Mohon tunggu...
tri bawonoaji
tri bawonoaji Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Saya adalah manusia biasa saja seperti yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komedi Politik Jelang Pemilu, Gak Bahaya Tah?

28 Oktober 2023   14:10 Diperbarui: 28 Oktober 2023   21:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bogor.tribunnews.com/2019/09/06/viral-komika-kiki-saputri-roasting-fadli-zon-padahal-di-indonesia-banyak-konflik-karena-beliau

Politik adalah bidang yang penuh dengan konflik, kontroversi, dan kepentingan. Hal-hal ini bisa menjadi bahan komedi yang menarik dan mengundang tawa. Tak heran jika aktivitas para politikus seringkali menjadi sumber inspirasi bagi para komedian. 

Para komedian biasa mengambil ide lelucon dari sepak terjang para politikus untuk joke-joke yang mereka bawakan di panggung. Mereka berusaha menunjukkan keanehan, kekeliruan, atau kecurangan yang terjadi di dunia politik kelihaiannya mengolah kata sehingga justru memancing tawa audiens.

Para komedian juga biasa menirukan gestur para politikus untuk menyuarakan aspirasi, kritik, atau saran secara tak langsung.

Politik dan komedi memang dua hal yang memiliki hubungan yang cukup erat. Komedi sering digunakan sebagai sarana penyalur aspirasi terhadap isu-isu politik yang sedang hangat atau kontroversial. Komedi kemudian juga menjadi sarana untuk menghibur diri dari kejenuhan atau ketegangan yang ditimbulkan oleh aktivitas politik.

Di Indonesia, komedi bertema politik tampaknya semakin populer sehingga kemudian membentuk genre tersendiri dengan sebutan "komedi politik". Penikmatnya bahkan kalangan pejabat sendiri yang bahkan menduduki jabatan-jabatan politis. Sejak jaman Srimulat sampai Stand Up Comedy, tak jarang para komedian diundang untuk mengisi jeda waktu dalam acara-acara resmi pemerintah. Sebutlah nama-nama seperti Coki Pardede, Kiki Saputri dan Pandji Pragiwaksono, adalah contoh komedian yang tak segan-segan menyindir berbagai isu politik dengan lucu namun tajam.

Tak hanya di Indonesia, di Amerika Serikat bahkan komedi politik sudah menjadi bagian dari budaya politik warganya. Acara-acara yang mengeksploitasi satir (sindiran) seperti The Daily Show dan The Colbert Report menjadi tontonan yang tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sumber berita dan informasi bagi kaum muda.  Acara lain seperti Saturday Night Live juga sering menyajikan pertunjukan politik yang menghibur dengan meniru gaya dan ucapan tokoh-tokoh politik..

Sepanjang sejarah perkomedian, salah satu tujuan dari komedi memanglah untuk memberi pencerahan tentang cara hidup di tengah situasi politis sekaligus mengkritik bagaimana ssstem kekuasaan di dunia ini dijalankan. Seorang komedian kawakan, George Carlin pernah mengatakan, "Tidak ada yang lebih dari dirinya sendiri daripada ketika seseorang benar-benar tertawa" atau dengan kalimat lain bahwa orang itu bisa dikatakan jujur hanya ketika dia benar-benar tertawa.. Komedi politik bisa menjadi cara untuk mengekspresikan diri, berpendapat, dan berpartisipasi dalam demokrasi.

Jadi antara politik dan komedi memang  saling mempengaruhi dan memberi warna. Politik menjadi sumber inspirasi bagi komedi, dan sebaliknya komedi menjadi media alternatif bagi politik. Politik dan komedi bisa menjadi teman atau lawan, tergantung bagaimana kita memandang dan menyampaikannya. Maka tidak semua isu politik bisa dijadikan bahan komedi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para komedian seperti etika, sensitivitas, dampak, dan tanggung jawab.

Menjelang pemilu serentak 2024 sekarang ini, isu-isu politik mulai marak beredar dan akan semakin masif ke depannya. Belum juga Paslon Presiden dan Wakil Presiden ditetapkan dan diumumkan oleh KPU, berbagai acara talkshow di televisi ataupun podcast di Youtube sudah ramai sekali membicarakan gerak langkah para politisi. Berbagai platform media sosialpun mulai gaduh dengan saling sindir antar pendukung paslon. Kegaduhan yang mungkin mebuat jenuh banyak orang itu justru memberi panggung bagi para komedian untuk mendinginkan suasana. Tentu saja tidak semua komedian, hanya mereka yang terbiasa membawakan komedi politik. Masalahnya untuk membawakan komedi politik tidaklah mudah. Para komedian harus pandai-pandai memilih, memilah dan merangkai kata sehingga tidak menyulut masalah. 

Di tahun-tahun politik seperti sekarang ini kita harus selalu mengingatkan agar para komedian selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kebhinekaan. Para komedian tidak boleh menyoroti aktivitas para politikus untuk menyerang, mencemooh, atau menghina pihak-pihak tertentu. Komedian juga tidak boleh menyebarkan hoaks, fitnah, atau provokasi. Komedian harus bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi dari komedi yang mereka buat. Komedi bertema politik harus tetap mengedepankan fungsi-fungsi positifnya, yaitu menghibur, menginformasikan, dan mengkritisi, menjaga harmoni dan demokrasi di masyarakat. Komedi bertema politik harus menjadi media yang memperkaya dan memperbaiki kehidupan bernegara, bukan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun