Mohon tunggu...
Sekar Wijayanti
Sekar Wijayanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

fans sejati soto ayam.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Salam Sayang dari Kami, Anak-anak Ibu

22 Desember 2014   16:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14192143621003141595

[caption id="attachment_361114" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: http://fototerbaru.org/foto-tangan-keren.html"][/caption]

Hari ini tepat tanggal 22 Desember, hari dimana semua orang berlomba-lomba di social media menulis “Selamat Hari Ibu”, dan dengan puisi atau ucapan terbaiknya. Saya harap bukan sekedar tulisan yang dibaca orang selewat. Saya sedang membayangkan mereka juga membacakannya di depan Ibu langsung dan berpelukan erat sambil meneteskan air mata bahagia bersama-sama. Ah, moment dengan Ibu memang kadang terasa mengharukan. Mungkin karena saya dan Simbok (panggilan saya ke Ibu) bukan tipe yang bisa sangat dekat seperti teman dan jarang mencurahkan perasaan, jadi ada beberapa moment yang mungkin buat orang biasa, tapi buat saya ngeresep di hati. Kita juga bukan tipe orang-orang yang romantis, yang suka saling bilang “sayang deh sama Simbok” atau sebaliknya, tapi saya ingat, kalau saya pergi dari rumah, pasti telepon saya berdering-dering setiap malam, ditelpon Simbok sekedar tanya kabar ataupun tanya sudah makan atau belum. Terkadang semua terasa sangat dekat ketika kita jauh. Saya pernah memberi kado bunga sebagai hadiah ulang tahun, tanggal 25 November kemarin, malam-malam saya pulang langsung beliau saya bangunkan sambil ngasih bunga. Tebak dong beliau bilang apa? “Besok aja ya”. Dan balik tidur lagi. Setelah saya merajuk, baru deh bangun dan cium pipi sambil beliau bilang “Makasih ya. Semoga kamu jadi anak yang sholehah”. Bunga itu sampai berhari-hari ada di pojok tempat tidur. Dan saya yakin, itu membuat saya dan Simbok saya sama-sama bahagia. Ada satu hal yang saya sadari, seorang Ibu akan selalu mendoakan anaknya dan terkadang lupa berdoa untuk dirinya sendiri, walaupun itu adalah hari ulang tahunnya sendiri.

Berbicara tentang keinginan membalas kebaikan Ibu, pastinya seorang anak akan selalu berusaha melakukan yang terbaik walaupun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan tidak akan pernah cukup untuk membalasnya. Saya yakin, semua orang tua tidak pernah mengharap apapun dari anaknya kecuali melihat anak-anaknya tumbuh dengan baik dan menjadi orang yang baik. Jujur, saya tidak tahu impian terbesar Ibu saya untuk dirinya sendiri. Saya cuma tahu keinginan Ibu saya untuk saya. Ada hal yang sudah lama sekali saya impikan untuk kami. Saya ingin sekali mengajak Simbok jalan-jalan ke Bali. Kenapa harus Bali? Karena tahun kemarin saya sempat penelitian selama hampir 2 bulan di sana. Buat saya, tempat yang paling dekat, belum pernah dikunjungi Simbok, dan punya banyak obyek wisata yang menakjubkan adalah Bali. Saya ingin menunjukkan tempat dimana selama 2 bulan saya tinggal sendiri, mengenalkan kepada orang-orang yang membantu saya di sana, mengajak ke tempat-tempat favorit saya di sana, melihat kegiatan-kegiatan adat yang jauh berbeda dengan yang kami lakukan, dan banyak hal menyenangkan yang ingin saya lakukan. Saya yakin, liburan bersama keluarga akan sangat menyenangkan dan akan lebih mendekatkan kami. Apalagi tahun depan, Simbok saya sudah pensiun mengajar. Saya ingin memberi hadiah liburan menyenangkan bersama keluarga. Keinginan ini, walaupun mungkin tidak seberapa, saya tahu butuh perjuangan. Berhubung saya masih mahasiswa dan belum punya penghasilan tetap, impian ini masih sedang diperjuangkan.

Seorang Ibu akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita, anak-anaknya. Tidak pernah lupa mendoakan siang dan malam demi melihat kita bahagia. Tidak pernah lelah bekerja siang dan malam untuk mewujudkan impian kita. Ibu, yang mencintai kita setulus-tulusnya, bahkan ketika kita belum lahir di dunia. Ibu, yang bahkan rela menukar nyawanya, untuk melahirkan kita. Hanya dua ucapan yang selalu ingin saya ucapkan pada Simbok. Terima kasih atas segalanya, kami tahu hanya yang terbaik yang selalu Simbok lakukan untuk kami. Dan maafkan segala yang kami lakukan, yang menyakiti dan tidak membahagiakan. Tulisan sederhana ini, saya harap bisa membuat saya mencintai Simbok saya lebih dari sebelumnya, berusaha untuk lebih baik lagi,  lebih bersemangat untuk melakukan hal yang terbaik dalam hidup seperti yang sudah Simbok saya lakukan untuk hidup saya. Selamat Hari Ibu, semoga kasih sayang Alloh selalu tercurah pada seluruh Ibu di seluruh dunia. Salam sayang dan cinta dari kami, anak-anakmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun