Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pelajar Mati??? Pelajar Mempelopori???

17 November 2014   22:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ayo memberikan kesempatan mereka untuk jadi pelopor bukan korban ??? Belum Genap 10 tahun banyak anak diajari naik sepeda motor ? salah siapa ??? belum 17 tahun sudah lalu lalang berlalu lintas bebas di desa, kota tanpa pengaman apalagi surat ijin mengemudi.

Memberi contoh memang gampang, tapi akan menjadi lebih berat ketika kita harus memberikan teladan pada yang lain, jadi bukan hanya contoh yang disandingkan melainkan teladan yang bisa dijadikan sosok yang baik secara obyektif dan mampu dipertanggungjawabkan tentunya.

Berlalu lintas memang bukan terjadi hanya di jalan umum saja, karena lalu lintas sebuah proses yang terjadi bolak balik, jadi itu bisa terjadi bukan hanya di kota besar saja, tapi di sudut-sudut kampung juga sudah terjadi lalu lintas yang tidak bagus. Parahnya lagi masyarakat kecil yang lebih identik bagaimana berusaha mengikuti zaman (memiliki motor) maka serta merta anaknya pun harus bisa memakai motor padahal kebanyakan mereka masih usia di bawah 10 tahun pun sudah diajari naik sepeda motor.

Usia pelajar memang usia yang mudah untuk indoktrinasi, dan juga usia yang sangat rentan untuk berubah, karena sisi kematangan otak yang masih labil bahkan lebih dominan sisi emosionalnya dari pada rasionalnya apalagi sampai pada rasa sensitifitas pada yang lain, menilik kondisi yang ada ternyata pelajar kita juga penyumbang yang besar pada angka kecelakaan bahkan kematian khususnya dalam berlalulintas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kecelakaan lalu lintas di Indonesia menjadi pembunuh terbesar ketiga di bawah penyakit jantung dan tuberculosis (TBC).

Rilis WHO tersebut sesuai dengan pernyataan Kasi Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Ditlantas Polda Jateng Kompol Nasikun, bahwa 70 persen kecelakaan di Jawa Tengah melibatkan usia produktif atau pelajar. Kasus kecelakaan pelajar semestinya menjadikan para pelaku pendidikan waspada untuk penanganan sejak dini agar angka kecelakaan dapat dikurangi.

Kecelakaan lalu lintas memang masih menjadi momok yang menakutkan bagi generasi penerus bangsa. Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011, Indonesia setiap tahunnya harus kehilangan hingga 400 ribu nyawa anak di bawah usia 25 tahun karena kecelakaan lalu lintas, artinya angka ini setara dengan 1.000 kematian remaja setiap harinya, stop angka kecelakaan dan kematian generasi bangsa, ayo beri peringatan, pemahaman, arahan dan sekaligus teladan bagi mereka.

Pelajar Celaka, pelajar juga yang harus bertanggungjawab, jadikan pelajar pelopor penggerak berlalulintas yang baik dan benar. Banyak kasus usia di bawah 25 tahun yang bisa kita jadikan pembelajaran, seperti kasus kecelakaan AQJ yang belum 17 tahun dan tentunya belum matang kognitifnya, dan wajar saja sebelum usia 17 tahun belum diperkenankan membuat SIM, lantas bagaimana caranya karena berlalulintas itu terus berjalan deras seiring waktu yang terus berjalan.

Tips mengurangi angka kecelakaan bagi generasi kita :

1.Jangan manjakan anak-anak kita yang belum genap dewasa bebas berkeliaran dengan kendaraan (motor/mobil) apalagi untuk pergi ke sekolah.

2.Anak-anak kita harus mampu dikondisikan untuk bisa tinggal di tempat yang terdekat dengan sekolah

3.Kalau bisa bayar kenapa harus gratis, mandirikan anak-anak kita untuk hemat berlalulintas dengan ikut berbagi dengan menggunakan sarana transportasi umum.

4.Bagi perusahaan atau yang jualan kendaraan bermotor, ayo mana CSR-mu, ajak masyarakat bukan hanya untuk mengkonsumsi kendaraan sebagai sarana pengantar nyawa mereka.

5.Mudahkan proses pembuatan SIM dengan tetap sesuai prosedur yang ada.

Ayo move on untuk meneladani mereka para generasi kita, ayo POLRI libatkan masyarakat untuk ikut andil menekan angka kecelakaan yang menelan nyawa pelajar-pelajar kita, ayo semua elemen masyarakat hemat energi untuk penyambung nyawa masa depan anak cucu kita dengan menjadikan pelajar sebagai objek dan subyek berlalu lintas yang benar baik di desa maupun di kota besar.

selamat berlalu lintas, semoga kita selalu diberi kesadaran dalam berlalu lintas, semoga selamat sampai tujuan...dimana pun kita berlalu lintas.

sumber lain :

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/08/30/271854/10/70-Persen-Kecelakaan-Libatkan-Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun