[caption id="attachment_334559" align="aligncenter" width="614" caption="pak taco botema_dari nederland juga mengajak menanam di kampung pinggir hutan_koleksi pribadi"][/caption]
Menanam itu gampang-gampang susah, benarkah ?
Kenapa susah, karena kita enggan melakukan, dan ga mau tau, belum lagi karena sudah latahnya kita membiarkan sumber daya alam ini kita eksploitasi tanpa berpikir sejenak bagaimana nanti warisan anak cucu kita, kalau kita terus membiarkan alam kita yang tumbuh pesat bukan pohon-pohon yang mampu menopang kelangsungan hidup jauh kedepan, tapi yang tumbuh perumahan-perumahan di atas lahan sawah dan ladang penopang masa depan, belum lagi hutan kita yang semakin menyempit karena kurang seimbangnya pengelolaan hutan kita, karena yang ada hanya ekspolitasi kurang berpikir konservasi. Tapi mari kita yakini betul bahwa Indonesia harus terus kita jaga dengan kita peduli pada lingkungan terdekat kita.
Sebuah refleksi dan bagian dari kampanye, kalau kita masih menginginkan Indonesia lebih hijau maka menanamlah, kalau untuk Indonesia belum bisa, mari menanam untuk merubah Provinsi kita, kalau belum bisa juga mari menanam untuk merubah kabupaten kita, kalau belum bisa lagi, mari menanam untuk kecamatan kita, kalau belum bisa lagi, mari menanam untuk desa kita, dan kalau belum bisa lagi, mari menanam mulai dari keluarga terdekat kita, dan kalau toh itu juga belum ada kapasitas maka marilah menanam untuk diri kita, untuk kelangsungan hidup kita kedepan, karena menanam sekarang investasi masa depan.
Coba tengok sudahkah lingkungan tempat tinggal kita banyak tananam, nda harus banyak-banyak, mulailah menanam tanaman hortikultura di dekat kita, bisa pakai bahan limbah setengah pakai, bisa pakai polybag, atau sedikit kita cangkuli lahan yang nda cukup lebar dekat tempat tinggal kita.
Buat yang masih punya lahan kosong, kebun atau yang deket dengan hutan kita, deket dengan sungai, ayo menanam tanaman bambu, karena bambu bagus untuk konservasi, dan alangkah lebih indah bambu yang kita tanam jenis bambu gading kuning, kenapa cina terkenal dengan negara tirai bambu, ya barangkali karena hampir disetiap sudut terlihat jelas bambu menghiasi apik dan indahnya lagi rebung dari bambu itu juga memiliki nilai ekonomis yang bisa menopang keberlangsungan ekonomi, karena itu lah kita juga sedang memulai menanam tanaman bambu species bambu gading kuning.
Sebagai bentuk dedikasi dari desa hutan untuk Indonesia, mari sukseskan bulan ini (november tepatnya 28 november sebagai bulan menanam untuk Indonesia). Mari menanam untuk menambah pasokan debit air bersih kita, untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita.
Baiknya menanam ketika mulai musim penghujan datang, ya pada bulan ini November hujan mulai turun mengguyur negeri ini, dan jangan lupa tanamlah tanaman yang kira-kira memiliki sisi kebermanfaatan di lingkungan dan tentunya pas dengan kondisi geografisnya.
Pagi hari atau sore hari itu waktu yang lebih tepat untuk menanam, dan jangan lupa menanam memang pekerjaan yang mudah, sudah barang tentu yang harus kitaperhatikan bagiamana tindak lanjut pemeliharaannya sampai pada proses pembaruan tanaman.
Semoga november bukan hanya sekedar bulan ceremonial menanam habis itu sudah, tapi mari kita jadikan bulan menanam di Indonesia ini kita jadikan ruh pembangunan Indonesia lebih hijau, untuk Indonesia tetap lestari sampai kapan pun.
Salam menanam untuk kehidupan.
Indonesia Menanam
(lagu persembahan relawan boarding school mbangun desa)
Ayo semua kawanku kita menanam
Tanam tanam tanam
Ayo semua menanam
Ayo semua kawanku kita menanam
Tanam tanam tanam
Indonesia menanam
Reff
Indonesia-ku jadi hijau dan lestari
Indonesia-ku jadi subur dan indah
Ayo menanam mulai sekarang
Menanam untuk bumi kita
Subur indah lestari Indonesia-ku
Video bisa diunduh di link : http://www.youtube.com/watch?v=Xya5wGxxjOQ
Video klip di ambil : di kampung pesawahan desa gununglurah kec.cilongok kab.banyumas jawa tengah Indonesia (kampung yang sedang kita mimpikan menjadi kampung wana agrowisata).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H