Background check atau pemeriksaan latar belakang adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang calon karyawan. Pemeriksaan ini merupakan tahapan "tersembunyi" yang berada di luar informasi lini masa tahapan tes kerja yang seringkali diabaikan oleh para pelamar kerja. Melalui HRD nya, sebuah perusahaan biasanya memulai tahapan background check mulai dari riwayat pendidikan dan pekerjaan sebelumnya, catatan kriminal, pemeriksaan narkoba, laporan kredit, sampai media sosial calon pekerja. Semua ini dilakukan agar perusahaan memiliki gambaran lengkap dari pelamar sehingga bisa memproyeksikan bagaimana sifat dan sikap calon pekerja akan bekerja kelak di perusahaan.
Background check di media sosial adalah proses untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang seseorang melalui akun-akun media sosialnya, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Proses ini bisa memberikan informasi bagi perusahaan yang ingin menilai kepribadian, minat, nilai-nilai, kemampuan bersosialisasi, dan berkomunikasi calon karyawan. Ada banyak cara untuk mengecek profil media sosial seseorang. Salah satunya adalah dengan menggunakan alamat email yang dimiliki oleh orang tersebut. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menemukan profil media sosial seseorang dengan alamat emailnya, yaitu menggunakan ManyContacts dan Lullar. Untuk menggunakan ManyContacts, diperlukan pengunduhan perluasan Google Chrome terlebih dahulu. Sedangkan untuk penggunaan Lullar, cukup dengan mengunjungi lullar.com, memasukkan alamat email orang lalu menekan tombol search", maka semua akun sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, LinkedIn, YouTube, Google Velur, WeChat dll akan ditampilkan pada layar personal komputer.
Bagi pihak perusahaan, background check media sosial bisa menguntungkan sebab bisa memberikan informasi lebih dari calon karyawan. Namun, proses ini juga bisa menimbulkan kerugian bagi calon karyawan yang merasa privasi dan hak asasinya dilanggar. Tak sedikit pelamar kerja yang tidak setuju dengan background check melalui sosial media ini. Banyak yang mengeluhkan sebab merasa privasinya telah dilanggar dan merasa tidak nyaman. Mereka merasa hidupnya seperti diawasi, sehingga tidak bisa bebas seperti sebelumnya.Â
Menurut sebuah artikel di Dictio Community, background check melalui media sosial oleh HRD Perusahaan tidaklah sepenuhnya melanggar hak privasi calon karyawan baru. HRD ingin melihat bagaimana calon karyawan bersikap di luar dan saat masih di kantor lama atau saat belum kerja. Apakah calon kandidat bermasalah dengan kantor sebelumnya hingga mempostingnya di sosial media atau tidak. Selain itu, HRD juga bisa menilai karakter kandidat melalui postingan di sosial media.
Pro-kontra soal background check media sosial ini memang tengah menjadi topik perbincangan yang menarik. Satu sisi, di jaman yang serba digital ini tentulah wajar bagi sebuah perusahaan untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Di sisi lain, bahwa ada hak-hak para pengguna media sosial tentang privasi yang dilindungi undang-undang.
Sebelum larut dalam pro-kontra tersebut, mungkin perlu juga ditelaah tentang efektivitas background check media sosial itu sendiri. Seberapa validkah informasi yang bisa diperoleh dari akun media sosial ? Dalam dunia yang telah didominasi oleh teknologi, seringkali sulit untuk membedakan antara fakta dan fiksi. Berkembang pesatnya media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dan mengkonsumsi informasi. Beberapa platform media sosial bahkan memberi kebebasan bagi penggunanya untuk memanipulasi profil, postingan dan bahkan komentarnya sewaktu-waktu. Perlu ada panduan etika yang jelas dalam melihat sejarah media sosial seseorang. Background check di media sosial hanya bisa valid jika dilakukan dengan sumber informasi yang sah, relevan, dan terpercaya.
Mungkin memang perlu ada forum-forum diskusi untuk membahas persoalan pro-kontra background checking sosial media ini. Forum yang menghadirkan Psikolog karena menyangkut dampak psikologis seseorang dan pakar hukum karena menyangkut persoalan hak asasi yang diatur oleh undang-undang. Dari diskusi tersebut diharapkan nantinya ada titik kesepakatan  bersama antar banyak pihak. Dan alangkah baiknya jika negara juga hadir demi memberikan rasa keadilan bagi warganya dengan regulasi yang tepat untuk masalah ini.
Background check di media sosial adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari di jaman yang serba digital ini. Namun, proses ini juga harus didukung dengan validitas, etika, dan dampak yang harus diperhatikan. Perusahaan perlu melakukan background check di media sosial dengan cara yang profesional, adil, dan bertanggung jawab. Perusahaan juga perlu menghargai hak dan kesejahteraan calon karyawan sebagai manusia yang memiliki privasi dan martabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI