Mohon tunggu...
Sekar Melati
Sekar Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Fakultas Hukum yang gemar menonton film, mendengarkan musik, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membedah Perbedaan Agama Samawi dan Agama Ardhi

25 November 2024   21:10 Diperbarui: 25 November 2024   21:24 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata "Samawi" berasal dari bahasa Arab As-Samawat ( ) yang mempunyai arti "langit", menurut paham Islam agama samawi memiliki arti agama dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun berdasarkan wahyu Tuhan melalui perantara malaikat kepada para nabi dan rasul yang kemudian disampaikan kepada umat manusia sebagai panduan jalan hidup.

Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:

  • Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
  • Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
  • Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci

Ciri-Ciri Agama Samawi yaitu:

  • Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat ditentukan dari tidak ada menjadi ada.
  • Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari Tuhan) .
  • Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
  • Disampaikan oleh manusia yang dipilih allah sebagai utusan-nya.
  • Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
  • Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid).
  • Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan.

Contoh agama samawi adalah Islam yang Dimana agama Islam memiliki definisi Tuhan yang jelas yaitu Allah SWT, mempunyai penyampai risalah yaitu Nabi Muhammad SAW, dan mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci yang disebut Al-Qur'an. Sedangkan untuk agama Kristen, Tuhan yang mereka percayai ialah Yesus Kristus yang didampingi 12 muridnya yang senatiasa membantunya dan Al-Kitab sebagai Kitab Suci-Nya. Dan agama Yahudi, YHWH yang diucapkan "Yahweh". YHWH juga dikenal sebagai Tetragramaton, yang merupakan nama Tuhan yang paling sering digunakan dalam Bible Ibrani.

Agama Ardhi

Agama Ardhi adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global. Serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan wahyu.

Ciri-ciri Agama Ardhi, yaitu:

  • Agama diciptakan oleh tokoh agama.
  • Tidak memiliki kitab suci.
  • Tidak memiliki nabi sebagai penjelas agama ardhi atau tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (rasul).
  • Berasal dari daerah dan kepercayaan masyarakat.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya.
  • Konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animisme.
  • Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan akal perubahan akal pikiran penganutnya.
  • Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.

Contoh agama ardhi yaitu Hindu, Budha, Konghucu. Dalam agama Hindu, konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan filsafat yang diikuti. Kadang kala agama Hindu dikatakan bersifat henoteisme (melakukan pemujaan terhadap satu Tuhan, sekaligus mengakui keberadaan para dewa), tapi istilah-istilah demikian hanyalah suatu generalisasi berlebihan. Mazhab Wedanta dan Nyaya menyatakan bahwa karma itu sendiri telah membuktikan keberadaan Tuhan. Dalam agama Buddha, Tuhan dalam agama Buddha bukanlah Siddharta Gautama. Buddhisme juga menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta diatur oleh lima hukum kosmis (Niyama Dhamma), yakni Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. Hal ini dipandang oleh banyak orang sebagai perbedaan utama antara Buddhisme dan agama-agama lain. Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Sedangkan dalam agama Konghucu, Agama Konghucu dianggap sebagai agama ardhi karena lebih berfokus pada aspek kehidupan duniawi dan etika sosial, bukan pada aspek ketuhanan atau kehidupan setelah mati. Ajaran Konghucu menekankan hubungan harmonis antara manusia, keluarga, dan masyarakat, dengan nilai-nilai seperti kebajikan, moralitas, serta penghormatan terhadap leluhur dan alam. Agama ini tidak memiliki konsep Tuhan yang personal, tetapi lebih menekankan pada pencapaian kesejahteraan sosial melalui perilaku yang baik.

Terdapat perbedaan mendasar antara agama surga dan agama aldi dalam ajaran, keyakinan, dan amalannya. Agama-agama Samawi, termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme, berfokus pada akhirat, dosa, dan keselamatan, serta mengajarkan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai ajaran utamanya. Ajaran tersebut juga mencakup kitab suci dan wahyu yang dianggap sebagai petunjuk Tuhan bagi kehidupan. Sebaliknya, Agama Ardhi seperti Konghucu, Hindu, dan Budha lebih menitikberatkan pada aspek etika, moralitas, dan keharmonisan hubungan antar manusia dan antara alam dengan nenek moyangnya. Agama-agama ini fokus pada kehidupan duniawi dan mencapai kesejahteraan sosial melalui perbuatan baik dan kebajikan.

Meski terdapat perbedaan  konsep sakral dan ritual, kedua jenis agama ini tetap mengajarkan nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan perdamaian yang mampu menciptakan hubungan harmonis dalam masyarakat majemuk.

Sikap toleran terhadap sesama warga terhadap Agama Samawi dan Agama Ardhi dalam masyarakat Indonesia sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam keberagaman. Indonesia yang terkenal dengan multikulturalisme dan pluralisme agama merupakan rumah bagi berbagai agama teistik seperti Islam, Kristen, dan Yudaisme, serta agama Ardhi seperti Konghucu, Hindu, dan Budha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun