Mohon tunggu...
Sekar Intania
Sekar Intania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret

hi! i might to share my toughts and experiences here~

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memetik Makna Sebuah Kontribusi untuk Surakarta: Sepenggal Kisah Pengabdian 'Heartbeat Incoming Global Volunteer' AIESEC in UNS

15 Juni 2024   20:54 Diperbarui: 15 Juni 2024   21:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Mengenal "Heartbeat Incoming Global Volunteer"

Dalam upaya mendukung kesehatan masyarakat Surakarta, program "Heartbeat Incoming Global Volunteer" yang diinisiasi oleh AIESEC in UNS hadir dengan misi yang jelas. Program ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 3.4 untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan penyakit tidak menular dan pentingnya kesehatan mental yang berlangsung selama enam minggu (8 Januari -- 16 Februari 2024) dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat, serta bertekad untuk membawa perubahan positif.

Relawan yang terlibat dalam program ini tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Jin Jing (Stella) dan Zhu Yonglin (Emma) dari China turut serta dalam program ini, membawa perspektif dan pengalaman baru. Mereka didampingi dengan relawan lokal dari Surakarta, yaitu Dyah Ayu Saraswati Adimudra, Aidil Tegar, Shafa Kamila, dan Rahmawati Surya. Bersama-sama, mereka bersinergi sebagai satu tim di bawah koordinasi panitia penyelenggara program "Heartbeat Incoming Global Volunteer" AIESEC in UNS.

Melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, program ini mengimplementasikan beragam inisiatif, mulai dari edukasi, kampanye kesehatan, hingga workshop tentang gaya hidup sehat dan kesehatan mental. Program ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dengan komunitas dan menciptakan dampak yang berkelanjutan. Mari masuk ke dalam kisah perjalanan para relawan yang terlibat dalam program ini, yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga meninggalkan jejak positif di tengah masyarakat.


Duduk dan Berdiskusi dengan Para Ahli

Sebagai langkah awal program ini, pertemuan diadakan bersama BAPPEDA Surakarta dan Dinas Kesehatan Surakarta. Pertemuan ini diwarnai dengan serius namun penuh semangat, di mana para relawan dengan cermat mendengarkan wawasan yang disampaikan oleh para ahli. Para relawan juga mendapatkan pandangan dari Yayasan Sahabat Kapas mengenai peranannya terhadap anak-anak di Surakarta. Mereka juga diberi gambaran tentang kondisi anak-anak di LPKA Kutoarjo. Selain BAPPEDA Surakarta, Dinas Kesehatan Surakarta, dan Yayasan Sahabat Kapas, para relawan juga mendapatkan pemahaman baru dari Puskesmas Kelurahan Mojosongo dan Gilingan untuk memahami lebih dalam kondisi daerah tempat mereka akan melaksanakan workshop.

Salah satu hal yang paling mengejutkan para relawan adalah tingginya angka penyakit tidak menular di Surakarta. Mereka mendiskusikan berbagai tantangan kesehatan yang dihadapi Surakarta, mempelajari data statistik, dan merencanakan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut dengan para ahli. Stella dan Emma turut memberikan perspektifnya mengenai bagaimana negara mereka menghadapi permasalahan yang serupa.

"Is there any platform like telehealth in Indonesia? We have telehealth in China provided by the government and integrated with all health services. This allows us to access medical health services especially consultation through that platform." Emma mengajukan pertanyaannya mengenai platform digital yang disediakan oleh pemerintah.

Stella dan Emma kemudian mendapat jawaban dari pertanyaannya. "Indonesia memiliki platform digital yang diluncurkan oleh KEMENKES, di mana peserta program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) bisa mengakses informasi riwayat kunjungan di fasilitas kesehatan melalui aplikasi mobile JKN. Namun, hal ini belum digunakan secara masif oleh warga di wilayah kami, sehingga lebih banyak warga yang datang langsung ke puskesmas." ungkap petugas Puskesmas Sibela (Mojosongo) di sebuah sesi diskusi.

Para relawan menyadari bahwa meskipun warga mendapatkan pendampingan yang cukup rutin melalui program yang telah dirancang oleh Puskesmas, dukungan dari berbagai stakeholder juga diperlukan untuk berkontribusi terhadap masalah kesehatan masyarakat. Mereka yakin bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan kesehatan mental. Para relawan berencana untuk menyampaikan informasi tentang platform digital ini kepada warga untuk membantu mereka menghadapi masalah kesehatan.


Anak-Anak sebagai Generasi Penerus Bangsa

Para relawan mulai terjun untuk memberikan kampanye kepada anak-anak. Kegiatan kampanye kesehatan yang dilakukan di sekolah dan lembaga anak lainnya menjadi salah satu bagian terpenting dari program "Heartbeat Incoming Global Volunteer", yakni menanamkan gaya hidup sehat dan pentingnya kesehatan mental kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Di SMP Al-Abidin Bilingual Boarding School Surakarta, para siswa menyambut dengan antusias. Mereka mendengarkan dengan seksama saat para relawan berbicara tentang pentingnya menjaga gaya hidup sehat. Salah satu sesi yang paling berkesan adalah ketika para siswa diajarkan tentang nutrisi seimbang dan pentingnya olahraga. Para relawan mengajak siswa untuk aktif berpartisipasi dalam permainan dan aktivitas yang menyenangkan, membuat pembelajaran tentang kesehatan menjadi pengalaman yang menggembirakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun