaks, manakala semua kreatifitas diukur dari aspek mayor versus minor. Ya Polling! Ada resistansi peserta dari cara-cara pengelola kreatifitas mengelola ide tersebut dan ini menjadi diskusi yang menarik.
"Hidup ini kok makin aneh yaaa?" seorang anggota nyeletuk.
"Aneh apanya" Aku bertanya.
"Iyaa, apa-apa dipolling dan divoting" katanya sedikit kesal.
"Maksudnya gimana?" tanyaku lebih lanjut.
"Bayangkan aja, kreatifitas itukan tidak datang sekonyong-konyong. Akutuh butuh energi besar untuk memunculkan ide kreatif. Eeeeh begitu jadi, enak aja ngomong diPolling!!" kata Beliau mulai emosi.
"Mungkin maksudnya bukan polling untuk menentukan pemenang. Yaaa sekedar menentukan ide siapa yang paling layak ditayangkan saat ini" Jawabku berusaha menghibur.
"Terus bedanya Apa!!!" katanya sengit.
"Sebenarnya tim itu ngerti ga sih tujuan dari penggalian ide kreatif itu!!!! Terus Mereka punya kriteria ga' untuk menentukan layak tidak layaknya ide itu. Ato punya latarbelakang ilmu tentang kreatifitas ga'!. Aneeeh sekali, Kok kreatifitas diukur dari kacamata yang tidak kreatif? Lanjut Beliau lebih berapi-api. (wuaduuuh, kalo begini perlu segunung es nihhh untuk mendinginkannya).