Mohon tunggu...
Politik

Saya, Asli, Warga Desa Tegaldowo, Rembang

25 November 2016   22:29 Diperbarui: 25 November 2016   23:18 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebut saja nama saya Sutrisno, saya khawatir kalau saya menyebutkan nama saya secara jujur, nanti malah saya diteror oleh para kelompok pendemo yang mengaku warga Rembang itu.

Sampai saat ini saya masih bertanya-tanya kenapa pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang diganggu, dihalangi dan didemo oleh kelompok-kelompok itu?

Sebelumnya izinkan saya memberi kesaksian, bahwa sejak tahun 1996 di kawasan Gunung Kendeng telah ada puluhan perusahaan yang melakukan penambangan, baik secara legal maupun liar. Warga desa banyak yang diperkuli oleh praktik penambangan tradisional ini.

Di antaranya terdapat perusahaan besar yang melakukan penambangan batu kapur. Hingga hari ini, penambangan batu kapur di pegunungan Kendeng telah mencapai 5000 ton per hari. Kondisi pertambangan tradisional ini dilakukan tanpa pengawasan dan sistem teknologi lingkungan yang berkelanjutan.

Saya dulu juga bekerja di perusahaan besar batu kapur itu. Namun selama saya bekerja disana tidak pernah ada satu pun protes terkait pencemaran lingkungan. Sangat berbeda dengan kondisi pembangunan pabrik semen hari ini yang mendapat perlawanan dengan alasan menjaga kelestarian lingkungan.

Meskipun saya meyakini bahwa yang menolak tersebut adalah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, tapi jika ini dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan masalah besar. Belum lagi jika ditambah pemberitaan media yang terkesan “mengada-ada”, ini justru menambah keadaan semakin runyam.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya tidak mengerti kenapa pendirian pabrik Semen di Rembang ini dihalang-halangi. Padahal pabrik Semen yang mau berdiri ini ‘kan Semen Indonesia, Semen milik negara (BUMN).  Dibangun untuk kepentingan rakyat, lalu kenapa keberadaannya ditolak?

Padahal, saya tahu persis, Semen Indonesia membangun dan menjalankan produksi pembuatan semen secara rapi, modern dan ramah serta bertanggung jawab dalam aspek menjaga kelestarian lingkungan dan tanpa merusak mata pencaharian rakyat yang telah lama bertani di sekitar lokasi.

Terkait kekhawatiran ini, pihak Semen Indonesia juga telah memastikan tidak akan ada dampak lingkungan apapun yang ditimbulkan oleh pabrik Semen di Rembang. Jaminan yang diberikan oleh pihak Semen Indonesia ini perlu kita yakini bersama karena secara terbuka dan rasional. Selama proses pembangunannanya saja pabrik Semen Indonesia tidak memberikan dampak pencemaran lingkungan apapun. Sebab dalam pengerjaannya telah menggunakan teknologi canggih yang ramah lingkungan. Justru selama masa pembangunannya ini, Semen Indonesia telah memberikan banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan bersama.

Bagi saya, kehadiran Semen Indonesia insha Allah menjadi berkah bagi warga Rembang, khususnya desa saya Tegaldowo dan desa-desa lainnya di sekitar pabrik. Tidak mungkin pabrik semen kebanggaan nasional malah bertujuan merusak lingkungan, desa dan warganya sendiri. Hari gini, semua juga sudah serba transparan. Perusahaan tidak berani macam-macam. Semen Indonesia malah sangat terbuka untuk saran, kritik dan masukan dari kami para warga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun