Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka prodi Pendidikan Ekonomi Semester 5 telah melakukan kegiatan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) 1 di SMA Negeri 1 Jasinga Kabupaten Bogor. Kegiatan PLP 1 ini dilaksanakan pada saat masa pandemi COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19.Â
SMA Negeri 1 Jasinga menjadi tempat sasaran mahasiswa tersebut dalam melakukan kegiatan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) ini, karena sebagian besar dari mereka berasal dari kabupaten Bogor dan juga salah satu mahasiswanya merupakan alumni dari SMA Negeri 1 Jasinga.
SMAN 1 Jasinga adalah sebuah sekolah menengah atas terakreditasi A yang berlokasi di Jl. Sukamanah No.3 Rt. 04/02, Setu, Jasinga, Bogor, Jawa Barat. Pada tanggal 24 September 2021, mahasiswa FKIP UHAMKA diberi kesempatan untuk mewawancarai 2 narasumber yaitu Bapak Suaefi Latief S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang akademik dan Bapak Nasrul M. Rizal S.Pd selaku guru ekonomi di SMAN 1 Jasinga dan juga dipilih menjadi guru pamong mereka selama PLP 1 di SMAN 1 Jasinga.
Kegiatan PLP 1 merupakan tahapan pertama mahasiswa akan menjalani proses pengamatan atau observasi dan pemagangan yang di lakukan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Kegiatan PLP 1 ini bertujuan untuk membangun landasan jati diri pendidik, seperti pengamatan langsung mengenai kultur sekolah, struktur organisasi dan tata kelola di sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut. Pada kegiatan PLP 1 ini mahasiswa FKIP UHAMKA mengobservasi keempat hal tersebut kepada dua narasumber.
Kultur atau budaya di SMAN 1 Jasinga sangat dipatuhi oleh seluruh warga sekolah, bahkan berbagai kegiatan positif rutin dilakukan setiap hari meskipun dengan kondisi pandemi Covid 19 ini.
"Setiap jam pertama itu ada pengajian atau tadarus Al-Quran terlebih dahulu di kelas. Kemudian ada kegiatan setiap tahun yaitu SmartTren atau pesantren kilat untuk mengisi kegiatan pengajian di bulan suci ramadhan selama sau pekan. Kegiatan tersebut sudah berlangsung 3 tahun terakhir ini, termasuk pada saat pandemi, SmartTren ini tetap ada tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat pakai masker, jaga jarak dan sebagainya di masjid Al-Fatah, Kecamatan Jasinga," ucap Bapak Suaefi Latief selaku wakasek bidang kurikulum.
Selama pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 ini, SMAN 1 Jasinga menerapkan pembelajaran Blanded Learning, dimana kegiatan pembelajaran dibagi menjadi dua kelompok belajar yaitu kelompok belajar pertama setiap hari senin, rabu, dan jumat mengikuti pembelajaran via daring (Online) menggunakan platform pembelajaran seperti E-Learning SMAN 1 Jasinga, Zoom Meeting, Google Meet dan juga Google Classroom. Sedangkan kelompok belajar kedua mengikuti kegiatan pembelajaran setiap hari selasa dan kamis secara tatap muka ke sekolah dengan selalu menerapkan protokol kesehatan. Kedua kelompok belajar tersebut selalu bergantian untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dibalik pembelajaran Blanded Learning yang dilakukan, tentu ada berbagai kendala yang dihadapi oleh SMAN 1 Jasinga, baik itu pembelajaran daring atau luring tentu ada kendala atau hambatan yang mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan secara efektif dan efisien. Namun setelah adanya pemberlakuan belajar mengajar secara tatap muka, kegiatan ataupun pembelajaran terlihat sedikit menjadi efektif dan tetap melakukan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Guru pamong selaku guru ekonomi di SMAN 1 Jasinga yaitu bapak Nasrul M. Rizal S.Pd menjelaskan bahwa terdapat kendala yang terjadi dalam proses belajar mengajar pada masa pandemic ini sehingga memerlukan adaptasi.
"Tentunya banyak sekali kendala yang harus di hadapi oleh guru dan siswa, tidak hanya siswa yang perlu beradaptasi tapi kami pun selaku guru perlu untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada," Ucap Nasrul M. Rizal.
Beliau juga menjelaskan bahwa salah satu kendala yang paling sering terjadi adalah gangguan jaringan karena mengingat saat ini kegiatan belajar mengajar di lakukan secara daring. Sedangkan pada pembelajaran tatap muka atau luring, kendala yang dihadapi yaitu para siswa dan siswinya kehilangan semangat belajar dan juga kurang mematuhi peraturan protokol kesehatan selama di lingkungan sekolah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!