Calon gubernur petahana Bangka Belitung, Rustam Effendi, kembali harus mengelus dada. Pasalnya, berbagai “dosa politik” yang pernah ia lakukan kini mulai pelan-pelan terbongkar. Baru-baru ini Rustam akan dijemput paksa Kajaksaan Negeri (Kajari) Pangkalpinang karena tidak hadir dalam pemeriksaan terkait dugaan kasus korupsi PDAM Kota Pangkalpinang.
“Kita lihat bagaimana nanti di persidangan atau memang diminta oleh majelis hakim ya bisa kita lakukan secara paksa untuk menghadirkanya,” kata Samhori didampingi Kajari Kota Pangkalpinang, Samsudin saat ditemui di kantor Kejari Pangkalpinang, Senin (15/8/2016).
Tak hanya itu, Jumat (12/8/2016) lalu, di Hotel Aston, Pangkalanbaru, masyarakat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hamparan Rejeki Desa Jeriji menyampaikan langsung kekesalan dan kekecewaan kepada gubernur Bangka Belitung, Rustam Effendi itu. Mereka kecewa lantaran proyek pengerjaan pembangunan lanjutan sawah di desa Jeruji Bangka Selatan tak kunjung berjalan.
Di sisi lain, di bawah kepemimpinan Rustam Effendi, dalam rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung, Senin (18/7/2016), jumlah orang miskin di Babel saat ini 72,76 ribu orang. Jumlah ini naik 5,22 persen dari jumlah penduduk miskin pada bulan September 2015 yang berjumlah 66,62 ribu orang.
Selama periode September 2015- Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan naik sebanyak 5,34 ribu orang, sementara di daerah perkotaan mengalami kenaikan sebanyak 0,80 ribu orang. Selama September 2015 – Maret 2016 Garis Kemiskinan naik sebesar 0,80 poin persen dari Rp. 529.979,- per kapita per bulan pada bulan September 2015 menjadi Rp. 534.229,- per kapita per bulan pada Maret 2016.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bangka Belitung, Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung triwulan pertama 2016 melambat. Pertumbuhan Kwartal 1 Tahun 2016 hanya 3,30 persen dibawah angka pertumbuhan nasional. Sektor pertambangan yang melemah menjadi penyebab suramnya ekonomi di Bangka Beltung.
Selain itu, pada Februari 2016 lalu, Gubernur Babel Rustam Effendi juga mendapat banyak cibiran dan hujatan dari berbagai warga karena gagal mengatasi dan mengantisipasi banjir di Babel. Banjir besar yang melanda Babel itu bahkan mendatangkan kritik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hal itu disampaikan oleh Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, yang mengatakan Pemprov Babel belum memiliki kesiapan yang cukup dalam mengatasi persoalan banjir.
“Bangka Belitung rawan terhadap bencana. Kesiap-siagaan Pemda perlu menjadi prioritas. Hendaknya politik anggran dirubah mindset-nya,” kata Sutopo Purwo Nugroho. Hal itu lantaran anggaran yang disiapkan oleh Pemprov Babel hanya 2 miliar untuk mengatasi banjir tersebut. Sebuah anggaran yang amat minim bagi wilayah setingkat provinsi. Tentu anggaran itu masih sangat kurang bila digunakan untuk penanggulangan resiko bencana.
Karena itu, tidak heran bila saat ini muncul sejumlah kalangan yang mempertanyakan pencalonan Rustam Effendi di Pilgub Babel 2017. Sebab, dengan buruknya kinerja Rustam saat ini, rasanya tidak pantas dicalonkan kembali. Untuk itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mesti berpikir ulang bila hendak mencaloklan Rustam sebagai calon Gubernur Babel 2017 mendatang. Apalagi dalam sejumlah hasil survei—meskipun dia incumbent—elektabilitasnya rendah.
Ini pula yang membuat Pengamat Politik Bangka Belitung, Ibrahim Bintang, menyebut calon yang akan diusung PDIP masih remang-remang. Ibrahim juga menyebut bahwa sampai rekomendasi DPP turun, PDIP memang mungkin masih merubah keputusan.
“Pasangan yang akan diusung oleh PDIP nampak masih remang-remang. Sampai rekomendasi DPP turun, PDIP memang mungkin masih merubah keputusan,” ujar Pengamat Politik Bangka Belitung, Ibrahim Bintang seperti dikutip media lokal baru-baru ini.