Setelah sekian lama mengikuti sepak terjang yang menamakan dirinya sendiri pakar di bidang telematika tanpa ada pengakuan secara de facto tentang tulisan atau publikasi yang disetarakan dengan kepakaran sebidang. Â Saya sedikit tergelitik ulah Pakar ini dari analisis Mp3 sampai gambar spesialis porno dengan bantuan software. bagi orang awam analisis seperti ini sangat lah mudah, tidak perlu harus menjadi pakar. Â yang menjadi pertanyaan bagaimana bung RS ini menentukan probabilities nilai statistik itu palsu atau asli dari data gambar. Misalnya tentang gambar apakah paham betul mengenai Image proccessing dengan sekian metode analisis matematis. atau MP3 adakah metodologi sound proccessing untuk pengenalan suara. hal ini jauh dari akal sehat sebagai pakar.
Lebih tergelitik lagi ada mengenai hal signal proccesing pada alat-alat penerbangan pesawat Sukhoi. Â Benarkah Bung RS pakar gadungan ini mengerti betul teory tentang Friss Model, Anttena, Power Transmission, Multipathloss dan scattering. Dengan hanya menyebutkan frequency saja, bung RS bisa di sebut pakar telematika. Sekali lagi apa metodologynya dan apa algoritmanya. Sebuah alat seperti beacon/pemancar memiliki algolritma untuk menentukan posisi yang optimal jika terjadi halangan. algoritma ini teruji mendapatkan halangan atau bahasa matematika gelombangnya adalah lambda. Â Karena sifatnya long range transmission. jangkauan tanpa hambatan bisa mencapai 5 Km, algolritma pada alat alat komunikasi sudah memperhitungkan halangan. optimasi transmission bisa diperoleh.
Ah. mungkin masyarakat kita tertipu oleh kepakaran gadungan ini. tidak teruji secara akademis. pakar identik dengan gudangnya pengetahuan yang spesifik dan terlahir dari pengakuan dari beberapa manusia di dunia yang sejenis dalam bidangnya.
Benarkah Roy Suryo Ini Pakar. sudah pasti jawabnya BUKAN. Memalukan