Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

kerja Engga Boleh Duduk, Lelaki Disudut Lobby Itu?

19 April 2015   18:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki perkasa di sudut lobby itu ?

[caption id="attachment_361606" align="aligncenter" width="491" caption="karyawan hotel di kota kecil purwokerto_koleksi pribadi"][/caption]

Siang yang cukup terik hari itu disebuah pusat kota kecil (purwokerto) ada satu fasilitas komersil yang bagi sebagian masyarakat kita mau masuk aja takut, apalagi kalau mau stay mencoba tidur apalagi mandi di rumah yang megah (hotel) berbintang tiga kalau tidak salah, tapi ada satu cerita yang cuku miris, dan membuat saya cukup terheran-heran.

Untuk ke 3 kalinya saya masuk kebetulan saya satu dari team penggembira pada kegiatan yang dikemas cukup menarik dan ditempatkan di rumah yang megah yang katanya bagi masyarakat desa itu hotel bintang tujuh (seperti merk obat sakit kepala) alias bisa berdampak bagi yang belum terbiasa menjadi pusing.

Jelas pusing kalau tidak cukup tebal dompetnya jangan berani-berani masuk, tapi kalau buat pembelajaran mengenal kehidupan hotel menurut saya boleh-boleh saja yang penting tetap pakai aturan main yang ada.

Dunia hotel identik dengan dunia gemerlap lantas apa arus perputaran kehidupan di dalamnya juga segemerlap yang kita bayangkan? Tidur kasur empuk mau di kamar yang paling atas tinggal beri salam “assalamu’alaikum” dan jangan lupa pencet tombol lemari bajanya (lift) pasti terbuka dan siap mengantar kita mau kemana.

Layanan tekhnologi mudah, makan enak dan mahal tentunya bagi yang belum terbiasa seperti saya, tapi ada kalanya sesekali ajaklah keluarga, kerabat untuk singgah mengenal dunia hotel berbintang 7 yang bisa membuat kita demam karena terlalu dingin buat kebanyakan kita yang terbiasa dengan AC alami pemberian Tuhan kita.

Keamanan katanya terjamin karena dipantau CCTV disetiap penjuru ruang, jadi jangan sekali-kali berbuat yang aneh-aneh, oh iya ada yang terlewatkan fasilitas layanan karyawan-karyawati pasti dan tentunya ramah-ramah, karena kita dianggap tamu atau boleh berbangga seperti raja, yang mau apa aja tinggal hay, halo atau minta tolong sama mereka sebut saja para kuli atau karyawan yang sedang beradu nasib hidupnya menjadi lebih baik.

Dunia kerja memang segala macam cara pasti di desaind sedemikian rupa, positif saya si owner pasti sudah banyak mempertimbangkan resiko untung ruginya.

Sistem bekerja yang diberlakukan pun pasti berbeda-beda, apa lagi mereka yang sebut saja sebagai cleaning servis, dan yang saya cukup terkaget-kaget, kebetulan di kali pertama ada 1 karyawan namanya (AI) kebetulan kemarin dulu peserta didik saya di pendidikan non formal dan dia hanya lulusan Paket C setara SMA dan sekarang bekerja di 1 hotel berbintang 7 yang membuat kebanyakan masyarakat kita pusing, dan sekarang AI bekerja dengan model kadang terjadwal ship pagi, siang, bahkan malam yang penting katanya waktunya 8 jam harus rooling dengan karyawan yang lain.

Sedikit banyak ngobrol karena saya sudah kenal, saya berani bertanya, mas njenengan sini temani saya di lobby duduk, jawabnya pungkas saya kerja ngga boleh duduk pak, saya pun sempat terkaget dan bertanya kembali, kenapa ? ya memang saya kerjanya berdiri, harus stan by di pojokan lobby ini tapi bukan satpam bukan juga resepsionis, lalu apa job kerja kamu pikirku?

Meja bar panjang 1 meter itu sebagai alas bersandar kedua tangannya, sesekali kepalanya pun disandarkan karena pasti ngantuk, capek, kakinya barangkali banyak semutnya, karena 8 jam coba bayangkan harus berdiri terus, paling juga katanya pergi ngantar tamu datang, dengan selingan hiburan ada orang bertanya seputar fasilitas hotel, selebihnya kerjanya mengawasi di satu tempat dan tidak boleh pergi-pergi kalau tidak ada yang minta pertolongan.

Kerja memang itu pilihan, barangkali itu resiko dia dan karyawan yang lain untuk mengadu nasib hidup yang lebih baik.

Lantas, ya mari kita terus belajar ketika melihat kehidupan ini memang harus dari sudut pandang yang banyak, jangan hanya semisal melihat dunia hotel yang gemerlap identik dengan sesuatu yang mewah, tapi yang membuat nuansa mewah, mereka banyak yang sedang berjuang untuk bertahan sampai 8 jam terus berdiri jangan sampai pingsan apalagi kabur dari tanggungjawabnya.

Dan semoga para pejuang kehidupan (karyawan-karyawan itu) diberi kemudahan rejeki dan diberi kekuatan untuk menjalani ujian hidup ini, oh iya saya tidak memberanikan diri berapa gajinya mereka yang kerjanya tidak boleh duduk alias seperti patung di pojok lobby itu. Dan menurut saya pasti dan harus standar diatas UMR ataupun UMK dan semoga para pengusaha dan owner hotel segera mengevaluasi aturan main karyawan-karyawannya yang bekerja tapi tidak boleh duduk, kasihan kan. Walaupun itu tujuannya baik, tapi sekalilagi rasa kepedulian sosialnya dipertanyakan, masa tidak dikasih kursi untuk tempat duduk, coba kalu sakit, pingsan dan kemudian masuk rumah sakit, kan pihak hotel juga yang repot.

Ternyata dibalik kebahagiaan tak selamanya bahagia, semoga ini bagian dari empaty ketika kita masuk dan menggunakan fasilitas hotel untuk lebih ikut menjaga perasaan para team sukses yang membuat nyaman hotel alias para kuli-kuli pejuang kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun