[caption id="attachment_353443" align="aligncenter" width="225" caption="cr: allkpop.com"][/caption]
Selama bertahun-tahun, YG Entertainment selalu dicibir karena terlalu tergantung pada artis mereka, Big Bang. Lebih dari separuh pendapatan agensi ini disumbang dari GD dan kawan-kawan. Sejak 2011 hingga September 2013, Big Bang berhasil menghasilkan pemasukan lebih dari Rp1,38 Triliun. Angka ini diluar kontribusi sang leader sendiri, GD, sebesar Rp420 Miliar. Bandingkan dengan 2NE1 dan Psy, di kurun waktu yang sama, masing-masing hanya mendapatkan Rp340 Miliar dan Rp328 Miliar.
Jangan dibandingkan dengan SM Entertainment. Pendapatan YG Ent jelas di bawah agensi yang terkenal dengan artis mereka yang sangat rupawan fisiknya. Tapi, perlu dimaklumi, artis YG memang tidak sebanyak SM.
Rasanya sudah lama sekali YG tidak mendebutkan artis mereka. Entah kenapa selalu saja telat. Terakhir debutin boy band, ya Big Bang. Jadi kalau artis SM, semacam EXO yang kalau comeback pasti didahului dengan bocornya video latihan berkualitas HD. Artis YG tidak kunjung juga debut. Termasuk yang mau saya review ini, Winner.
Saya yang tidak terlalu mengikuti, tambah bablas saja dengan Winner. Tapi, setelah melihat MV debut mereka, Empty, saya berpikir, “Okay, they are pretty cool as rookie”. Maksud saya, MV debutnya sedikit berbeda dengan artis Kpop lainnya. Forget about pretty boys that dancing in the box or tight choreography that make you breathless. Di dua MV debut mereka, kita hanya akan disuguhkan member Winner yang sedang galau, entah sambil duduk, jalan, berendam di bathub (?), tiduran, atau tepar di karpet dengan berbagai kantong belanja(??).
[caption id="attachment_353444" align="aligncenter" width="432" caption="cr: Winner Official FB"]
Tapi ini juga review saya yang paling sotoy. Karena belum terlalu hafal dengan nama dan suara mereka, jadi mereview sambil berulang kali melihat dua MV debut mereka. Mencoba mengingat ini siapa namanya, bagaimana suaranya. Jebol deh pulsa modem.
Ada sepuluh lagu di album perdana Winner, “2014 S/S”.Uniknya, untuk sebuah album debut para personelnya ikut berpartisipasi dalam pembuatan album ini. Jadi selain produser YG, seperti Teddy dan Choice 37, member Winner seperti Seung Yoon, Tae Hyun, dan Min Ho juga ikut membantu produksi album ini. Belum lagi Team B seperti B.I dan Bobby juga ikut berkontribusi.
[caption id="attachment_353445" align="aligncenter" width="324" caption="cr: Winner Official FB"]
2014 S/S dibuka oleh Empty. Komposer lagu ini, trainee YG team B, B.I. Sedangkan liriknya dikerjakan B.I berdua dengan Bobby. Secara pribadi saya suka Empty. Lagu bertempo sedang ini semakin didengar semakin bagus. Tapi untuk dijadikan lagu andalan, sepertinya kurang tepat. Saya rasa lagu ini dipilih sebagai karena dibuat oleh team B.
Bukan, lagu ini bukan jelek. Bagus, hanya saja kurang greget. Padahal, suara dari kelima member Winner bagus di sini. Falseto Jinwoo bagus, belum lagu suara Taehyun yang unik. Suara Min Ho yang dalam juga membuat lagu ini bernuansa gelap. Favorit saya di bridge lagu, Seung Yoon mengeksekusinya dengan baik.
Sesuai dengan judulnya, Empty merupakan lagu patah hati. Liriknya juga bisa menggambarkan bagaimana hampanya jiwa ketika patah hati. “My reason to live is gone, my head is complicated. When I open my eyes in the morning, my heart feels empty. I feel the emptiness, just like I did before I met you.”
Selanjutnya “Color Ring”. Dari judulnya saya kira lagu ini bercerita tentang cincin yang berwarna-warni. Tetot. Saya salah. Ternyata lagu ini bercerita tentang seseorang yang menanti panggilannya dijawab oleh sang kekasih. Lah, tapi judulnya “Color Ring” kenapa bukan “Caller Ring”. Ya sudah, lupakan saja masalah judul.
Bagi saya, lagu balad ini lebih baik dibandingkan Empty. Ada nuansa grande, terutama ketika Seoung Hoon dan Min Ho ngerap di akhir lagu. Lirik lagu ini cukup menggambarkan bagaimana gundahnya hati saat telpon tidak kunjung dijawab. “The color ring that resembles me, as the time passes, I can’t remember your voice. The color ring that resembles me, even a single word is fine. Please say good bye”.
“Don’t Flirt” yang berada di urutan ketiga, adalah lagu yang paling kurang saya suka di album ini. Sedikit bernuansa reggae, dan sangat Seung Yoon sekali. Seung Yoon bukan pennyanyi yang buruk, suaranya khas sekali kok. Tapi saya kurang begitu suka dengan lagu ini.
Saya yakin, Min Ho kini tidak menyesali garisan nasibnya yang membuat dia batal debut di Block B. Atau tidak populernya grup pria kelahiran 1993 ini selanjutnya, BoM. Kini, dia debut sebagai rapper di Winner. Dan di lagu solo dia, “I’m Him” saya memuji skill ngerapnya. Begitu mendengar lagu ini, saya langsung berpikir Min Ho adalah TOP dengan tingkat keserakan yang tidak tinggi. Suaranya dalam apalagi posisi ngerapnya adalah rapper ritmik. Bukan rapper yang cepat, seperti GD. Lagu ini juga saya pikir seharusnya disimpan jika dia nanti mengeluarkan album solo. Selain skill Min Ho yang keren, saya harus angkat topi untuk Choice37 dan Teddy yang membuat lagu hip hop ini.
“Loveis lie” adalah lagu upbeat yang mungkin kalau dibawakan saat konser akan membuat orang langsung jingkrak-jingkrak. Not my fave, but not that bad either since to my ear, they sound like Big Bang. Love is lie sendiri menceritakan seseorang yang berbohong kepada teman-temannya kalau dia sudah jomlo. Liriknya yang menganologikan dirinya sebagai boneka kayu Pinokio yang hidungnya panjang setiap berbohong juga sebenarnya ironis. “Like Pinocchio, my nose gets longer from hiding my farewell. I’m hopeless as a person. My body is stiff as wood.”
Solo Tae Hyun, “Confession” membuat saya jadi mengetahui kenapa papa YG merekrut pria 20 tahun ini sebagai trainee di YG Entertainment. Suaranya sangat khas, selain Min Ho dan Seung Yoon, suara Tae Hyun termasuk yang gampang dikenali.
Saya jarang sangat menyukai satu lagu secara keseluruhan. Meski pun lagu itu bagus, biasanya hanya bagian tertentu yang berkesan. Entah bridge atau chorus dari lagu itu. Tapi di lagu selanjutnya “But” saya langsung menyukai dari intronya, verse, chorus, bridge, rap aduh, semuanya suka. Gitar akustik di versenya itu loh langsung menempel di otak. Suara Seung Yoon di chorus dan di bagian “Na-Pa-So” bikin pusing. Ah, singkat kata, lagu ini keren. Saya sih berharap lagu ini yang menjadi lagu debut mereka.
Liriknya juga menggambarkan bagaimana seseorang sangat ingin bertahan dengan orang terkasihnya. “I can’t let go of the beautiful you. Only stay by my side. I can’t let go of the beautiful you. No I don’t want to, I only want you.”
Orang bilang bahwa cinta itu egois. Nah, “Different” mencoba mengambarkan bagaimana level keegoisan seseorang ketika sudah menyangkut cinta. “I’m just different from the type of guy you want. I’m just different. But please don’t leave me. Even if I’m a bad guy like this, even if I’m get colder, don’t ever lose your warmt. I’ll never let you go, I’ll stay the same oh,”. Favorit part di lagu ini ada di rapnya Seung Hoon. Selain But, saya berharap “Different” yang dipilih sebagai lagu debut mereka.
Hal yang juga saya apresiasi dari album ini adalah diberikan kesempatan bagi member Winner untuk berkreasi. Jarang loh ada yang memberikannya terlebih mereka baru debut. “Tonight” adalah contohnya. Lagu ini dibuat oleh si bungsu Tae Hyun. Tonight menceritakan seseorang yang sangat merindukan orang terkasihnya di malam hari. “My heart is struggling, the night is torture, I miss you so much, do you even remember? I can’t fall asleep. I want to believe just for a second, don’t forget me yet. I miss you so much. I can’t fall asleep tonight,”
Sebagai penutup, kita diberikan lagu up beat “Smile Again”. Meski dibandingkan versi pertamanya yang lebih up beat. Tapi versi yang di album ini juga bagus. Pesan positif dari lagu ini tersampaikan bahwa kita harus bangkit dari setiap kesedihan. Boleh kok bersedih tapi jangan berlanjut sampai lupa bahwa hidup ini indah. “It’s okay to close your eyes for a bit. Smile again, let the corners of your mouth side up. Smile again burst into laughter.”
Kesimpulan
Sebagai rookie, Winner memiliki kesan tersendiri. Jika biasanya artis baru menunjukan energi mereka lewat koreo yang sulit, Winner tidak. Mereka coba menunjukkan kalau mereka ini bisa nyanyi kok dan jangan lupa bisa membuat lagu juga. Kan biasanya artis YG kerap dikritik karena terlalu banyak auto tune, berpura-pura swag padahal tidak bisa menyanyi dan menari.
Dan saya sepertinya mengerti kenapa YG kerap menunda rilis album artis mereka. Dengan terus ditunda, Inner Circle menjadi sangat tidak sabar plus awareness mereka terhadap sang artis menjadi sangat tinggi. Jadi ketika meluncur, langsung deh, Winner menjuarai berbagai chart lagu baik di korea maupun internasional.
Jika dibandingkan dengan artis baru, Winner lumayanlah. Walau secara pribadi saya lebih menyukai AKMU (eh, saya belum membuat review AKMU), tapi saya memberi kesempatan bagi Winner untuk menunjukan kebolehan mereka. Jika di album-album selanjutnya mereka konsisten, bukan tidak mungkin idol saya bertambah.
Skor: 4/5 (untuk ukuran album debut)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H