Fenomena penipuan dengan teknik hipnotis kini semakin marak terjadi di tempat umum. Banyak pelaku yang memanfaatkan situasi yang dianggap aman untuk menjalankan aksinya. Korban sering kali baru menyadari setelahnya bahwa mereka kehilangan uang, perhiasan, atau barang berharga lain setelah berinteraksi dengan orang asing.
Salah satu korban, A (68), warga Sumedang Utara, menceritakan pengalamannya saat menjadi korban penipuan hipnotis dengan modus pemeriksaan lansia. Peristiwa itu terjadi ketika ia sedang berada di rumah sendirian. Korban tinggal bersama anaknya, yang saat kejadian sedang bekerja dan biasanya baru pulang sore hari.
Ketika korban sedang bersantai di rumah, ia mendengar suara perempuan mengucapkan salam dan mengetuk pintu. Saat pintu dibuka, terlihat tiga perempuan berpakaian rapi. Ketika korban bertanya maksud dan tujuan mereka, mereka mengaku sebagai petugas dari Dinas Kesehatan yang sedang melakukan pengecekan lansia dari rumah ke rumah.
Korban pun menyambut mereka dengan ramah dan mempersilakan mereka masuk, seperti tamu biasanya.
"Silakan masuk, duduk dulu. Mau minum apa? Saya ambilkan sebentar ya," ucap korban dengan ramah.
"Mau sekalian makan? Biar saya buatkan sekarang?" lanjutnya lagi.
Ketiga perempuan tersebut duduk dan mulai menikmati minuman sembari berbincang mengenai kesehatan korban. Tak lama kemudian, salah satu dari mereka berpura-pura melakukan pemeriksaan, sambil terus mengajak korban mengobrol. Sementara itu, dua perempuan lainnya mengawasi.
Tidak lama setelah itu, korban merasa lemas dan kehilangan kesadaran. Ketiga perempuan tersebut kemudian meninggalkan rumah korban, menuju mobil yang diparkir tepat di depan halaman rumah.
Setelah beberapa saat, korban tersadar dan mulai merasa ada kejanggalan pada tamu-tamu tersebut. Ia kemudian menyadari bahwa gelang, kalung, serta perhiasan yang dipakainya telah hilang. Ketika memeriksa barang-barang berharga lainnya di rumah, ia mendapati bahwa perhiasan yang tidak tersimpan di tempatnya juga ikut hilang. Diperkirakan kerugian yang dialami korban mencapai sekitar 15 juta rupiah.
Korban segera meminta bantuan tetangga, dan kebetulan rumahnya berdekatan dengan pangkalan ojek. Para pengemudi ojek yang berada di pangkalan menyadari ada tamu yang datang, tetapi tidak menaruh curiga sama sekali dan hanya memperhatikan mobil yang sedang terparkir yang berisi seorang pria yang menunggu tiga perempuan yang masuk ke dalam rumah korban.
Penelusuran kasus hipnotis ini bekerja sama dengan aparat setempat dalam penyelidikan. Dan mereka mengungkapkan bahwa mereka sudah memahami modus-modus yang digunakan para pelaku karena kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya.