Mohon tunggu...
Sekar Kinasih
Sekar Kinasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1 Prodi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Seorang mahasiswi yang memiliki ketertarikan lebih dengan mental health dan human resources

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ricuh Strategi Upselling! Strategi Marketing yang Dianggap Menjebak Konsumen

9 Juli 2023   17:22 Diperbarui: 9 Juli 2023   17:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, jagat maya dihebohkan dengan strategi penjualan Upselling yang kerap dianggap menjebak konsumen. Hal ini diduga bermula pada seorang pembeli di salah satu toko donat yang memviralkan keluhannya ke akun media sosialnya.

Si pembeli mengeluh lantaran harus menghabiskan uang lebih untuk roti yang tidak diinginkan sebelumnya. Hal ini diketahui bahwa setelah ia membeli roti yang diinginkannya, si penjual menawarinya roti tambahan tanpa dijelaskan lebih lanjut harga tambahan roti yang ditawarkan tersebut berapa. 

Karena penjual hanya menawarkan saja tanpa memberi penjelasan lebih lanjut, tanpa pikir panjang si pembeli langsung mengiyakan tawaran tersebut karena mengira roti itu adalah bonus.

Setelah  unggahannya viral, banyak netizen yang berkomentar dan mengeluhkan pengalaman terkena praktek Upselling yang pernah mereka alami.

Lantas apa sih upselling itu?

Pengertian Upselling

Upselling merupakan strategi marketing yang dilakukan untuk mempengaruhi minat pelanggan, dengan harapan pelanggan dapat membeli produk serupa dengan spesifikasi dan fitur yang lebih tinggi. 

Teknik upselling dilakukan untuk mendorong pembelian apapun, sebagai pembelian tambahan kepada pelanggan dengan opsi peningkatan (upgrade) atau premium, dengan begitu pelanggan bisa membeli dengan harga lebih tinggi. Teknik ini sudah banyak dipakai di berbagai bisnis, mulai dari hiburan, kuliner, dan pariwisata. 

Contohnya, ketika kita membeli minuman kopi di sebuah kafe, pihak penjual pasti akan menawari berbagai ukuran gelas kopi. Tawaran ini disertai juga dengan pilihan lainnya seperti jenis susu atau tambahan topping yang tentunya memiliki harga berbeda. Strategi ini bisa dikatakan upselling, dengan menawarkan ukuran lebih besar dan tambahan yang lain, diharapkan konsumen mau berbelanja lebih banyak.

Praktik upselling sebenarnya sah-sah saja dalam dunia marketing, karena termasuk salah satu strategi marketing. Namun perlu diperhatikan juga, bahwa dalam teknik ini penjual tidak boleh memaksa pembeli dalam melakukan upgrade produk. Penjual juga harus menjelaskan secara gamblang terkait tambahan produk yang ditawarkan.

Namun meski begitu, masih banyak pula penjual yang menggunakan strategi upselling dengan tidak transparan. Hal ini menyebabkan pelanggan mudah terkecoh dengan mengiyakan segala tawaran penjual dan akhirnya kaget saat melihat struk pembelanjaannya. Hal inilah yang akhirnya pelanggan menganggap dirinya ditipu atau dijebak oleh penjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun