Sudah lama agama berikut simbolnya beririsan dengan budaya pop. Hal ini wajar karena agama merupakan salah satu aspek tertua dalam kehidupan manusia. Mulai dari fesyen, film, musik, sampai gim. Â Saya juga sempat menulis tentang penampilan Sam Smith yang dinilai menggunakan simbol satanisme di Grammy Awards tahun lalu.
Pengunaan simbol agama dalam musik bukan hal baru. Pengunaan simbol tersebut bisa dalam lirik atau penggunaan alat ritual agama dalam video musik. Bahkan sebuah penelitian terhadap video musik di MTV pada tahun 1995, menunjukkan 38 persen di antaranya menampilkan gambaran keagamaan.Â
Sebut saja adegan Madonna yang bernyanyi dengan latar sejumlah salib terbakar di video musik Like A Prayer. Sebenarnya masih banyak simbol lainnya yang digunakan di videonya, sih.
Terakhir yang sedang ramai, grup Le Sserafim yang dikritik karena menggunakan sejumlah simbol katolik yang  telah dimodifikasi di video musiknya. Salah satu yang dikritik adalah penggunaan altar sebagai properti saat grup menari dengan pakaian terbuka. Padahal altar merupakan simbol suci karena merupakan meja perjamuan Tuhan sehingga umat yang ingin maju ke altar harus berpakaian sopan.
Masih ada beberapa simbol katolik lainnya yang telah dimodifikasi dan digunakan di video. Bagi non katolik, daftar tersebut akan mempermudah untuk memahami alasan sebagian umat katolik yang keberatan dengan video musik tersebut.Â
Lantas, apakah dilarang menggunakan simbol agama di aspek non religious? Tentu tidak.
Tapi ada yang harus diperhatikan saat menggunakan simbol agama dalam pertunjukan. Menurut saya mengubah makna simbol agama adalah tindakan tidak sopan dan asusila. Menggunakan simbol agama dalam musik untuk menghormati atau bahkan menyindir adanya ketidakadilan yang terjadi di masyarakat adalah satu hal. Â Membengkokan makna simbol agama adalah hal yang lain lagi. Simbol agama bukan sekedar aksesori. Â
Banyak orang mungkin tidak tersinggung dengan penggunaan simbol keagamaan dalam musik. Tapi fans juga bisa tidak terkontrol saat mengagumi idola mereka, yang bahkan mungkin levelnya sudah mendekati obsesi. Jika simbol agama dimasukan dalam karya dan kemudian disalahartikan yang akhirnya berujung pada pemujaan idola mereka.
Menggemari artis/idola adalah hal wajar. Saya juga masih suka dengar musik dan nonton film. Tapi harus diingat agar tidak melewati batas. Artis atau idola juga harus paham bahwa apa yang mereka anggap sebagai alat atau aksesori mungkin merupakan bagian penting dari agama seseorang.
Kamu nggak mau kan agamamu dihina?