alumni SMK menemukan cara baru dalam mengembangkan hobinya. Salah satunya adalah hobi memasaknya yang dikembangkan dalam bentuk bisnis makanan. Inilah kisah Nadiyatuz Zahra, seorang alumni SMKN 1 Pekalongan yang kini sukses membangun bisnis cookies bernama Sweetdish Bakery melalui hobi memasaknya.
Dalam dunia digital yang memberikan banyak kemudahan ini, menjadikan seorangDari sekedar iseng-iseng bereksperimen membuat cookies di dapur dan mendapat respon positif dari keluarganya, Nadiya mulai percaya diri membuatkan cookies untuk temannya yang pada saat itu sedang berulang tahun.
“Saya memang ada hobi memasak dan kebetulan saya alumni SMK tata boga juga, ya awalnya saya iseng membuat cookies di dapur karena pada saat itu hari Minggu COVID-19 dan keluarga juga sedang berkumpul di rumah. Kemudian saya mendapat respon positif dari keluarga yang membuat saya berniat membuatkan cookies untuk teman saya yang sedang berulang tahun, niatnya untuk hadiah.” Jelas Nadiya pada saat diwawancarai Rabu, 9 Oktober 2024 pukul 17.00 WIB.
Perjalanan Nadiya tidak hanya berhenti di situ saja. Setelah temannya mencicipi cookies buatannya, respon positif muncul sebagai bentuk apresiasi dan kejujuran temannya mengenai rasa cookies yang ia buat sendiri. Hingga akhirnya temannya menyarankan untuk mengoptimalkan peluang usaha di tengah-tengah COVID-19 dengan mengoptimalkan potensi memasaknya dan memanfaatkan peluang melalui kemudahan era digital melalui penjualan di sosial media.
Mulai dari menawarkan varian rasa cookies yang sederhana, yaitu classic cookies kepada konsumen remaja dan sukses melebihi target penjualan awal, bisnis Sweetdish Bakery tersebut mendapat berbagai saran yang membuat Nadiya harus mengoptimalkannya agar Sweetdish Bakery dapat dikenal banyak orang.
Kini, Sweetdish Bakery tidak hanya terdapat varian rasa cookies yang sederhana saja, tetapi sudah menambah varian rasa baru yaitu monster cookies, red velvet cookies, triple chocolate cookies, matcha, s'mores cookies, dan purple cookies yang menjadi daya tarik konsumen.
“Rasa cookies, visualisasi, dan kualitasnya merupakan hal yang penting bagi saya. Berbagai masukan dari konsumen sudah seharusnya saya terima dan saya jadikan pembelajaran, serta saya mengoptimalkannya sebagai bentuk peluang baru.” Ujar Nadiya.
Semakin hari, berkat kegigihan Nadiya dalam berbisnis, cookies Sweetdish Bakery mendapatkan banyak pesanan dan mendapat saran untuk membuka usahanya secara offline. Hal tersebut membuat Nadiya mantap melanjutkan bisnisnya dan mencoba menjual cookiesnya di toko-toko dekat rumahnya, car free day, hingga membuka bazar di acara-acara sekolah. Kesuksesan tersebut tentunya membuat alumni SMK ini kewalahan jika mengerjakannya sendiri karena harus menerima berbagai pesanan yang masuk.
“Saya juga sempat kewalahan berbisnis sendiri, sampai akhirnya saya merekrut orang yang bisa bantu-bantu saya untuk packing, branding di sosial media seperti instagram, facebook, whatsapp, atau untuk delivery pesanannya karena yang memesan cookies tidak hanya dari dalam kota saja, tetapi ada juga yang memesan dari luar kota dan itu cukup membludak yang membuat saya kurang menyanggupi jika mengerjakan sendirian.” Ungkap Nadiya.