Mohon tunggu...
gabriela sekar
gabriela sekar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mudah Mana Ya, Mutasi pada Sel Prokariotik atau Sel Eukariotik?

25 Agustus 2017   22:57 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:50 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya diaggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oelh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik alamiah maupun buatan. Agar suatu spesies tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun RNA. Mutasi gen hanya menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah dan susunan kromosomnya seperti yang terjadi pada mutasi kromosom. 

Mutasi gen disebut juga dengan mutasi mutasi kecil atau mutasi titik. Namun begitu tetap saja mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi -- variasi baru pada spesies. Sehingga jika mutasi gen terjadi secara terus -- menerus dan berkesinambungan, besar kemungkinan suatu saat akan muncul jenis spesies baru yang sangat berbeda dengan indukannya. Individu yang mengalami mutasi gen inilah yang disebut juga dengan mutan. 

Mutasi dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu mutasi ilmiah (spontan) yang merupakan perubahan genetik yang disebabkan oleh alam, antara lain : kosmos, sinar radioaktif, dan sinar ultraviolet. Dan yang kedua adalah mutasi induksi (buatan) yang merupakan perubahan genetik disebabkan oleh usaha manusia, antara lain penggunaan bahan radioaktif, penggunaan senjata nuklir, dan reaktor atom. Contoh konkret mutasi buatan adalah eksperiman pembuatan semangka kubus. Pada tahun 1990 an, Zentsuji, seorang petani semangka di Negeri Matahari Terbit ini melakukan eksperimen membuat semangka dengan bentuk kubus. Sebab semangka bulat akan memerlukan tempat yang lebih besar ketika diangkut dan disimpan dalam cold storage. Degan bentuk kubus (kotak), buah semangka menjadi ringkas dalam mobil box dan cold storage. Tetapi semangka kotak tidak mungkin diperoleh melalui rekayasa genetika seperti halnya menciptakan semangka tanpa biji. Maka Zentsuji pun "memasung" tiap buah semangka di ladangnya dengan kotak kaca. Karena terdesak oleh kotak kaca, maka pertumbuhan semangka tidak menjadi bulat melainkan kubus.

Itulah penjelasan mengenai sel dan mutasi. Lalu apakah sel eukariotik lebih mudah mengalami mutasi daripada sel prokariotik? Menurut saya, tidak. Sel prokariotik lah yang lebih mudah ber -- mutasi daripada sel eukariotik. Mengapa? Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel -- sel eukariotik berevolusi dari sel -- sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan -- lahan, yaitu organel pada sel prokariotik perlahan -- lahan berkembang menjadi lebih kompleks. Ini juga didukung oleh teori endosimbiotik yang menyebutkan bahwa sel prokariotik menempati sitoplasma sel inang yang berukuran lebih besar sehingga terbentuk sel eukariotik. Atau dengan kata lain, sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel yang lebih sederhana yang hidup simbiotik dengan sel inangnya. Lynn Mrgulis dari Universitas Boston mengungkapkan bahwa organel -- organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.

Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik  alamiah maupun buatan. Agar suatu spesies tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa sel prokariotik dapat ditemukan pada eubacteria dan archaebacteria. 

Dimana archaebacteria hidup di daerah yang berkadar metana tinggi, garam tinggi, bersuhu tinggi dan bersifat asam (lingkungan ekstrim) dan eubacteria hidup berpindah -- pindah atau kosmopolitan. Untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang berbeda -- beda, ada beberapa sel yang mengalami spesialisasi, dimana spesialisasi berarti penyesuaian dengan lingkungan sekitar dengan bentuk struktur khusus dan fungsi khusus yang tidak dimilki sebelumnya. 

Beberapa sel lainnya yang  tidak mengalami spesialisasi bukan berarti mereka tidak bisa melakukan spesialisasi, melainkan sel tersebut sudah adaptif atau sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Lalu mengapa sel prokariotik yang tidak sesuai lingkungan sekitar dan juga telah melakukan spesialisasi tetap bermutasi ? Kita tahu bahwa bagian -- bagian dari sel prokariotik adalah dinding sel, membran plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA dan RNA. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa sel prokariotiktidak memiliki lisosom yang hanya dimiliki oleh sel hewan dan membran inti sel yang hanya dimiliki oleh sel hewan yang merupakan sel eukariotik yang sangat berguna untuk "pertahanan sel". Apa maksudnya? Kita mulai dari lisosom.

Lisosom berasal dari kata "lyso" yang berarti pencernaan dan "soma" yang berarti tubuh. Maka lisosom adalah kantong yang berbentuk agak bulat dikelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk mencerna makromolekul. Lisosom berisi enzim yang dapat memecah (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Lisosom berfugsi untuk mencerna bahan makanan yang masuk ke dalam sel, baik secara pinositosis ("ditelan" berupa cairan) maupun secara fagositosis ("ditelan" berupa padatan). Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis, diantaranya adalah makrofage, sel  yang membantu mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dengan penyerang lainnya. 

Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru dengan autofagus. Yang berarti, jika terdapat kerusakan di inti sel (DNA), lisosom secara otomatis akan "memakan" organel lainnya dan dirinya sendiri yang mengakibatkan sel tidak dapat bermutasi karena sudah "termakan" oleh lisosom. Sedangkan pada sel prokariotik tidak terdapat lisosom yang dapat secara otomatis akan "memakan" organel dan dirinya sendiri, sehingga organel -- organel tersebut dapat bermutasi karena organel -- organel tersebut dapat "memerintah dirinya" akibat kerusakan inti sel.

Sedangkan membran inti sel mempunyai fungsi untuk menahan DNA di dalam nukleus untuk melindunginya dari zat sekitar atau benda asing. Selain itu membran inti sel juga berfungsi untuk mengatur zat yang dapat masuk atau keluar. Membran inti sel dapat ditemukan mengelilingi setiap inti yang ditemukan dalam sel -- sel hewan. Intinya, membran inti sel berguna untuk melindungi DNA di dalam nukleus dari zat eksterior. Membran inti sel mempunyai lapisan ganda yang terdiri dari membran luar yang kontinu dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang perinuklear. Kedua membran luar dan dalam terbuat dari fosfolipid, yang merupakan lipid yang mengandung gugus fosfat dalam molekul mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun