Orang Katolik? Berpuasa? Di bulan Ramadhan? Ya. Anda tidak salah baca. Pada hari ini, 14 Mei 2020, puasa tidak hanya dijalankan oleh orang Muslim, melainkan juga oleh pemeluk agama Katolik.
Pemimpin terbesar umat Katolik, Paus Fransiskus, mengumumkannya pada tanggal 3 Mei silam, selepas memimpin doa sore di Vatikan.
Lantas, apa tujuannya? Tidak lain adalah sebagai bentuk mati raga sekaligus meminta pertolongan dari Tuhan sendiri dalam pandemi Covid-19 yang mendera dunia saat ini.
Sebenarnya tidak hanya umat Katolik yang diajak untuk berpuasa pada hari ini. Paus yang bernama asli Jorge Bergoglio ini juga mengajak penganut semua agama untuk menjalankan doa, puasa, dan karya amal pada hari ini.
"Dan karena doa adalah nilai yang universal, saya telah menerima proposal Komite Tinggi untuk Persaudaraan Umat Manusia supaya penganut semua agama bergabung secara spiritual pada tanggal 14 Mei dalam hari doa, puasa, dan karya amal, untuk memohon kepada Allah agar membantu umat manusia mengatasi wabah coronavirus ini," bunyi pernyataan lengkap Paus kala itu.
Dilansir dari Tempo, Imam Besar Al Azhar di Kairo, Ahmad Al-Tayeb menyambut itikad baik ini. Al-Tayeb  pun mengajak seluruh orang di dunia untuk berdoa dan melakukan kerja amal.
"Ini akan menjadi yang pertama kali bahwa seluruh manusia disatukan untuk satu tujuan: berdoa bersama, sesuai keyakinan mereka masing-masing memberikan bukti bahwa keyakinan mempersatukan, bukan memecah belah," tulis salah seorang warganet di akun Facebook Al-Tayeb.
Tak hanya Imam Besar Al Azhar, para pesohor dunia pun berlomba memberikan dukungan mereka terhadap aksi ini. Beberapa di antaranya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Lebanon Michel Aoun, bahkan Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres.
Â
Menanggapi seruan Paus Fransiskus, Gereja di seluruh dunia berinisiatif memberikan pedoman praktis dalam pelaksanaan hari doa, puasa, dan karya amal kali ini.
Di Keuskupan tempat saya tinggal, Keuskupan Agung Semarang, Uskup Agung Mgr. Robertus Rubiyatmoko memberlakukan ketentuan puasa Katolik pada hari ini, yang dapat dilanjutkan pada hari-hari selanjutnya.
Berbeda dengan puasa yang diimani oleh saudara-saudara Muslim, puasa umat Katolik memang sedikit lebih ringan. Kami, hanya diharuskan makan satu kali dalam sehari tanpa ada larangan untuk minum. Puasa dengan cara ini biasa kami lakukan dua kali dalam setahun, yakni pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagai bentuk matiraga.
Karena hanya makan sekali dalam sehari, tentu ada sebagian dana yang tidak terpakai. Dana inilah yang diharapkan dapat disalurkan untuk karya amal, terutama untuk membantu saudara-saudara yang terdampak COVID-19. Â