Manchester City telah berhasil memperbesar status mereka sebagai salah satu raksasa sepak bola dengan memborong tiga rekor serba 100 yang baru.
Namun, konsistensi dan keberhasilan klub ini tidak hanya berkat kehadiran individu yang brilian, tetapi juga gabungan kekuatan para pemain dan pelatih terbaik di dunia.
Ketika kita melihat kesuksesan Manchester City dalam beberapa tahun terakhir, tidak dapat memungkiri bahwa kepemimpinan Pep Guardiola sebagai pelatih telah berperan penting dalam pencapaian mereka.
Guardiola selalu memperhatikan kualitas pemain yang direkrut dan membentuk mereka menjadi tim yang tangguh. Sejak musim 2016-2017, anak asuh Guardiola secara konsisten berada di puncak klasemen Liga Inggris, memenangkan lima dari tujuh edisi terakhir.
Bukan hanya Guardiola yang mencetak rekor individu di Manchester City. Kevin De Bruyne juga mencatatkan prestasi sebagai pemain tercepat yang mencapai 100 assist, sementara Phil Foden menjadi pemain tercepat yang mengoleksi 100 kemenangan di ajang yang sama.
Prestasi ini membuktikan bahwa kegemilangan sang pelatih menular ke para pemainnya, yang terus meningkatkan level permainan mereka.
Kini, perhatian tertuju pada Erling Haaland, pemain muda berbakat yang menjadi buruan banyak klub. Dengan kecepatan dan ketajaman dalam mencetak gol, Haaland memiliki potensi untuk menjadi pemain tercepat yang menyumbang 100 gol untuk klub Liga Inggris.
Hingga saat ini, Haaland telah mencetak 52 gol di semua ajang musim ini. Jika ia bisa menjaga konsistensinya, musim keduanya bisa menjadi ajang kebanjiran gol, dan catatan 100 gol dapat ia capai hanya dalam dua musim.
Keberhasilan Manchester City juga menjadi tantangan bagi klub-klub lain untuk membangun tim yang sebanding. Kehadiran pemain berkualitas di skuad City telah meningkatkan level permainan tim ini secara keseluruhan.
Tim-tim lain dituntut untuk tidak hanya mengandalkan individu-individu brilian, tetapi juga membangun tim yang solid dan mentereng agar tidak semakin tertinggal.