Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Hari Tani

26 September 2016   22:17 Diperbarui: 26 September 2016   22:34 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini hari tani bukan hari tanu, kalau yang ini Soedirman mengabdi jilid ke-4, Puluhan Mahasiswa Fakultas Hukum dari Universitas Jenderal Soedirman datang menyambangi kampung di pinggir hutan, kegiatan yang dihelat bekerja sama dengan kelompok tani ternak (Park Farmer PAKIS) merupakan kelompok yang berada di bawah naungan tanggungjawab  Kampung Madrasah dan Pesantren “PAKIS” di Kampung Pesawahan Gununglurah Kecamatan Cilongok, kegiatan yang mereka dedikasikan untuk menjalankan tujuan dari Tri Darma Perguruan Tinggi, salah satunya pengabdian kepada masyarakat.

Mari belajar dari pak Darso (65 tahun) bapak dari 12 anak yang sudah puluhan tahun mampu hidup dikampung pinggiran hutan. Pagi itu (24 September 2016) berasa hidupnya lebih bermakna, ketika selama ini bergelut dengan cangkul untuk menopang kelangsungan hidup keluarganya, begitu terasa ilmu yang dia miliki, karena apa yang selama ini ia lakukan menjadi berbeda ketika dihadapkan pada momen apresiasi atas hari tani.

Mereka yang notabenya para calon lawyer pun mau dan mampu, out of the box karena menjadi mahawiswa bukan berarti hanya bisa kritis dengan pemerintah, atau selesai pada label yang melekat sebagai agen of change,tapi mereka juga harus peka terhadap lingkungan.

Hari pertama, mereka menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang pada umumnya berprofesi sebagai petani.

Memulai dengan ikut berbaur dengan aktifitas warga kampung bahkan bermain peran sebagai petani.

Pagi itu pukul 07.00 mereka pun sudah berada di rumah-rumah warga yang akan dijadikan sumber belajar, ya mereka yang akan belajar mengerti betapa heroiknya perjuangan para petani ternak, mereka pun menggantikan kebiasaan warga, mulai dari mencari pakan hijauan ternak di hutan lereng gunung slamet selama setengah hari hingga melihat kondisi ternak warga dan memberi pakan kambing.

Mahasiswa belajar dari pak Darso (65 tahun) bapak dari 12 anak yang tinggal dikampung Karanggondang Desa Sambirata Kecamatan Cilongok Banyumas, pagi itu (24 September 2016) berasa hidupnya lebih bermakna, ketika selama ini bergelut dengan cangkul untuk menopang kelangsungan hidup keluarganya, begitu terasa bermanfaat ilmu yang dia miliki, karena apa yang selama ini ia lakukan menjadi berbeda ketika dihadapkan pada momen apresiasi atas hari tani.

Mahasiwa belajar menjadi petani tanaman palawija,hortikultura, memulai dengan memperhatikan penjelasan pak Darso,  pertanyaan yang terlontar kepada mashasiswa sapa sing ora butuh petani?(siapa yang tidak butuh petani) ungkapnya, mahasiswa terbelangak, dan kompak menjawab, kita semua membutuhkan petani pak, ungkap Farelyang kebetulan bapaknya seorang polisi, kemudian menambahkan ucapannya, itulah kenapa saya bersama teman-teman berani datang ke kampung bapak, karena kami sangat mengapresiasi perjuangan seorang petani, karena petanilah kita bisa hidup, dan karena petanilah kita bisa terus belajar dan saling membelajarkan. Jadi, lanjut Hendri selaku ketua panitia Soedirman Mengabdi Jilid ke-4, tolong ajari kami, kenalkan kami, untuk bisa mengerti dan memahami betapa hebatnya menjadi seorang petani pak, sambil membuang mukanya kearah kawan-kawannya.

Pak Darso ditemani pak Budi (mereka adalah orang tua siswa yang belajar di MTs PAKIS), bergegas mengambil cangkul yang sudah ada didepannya, dan berucap kados niki carane nyekel pacul mas/mba.. (begini cara memegang cangkul mas/mba), diteruskan dengan memberi contoh praktek dan kemudian serentak puluhan mahasiswa pun mengambil cangkul dan pancong yang sudah disiapkan.

Belajar itu melakukan, ayo mahasiswa Indonesia kerja nyata! saatnya mahasiswa turun kemasyarakat, karena masyarakat petani-lah sumber belajar untuk kehidupan Indonesia menjadi lebih baik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Closing ceremony bukan berarti selesai, mari memulai babak baru Soedirman mengabdi terus berbakti untuk ibu pertiwi, 500 an bingkisan sembako pun menyasar masyarakat 3 kampung pinggir hutan, ya hanya sekedar berbagi bukan untuk memanjakan mereka untuk terus menerima bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun