Tak Siap Kalah, Johan Murod Fitnah KPUD Babel
Bagi banyak orang, menang-kalah dalam Pilkada itu hal biasa. Namun, rupanya tidak berlaku bagi Johan Murod, timses paslon nomor urut 2 ini. Kekalahan sang calon membuatnya panik, dan sibuk mencari kambing hitam. Jurus mabok dengan memfitnah sana-sini pun jadi andalan. KPUD Babel yang terbilang sukses melaksanakan Pilgub dengan segala netralitas dan independensinya pun tak luput dari fitnah keji Johan Murod. Seolah di Babel ini, hanya dirinya sendiri Johan Murod yang mengerti hukum dan paham politik. Padahal mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di 2014 lalu saja, Johan Murod gagal terpilih.Â
Jika dilihat dari perspektif objektif, apa yang dilakukan Johan Murod ini teramat menyesatkan. Karena Johan Murod tak lebih dari seorang tukang tanggok yang merusak tatanan demokrasi di Babel. Akibat sikapnya yang tak siap kalah dalam kompetisi berdemokrasi. Padahal PDI Perjuangan selaku pengusung paslon nomor 2 sendiri, sudah terang-terangan legowo atas hasil Pilgub Babel ini.
Maling Teriak Maling
Entah lupa atau sedang mengalami gangguan saraf otak, Johan Murod seperti hilang ingatan melaporkan dugaan money politics saat Pilkada telah usai. Padahal publik Babel sendiri tahu, satu minggu menjelang pencoblosan, Panwaslu dibeberapa wilayah betapa banyaknya mengamankan dugaan kampanye hitam dan money politic (puluhan karung beras, sarung, sembako dan uang) yang dilakukan oleh timses/pendukung paslon nomor urut 2. Calon yang menjelang hari pencoblosan, didukung penuh oleh Johan Murod.
Lalu dimana Johan Murod saat itu? Kenapa dia tidak muncul ketika money politics tengah masif dijalankan para timses no 2? Atau justru kala itu Johan Murod sebagai bagian dari operator money politics itu sendiri? Yang jelas kemunculan Johan Murod menjadi pahlawan kesiangan di Pilgub ini, mengisyaratkan satu hal penting yakni, apa yang dilakukan Johan Murod sangatlah sarat kepentingan dan punya motif mencari keuntungan pribadi.Â
Apalagi jika dirunut ke belakang. Sebelum mendukung Rustam - Irwansyah, Johan Murod adalah pendukung Yusron-Yusroni. Misalnya, bukan hal asing lagi Johan Murod kerap memuja-muji Yusron sebagai sosok cerdas dan pantas memimpin Babel. Namun, seminggu menjelang pencoblosan, dukungan Johan Murod pun berpindah ke Rustam-Irwansyah. Maka otomatis pula semua pujaan ke Yusron tersebut dialihkan ke Rustam. Sebagai awam, tak perlu susah kita mengartikan, apa maksud tindakan kutu loncat Johan Murod ini. Yang jelas dalam politik tidak ada makan siang gratis. Maka maju tak gentar membela yang bayar adalah konsekuensi logis yang harus ditunaikan seorang Johan Murod.
Pada akhirnya, ternyata menjunjung tinggi sportifitas dan sikap fair play dalam Pilkada adalah hal sulit dilakukan oleh seorang opportunis atau pelacur politik sekelas Johan Murod. Habis Yusron, terbitlah Rustam. Dan kini otak liciknya masih terus berjalan mencari celah peluang mendulang keutungan pribadi, baik berpundi rupiah maupun proyek yang bisa menghasilkan rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H