Desa Pejambuan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan "Kelas Remaja" oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Lambung Mangkurat (PSKM FKIK ULM) 2024. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jum'at, Â 12 Juli 2024 sebagai bagian dari program Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) tahap II dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan remaja putri melalui edukasi mengenai anemia dan pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Anemia pada remaja putri berdampak serius pada kesehatan,sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan, konsentrasi belajar, dan daya tahan tubuh. Desa Pejambuan menjadi fokus intervensi karena rendahnya tingkat kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD dengan angka kepatuhan hanya mencapai 51,72%, serta belum terdapatnya program dari desa yang berfokus pada kesehatan anemia bagi remaja putri. Data cakupan kepatuhan konsumsi TTD tersebut didapatkan saat tim kelompok melaksanakan diagnosa komunitas pada PBL 1 di Bulan Januari. Oleh sebab itu, "Kelas Remaja" hadir sebagai solusi untuk meningkatkan pemahaman remaja putri tentang pentingnya konsumsi TTD demi pencegahan anemia.
Kegiatan ini melibatkan beberapa tokoh masyarakat, termasuk Bapak Muhammad Taupik, SH., sebagai pembakal Desa Pejambuan, Ibu Rif'ah selaku sekretaris BPD yang membantu menyebarkan undangan, Ibu Eka selaku Bidan Desa yang memfasilitasi tempat pelaksanaan kegiatan di Poskesdes Desa Pejambuan, serta aparat dari Desa Pejambuan.
Selain itu, program Kelas Remaja mendapat dukungan penuh dari kampus, desa, dan Puskesmas Sungai Tabuk I. Rangkaian kegiatan dalam Kelas Remaja mencakup edukasi kesehatan kepada remaja putri dari RT 01, 02, dan 03. Puskesmas juga melakukan pengecekan kadar hemoglobin pada remaja putri untuk mengetahui status anemia mereka. Di samping itu, mahasiswa PBL Kelompok 5 memberikan materi terkait anemia yang mencakup pemahaman mengenai gejala, dampak, dan langkah pencegahan anemia, serta pentingnya asupan gizi seimbang. Para remaja putri juga diberi booklet dan tabel ceklis konsumsi TTD yang berisi informasi tentang anemia dan manfaat TTD sebagai panduan untuk dipahami lebih lanjut di luar kegiatan. Selain itu, tim juga membentuk kader kesehatan dari kalangan remaja sebagai agen pemantauan, dengan tujuan membantu memastikan keberlanjutan konsumsi TTD di antara remaja desa.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan cakupan konsumsi TTD dan menjadi upaya jangka panjang dalam mengatasi masalah anemia pada remaja putri. Kader remaja tidak hanya berperan sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendamping sebaya yang memberikan edukasi dan motivasi bagi teman-temannya untuk tetap rutin mengonsumsi TTD. Dengan peran aktif mereka, diharapkan kesadaran para remaja akan pentingnya menjaga kesehatan melalui konsumsi TTD semakin meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H