[caption id="attachment_351283" align="aligncenter" width="500" caption="cr:JYJ Official FB"][/caption]
Ketika TVXQ masih berlima, saya menilai roh dari grup ini ada di Yunho, Jaejoong dan Yoochun. Maaf bukan mengecilkan arti Junsu dan Changmin, hanya saja memang ketiga nama itu sangat menonjol. Ketika berpisah, saya yakin bahwa JYJ akan bekerja keras untuk meraih mimpi mereka, sedangkan TVXQ akan bekerja keras untuk mempertahankan nama besar mereka
Tapi hampir tiga tahun JYJ tidak mengeluarkan album terbaru. Mereka sibuk dengan karir masing-masing. Jaejoong sibuk dengan album solo dan akting, plus jualan tas. Yoochun asyik berakting di beberapa drama dan terakhir main film. Sedangkan Junsu sibuk dengan pentas musical dan album solonya.
Saya sudah hampir putus asa dengan nasib tiga dewa ini. sedikit marah juga dengan manajemennya, C-Jes Entertainment yang terkesan membiarkan ketiga artis mereka berjalan sendiri-sendiri. Saya gemas karena aduh, mubazir sekali kalau JYJ tidak buat album setelah In Heaven. Lah, TVXQ sajasudah mengeluarkan Keep Your Head Down dan Tense, belum lagi album Jepang lainnya, dan sekarang jualan printilan.
Dan penantian selama hampir tiga tahun (tepatnya sih 2 tahun 10 bulan) terbayarkan. Pada 29 Juli 2014, JYJ merilis album kedua mereka, Just Us. Pertama lihat covernya, oke, rangkaian bunga cerah ceria tepat menggambarkan musim panas.Just Us terdiri dari 13 lagu dan album ini memang bagus, walau dibawah ekspektasi.
Just Us dibuka oleh intro berdurasi 46 detik. Dari intronya, JYJ seolah menggambarkan kalau album ini bernuansa RnB.
Di trak kedua yang sekaligus menjadi title album, Back SeatJYJ menunjukan bahwa mereka sudah dewasa. Vokal ketiganya di lagu RnB ini luar biasa, dan saya suka chorusnya. Tapi jika dibandingkan dengan video klipnya, saya lebih suka mendengarkan lagunya saja. Entahlah, video klipnya tidak terlalu menarik, baik kostum maupun koreografi biasa saja. Jadi agak disayangkan juga jika Back Seat menjadi lagu jualan mereka.
Saya lebih setuju jika Letting Go yang ada diurutan selanjutnya menjadi lagu andalan mereka. Melodinya bagus, vocal ketiganya luar biasa. Kontribusi Junsu dan Yoochun di lirik lagu yang menceritakan seorang pria yang mengabulkan keinginan pacarnya untuk berpisah. Favorit saya tentu di chorus “Feels like it’s almost time to say good bye. Feels like it’s time to let you go. You will come back to me. You will come back to me) you will look for me You can’t live without me, I’m letting go”.
Junsu memang penyanyi yang luar biasa. Dia sangat menjiwai lagu yang dibawakannya. Ini dibuktikannya lewat lagu Age 7. Lagu yang didekasikan untuk sang ibu ini sangat indah. Serius, liriknya bagus. Menceritakan seorang anak saat masih berumur7 tahun, sambil mengenggam tangan ibunya, dia berjaji akan menikahi ibunya. Kemudian seiring dengan bertambahnya usia dan mulai merasakan manis dan pahitnya cinta, dia berharap dapat kembali ke masa lalu. Agar dapat merasakan cinta dan kasih yang tak bersyarat. Lagu ini sederhana sekali, melodinya juga sederhana tapi mungkin ini justru menjadi kekuatannya. “I keep thinking of you more today. If you and I were still in love. I long for you even more today. When I was seven years old. A short little boy. I want to go back to those days”.
Setiap mendengar lagu ini, saya ingat dengan anak saya yang berumur lima tahun. Dulu dia pernah bilang mau menikahi saya karena sayang sekali dengan ibunya. Dan saya cuma bisa tertawa, karena yakin dia belum paham mengenai konsep pernikahan di usianya yang masih sangat belia.
Dad, You There? Juga mengambarkan bagaimana cintanya Yoochun kepada ayahnya. Lagu ini sama emosional dengan Age 7, mungkin karena menceritakan pengalaman pribadi. Jadi merasa sangat dekat. Lirik bagus, suara bagus, harmonisasi bagus. Jaejoong’s high notes are flawless. Intinya, ini lagu bagus.
Perjalanan JYJ di Just Us dilanjutkan dengan “So So” kalau dibahasakan mungkin artinya biasa saja. Yang saya suka adalah lirik dan melodinya. Lirik bagus karena mengabungkan 7 dosa yang mematikan atau 7 deadly sins dengan kegagalan dalam percintaan. “Sloth! Lust! Gluttony! Stupid way to love. Wrath! Pride! Envy! And Greed! Didn’t realize my mistake.”
2:30 AM/Sad Dawn adalah salah satu favorit. Begitu mendengar verse 2:30 AM, saya langsung suka. Apalagi chorusnya, rasanya hati langsung meledak karena lagu yang ngepop banget ini. TVXQ terkenal dengan harmonisasi vocal mereka. Jadi ketika mendengar Let Me See, sudah selesai. Ini juaranya, selesai. Di lagu ini, JYJ memang membuktikan kalau mereka masih dewa untuk lagu-lagu balad. Suaranya bagus dan menyatu, ditimpali dengan instrument yang minimalis membuat lagu simple ini justru berkesan.
Buat yang kangen dengan suara Yoochun bisa mendengarkan solo dia di “30/Lazzy Life”. Lagu ini sendiri menurut saya unik karena ada nuansa blues tapi dicampur rap. Belum lagi campuran aneh seperti tawa Junsu atau percakapan yang masuk dalam lagu ini. Suara Yoochun memang khas. Yup, I’m miss his voice a lot.
Baboboy bagus, khas lagu boy band jadul, mid tempo tapi masih bisa buat goyang. Bagian favorit di bridge lagu. Di Dear J, Jaejoong lagi-lagi menunjukan kebolehannya dalam membuat lagu bernuansa rock. Terlepas dari Jaejoong yang memimpikan Angelina Jolie sehingga terciptalah “Dear J”, lagu yang masih satu nafas dengan Just Another Girl ini memang bagus. Hanya saja kalau dibandingkan dengan Just Another Girl, Dear J lebih ngepop. Yoochun juga ikut menyumbangkan suaranya di bridge lagu ini. Tapi favorit saya ada di chorus, duh, suara Jaejoong kalau di lagu rock memang luar biasa.
Creation memang diciptakan oleh Jaejoong, tapi Yoochun dan Junsu menunjukkan kalau mereka juga bisa menyanyi lagu rock. Ada nuansa sedikit gothic di chorus lagu ini, hanya saja kurang megah apalagi kalau dibandingkan dengan One Kiss di mini album Jaejoong.
And I wonder why JYJ always got wrong artist to collaborate with. Maksud saya, Ayyy Girl dari Kanye West jelek. Valentine dari Chris Brown juga tidak jauh berbeda. Saya tidak mau mengomentari bahasa Inggris mereka, karena lagu ini 100% menggunakan bahasa Inggris. Walau Jaejoong dan Junsu terlihat sudah sangat meningkat kemampuan berbahasa Inggris. Memang sih Valentine bukan lagu yang jelek banget, hanya saja sangat tidak up to date. Valentine mirip lagu-lagu Beyonce tahun 2000-an. Belum lagi repitisi drumnya yang membosankan. It’s kind of pity, because the boys can’t stands out in this song.
Kesimpulan:
Dibandingkan In Heaven, Just Us lebih bagus. Kalau mendengarkan album mereka, Just Us, kita seakan kembali ke akhir 90-an dan awal 2000-an, dimana MTV memang benar-benar menyiarkan music. Dan, sekali lagi saya benar jika otak TVXQ ada Jaejoong, Yunho dan Yoochun. SM memang rugi besar kehilangan JYJ. Cuma kalau sampai sekarang masih menghalang-halangi aktifitas JYJ kok kebangetan juga. Move on dong. Terlalu sibuk menghambat aktifitas grup lain, lihat tuh Red Velvet. Baru saja debut sudah dibash dengan orang Jepang. Padahal, Jepang itu suka banget loh dengan idol dengan konsep cosplay dan full coreo. Belum lagi f(x) yang mendadak vakum karena masalah Suli. Dan, SM beralasan vakum karena masalah kesehatan Suli. Aduh, pengen tertawa, sejak kapan SM peduli dengan artisnya.
C-Jes Entertainment juga harus tegas dong jadi agensi. Masa sih nggak bisa melawan SM. Dengar-dengar penjualan Just Us tidak bagus ya. Pre ordernya memang sampai 120 ribu tapi penjualannya sampai hari ketiga cuma 22 ribu. Makanya, bikin album yang bagus lalu dipromosikan.
Favorit: Dear J, Age 7, So So, Baboboy
Stand-outs: Let Me See
Skor:4/5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H