Mohon tunggu...
Andriek M. Prayoga
Andriek M. Prayoga Mohon Tunggu... lainnya -

Tukang Ngimpi di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Bukan Menulis Tapi Mengetik

28 Juni 2012   19:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Kalaupun Jari Jemari Ini Tak Lagi Mampu Bergerak; Paling Tidak Masih Ada Otak Dan Mulut Yang Mampu Bergerak Bukan?

Untuk awalan, saya hanya ingin mengucapkan ‘Selamat Datang Kembali’ kepada kerlipan pointer yang menitiku untuk menghembuskan apa yang ada dalam setiap kotak otakku. Terlalu lama mungkin, hingga saya merasa sangat kaku sekali saat saya harus berhadapan lagi dengan kerlipannya dan segala keluh yang ada di setiap inch susunan otak. Maaf,, Saya hanya ingin menyentuhmu dengan ketukan keyboard yang memunculkan setiap rasa dan karsa hingga mendekati realitanya. Terkesan sangat kaku sekali, sama seperti saat saya ingin mengungkapkan rasa kepada sang pujaan. Yah… kepada sang pujaan.

Kembali menulis,, ah… bukan.. ini bukan menulis… ini mengetik.. kalau menulis kita butuh sebuah pulpen/pensil dan selembar atau berlembarlembar kertas… saya sendiri sebenarnya enggan memetakakan dan menganggap apa yang sedang saya lakukan ini adalah sebuah tindakan menulis. Ini bukan menulis tapi ini mengetik. Dan akhirnya saya putuskan kalau sekarang ini saya akan kembali ‘mengetik’ bukan ‘menulis’ seperti yang biasa orangorang anggap.

Oke kembali mengetik, Entah kenapa saya begitu merasa ingin mengetik hari ini, bukan sekedar mengisi kekosongan atau sebuah pembelaan semata, tapi saya hanya ingin melakukan apa yang ingin saya lakukan hari ini. Ingat, ini bukan sebuah tulisan, tapi sebuah ketikan. Terlalu lama vakum dalam kubangan kamar ternyata membuat jari ini ingin menarinari lagi diatas keyboard PCku dulu. Mengetik ulang lagi apa yang telah saya tulis di selebaranselebaran kertas yang terkadang saya sendiri tak pernah tahu apa maksud dari tulisantulisan itu. Yah.. bukan bermaksud untuk absurd tapi memang begitulah adanya, terasa mengalir begitu saja; dan itulah yang aku rasakan sekarang. Di hadapan kerlipan kursor dengan jemari yang menari mengetuk setiap huruf yang tertanda di posisinya masingmasing, serasa begitu mengalir saat saya sendiri sedikit mencoba untuk menuangkan apa yang ingin saya ketik saat ini. Yah.. ini bukan menulis seperti yang biasa kita lakukan diatas kertas yang penuh dengan coratcoretan pulpen. Ini mengetik saya bilang…

Entah kenapa orangorang berpikir saat mereka menarikan jemarinya diatas sebuah keyboard lalu itu mereka sebut dengan menulis. Saya sebenarnya disini hanya ingin protes kenapa sih harus bilang yang sedang saya lakukan ini adalah menulis, ini bukan menulis ini mengetik saya bilang. Dan saya sendiri tak ingin lagi mencampur adukkan sebuah tindakan menulis dan mengetik. Karena kedua tindakan itu, menurut saya, mempunyai perbedaan yang sangat jelas, tapi apakah hanya karena mereka memiliki esensi yang sama lalu kita sematamata menyebut dua hal yang berbeda itu dengan sebuah kata ‘menulis’ hanya karena keduanya memiliki esensi yang sama. Ah.. tidak saya nyatakan tidak… karena saya anggap menulis adalah dimana kita bisa menuangkan apa yang ingin kita tuang dalam selembar atau berlembarlembar kertas menggunakan sebuah pulpen hingga terbentuk sebuah teks. Sedang mengetik itu sendiri, adalah sebuah tindakan dimana kita tak perlu menggunakan sebuah pulpen dan lembaran kertas untuk menuangkan apa yang ingin kita tuangkan, dalam bentuk sebuah teks. Sama sama memproduksi sebuah teks, tapi mereka berproses dengan cara berbeda.

Sekali lagi apa yang sedang saya lakukan sekarang ini bukanlah menulis tapi mengetik, dan mengetik itu bukan menulis tentunya…

Selamat Mengetik KawanKawan……. :D


Ah… Tidak,,,, Ternyata Jemariku Masih Bisa Bergerak Menari Dengan Sendu Walau Tak Merdu Dan Terlalu Kaku Karena Memang Tak Lentik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun