Mohon tunggu...
Andriek M. Prayoga
Andriek M. Prayoga Mohon Tunggu... lainnya -

Tukang Ngimpi di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Fairytale Part 5"

23 Juli 2011   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam hembusan sinar sang surya
Kelopak sang rembulanpun terkelupas jatuh berhamburan ke bumi
Mentaripun terkadang masih sempat saja tuk tersipu
Dan Rembulanpun juga bisa tegas dalam saatnya

Engkau pasti mengetahui mengapa
Para kurcaci masih saja memilih tuk bersembunyi
Di tengah rimbunan hutan Neverlanda
Yang pekat dan mungkin juga keramat
Keramat bagi kita

Dan tahukah engkau saat mereka menyadari keberadaan kita
Mereka memilih tuk berlari dan terus berlari menujuh jantung hutan itu
Dan ketika mereka sudah terpojok akan kita,
mereka terpaksa harus melawan

Dan mereka dengan terpaksa pula mengucap mantra terlarang itu.......

Survey the heaven and let them open
Through the radiance of the heavens' countless stars
Make thyself known unto me
Tetra Biblos, the one with the dominion over the stars
Release thine aspects, a gate of perfect malevolence
By the eighty-eight signs of the heavens
Shine Urano Meteoria

Seketika pendaran cahaya itu menerpa kita
Sinar yang butakan mata
Hingga kita tak lagi mampu memandang
Sekeliling kita bahkan tubuh kita sendiri
Tak sadarkan diri, lemah, tak berdaya
Tapi tak mati................................................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun