Mohon tunggu...
Sekarsari Pratiti
Sekarsari Pratiti Mohon Tunggu... -

Biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahagia Itu Makhluk Maya, Tegak, Diperbesar

26 Desember 2010   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sama seperti cinta. Mungkin bahagia adalah suatu kata yang banyak menarik perhatian orang untuk didefinisikan. Menerutmu apa itu bahagia?

Bisa jadi Anda mendaftarkan sejuta baris tentang bahagia. Tidak perlulah untuk menyebutkannya pada tulisan ini, karena setiap orang punya kriterianya masing-masing. Namun bagi saya bahagia itu benda yang maya: yang tidak memerlukan sebab-sebab khusus untuk menjadi ada. Setiap hal yang kita temui dalam kehidupan seharusnya bisa dijadikan sebagai alasan untuk berbahagia. Karena bahagia itu bukan dicari, tapi DICIPTAKAN.

Maksudnya?? Oke, coba seperti ini. Bahagia adalah bagian dari emosi/perasaan yang dirasakan oleh manusia. Sama seperti rasa sedih, terkejut, rindu, dan sebagainya. Adapun hal yang membuat kita bahagia hanyalah sebab. Hal tersebut bukanlah bahagia-nya. Seorang yang mendapat rejeki nomplok 10 milyar bisa saja merasakan bahagia, namun kemudian ia (bisa saja) akan merasa was-was dengan keselamatan harta yang diperolehnya. Lalu kemana perasaan bahagia tersebut?

Bahagia itu cukup dengan merasakannya. Ada 2 cara menurut teori saya (haha, sembarangan buat teori). Pertama adalah BERSYUKUR atas nikmat yang terjadi saat ini. Kedua adalah BERSYUKUR atas nikmat yang akan terjadi di masa depan.

1. Bersyukur atas Nikmat yang Terjadi Saat Ini

Sesungguhnya manusia tengah berenang-renang dalam lautan nikmat. Ada puisi yang saya sukai, ditulis oleh S.A.F dalam bukunya:

Di lautan nikmat
Dua makhluk berpisah
Yang satu tenggelam yang lain menyelam
Kau tahu apa bedanya?


Ya. Kau tahu apa bedanya? Bedanya terletak dari rasa syukur yang mereka rasakan. Orang yang pertama tidak memilik kesadaran atas nikmat yang melingkupi dunianya. Orang yang kedua memiliki kesadaran penuh atas nikmat yang ia dapatkan. Bahkan jika ia sedang mendapatkan musibah, tahukan bahwa itu adalah sekedar Tuhan mencabut sedikit nikmat yang ia miliki.

2. Bersyukur atas Nikmat yang Akan Terjadi

Inilah The Power of Du'a. Orang-orang yang berusaha untuk menterjemahkan do'a ke ranah ilmu pengetahuan menyebutnya dengan The Law of Attraction. Bahagia itu mudah: cukup dirasakan. Misal kita berdo'a agar jalanan lancar, cukup katakan (setelah benar-benar berdo'a tentunya):

Enak ya jika jalanan lancar


Atau ucapan-ucapan lain seperti:

Enak ya jika bisa masuk surga
Enak ya jika punya keluarga yang bahagia
Enak ya jika bisa jadi wanita shalihah
Enak ya  jika punya penghasilan 20 juta/bulan
Enak ya jika bisa berkontribusi pada masyarakat


Ucapan seperti itu dapat membangkitkan kebahagian, sekaligus menarik sumber kebahagian Anda tepat di depan mata. Ucapkanlah, kemudian rasakanlah :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun