Mohon tunggu...
Sekar Handarisky
Sekar Handarisky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi melalui Mendongeng, Orang Tua Bercerita di SD Negeri Pakel

5 Oktober 2024   08:28 Diperbarui: 5 Oktober 2024   08:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Di tengah arus informasi yang begitu deras dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, literasi di kalangan anak-anak menjadi tantangan yang serius. Menyadari hal ini, SD Negeri Pakel mengambil langkah inovatif untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi siswa melalui kegiatan mendongeng yang melibatkan orang tua. Pada 3 September 2024 untuk pertama kalinya dalam ajaran tahun 2024/ 2025 program ini dilaksanakan . Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia membaca dan bercerita dengan cara yang menarik, sekaligus memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.Program ini akan terus berkelanjutan disetiap 1bulan di minggu pertama pada hari selasa.

Pentingnya Literasi di Usia Dini

Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis dan memahami informasi. Di usia sekolah dasar, keterampilan ini sangat penting, karena menjadi fondasi bagi pendidikan selanjutnya. Namun, di era digital saat ini, anak-anak lebih sering terpapar layar gadget daripada buku. Fenomena ini mengakibatkan penurunan minat baca di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, SD Negeri Pakel berkomitmen untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat menarik minat baca siswa, sekaligus membangun kebiasaan positif dalam berinteraksi dengan buku.

Program Mendongeng Bersama Orang Tua

Kegiatan mendongeng di SD Negeri Pakel diadakan setiap Jumat sore, di mana orang tua diundang untuk berbagi cerita dengan anak-anak. Setiap minggu, satu orang tua dipilih untuk membacakan buku cerita favorit mereka. Kegiatan ini tidak hanya sekadar mendongeng, tetapi juga melibatkan diskusi mengenai isi dan moral dari cerita tersebut, memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan berdiskusi. Melalui pendekatan interaktif ini, diharapkan anak-anak tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga aktif terlibat dalam proses belajar.

"Tujuan kami adalah membuat anak-anak lebih cinta membaca dan berimajinasi. Dengan melibatkan orang tua, kami berharap dapat memperkuat hubungan keluarga dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan," ujar Kepala Sekolah SD Negeri Pakel, Ibu Siti Nurjanah. "Kami percaya bahwa cerita-cerita yang diceritakan dengan penuh emosi dapat menciptakan pengalaman mendalam bagi anak-anak."

Manfaat bagi Siswa dan Orang Tua

Kegiatan mendongeng ini memberikan banyak manfaat bagi siswa. Selain belajar dari cerita yang didengarkan, anak-anak juga diajarkan untuk mendengarkan dengan baik, mengembangkan kemampuan berbahasa, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi. Diskusi ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang cerita, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir kritis tentang moral dan nilai yang terkandung di dalamnya. Bagi orang tua, kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk terlibat lebih dalam dalam proses pendidikan anak. "Saya merasa sangat senang bisa mendongeng di depan anak-anak. Ini adalah momen berharga yang bisa kami nikmati bersama," ungkap Bapak Andi, salah satu orang tua yang aktif berpartisipasi. "Melalui mendongeng, saya bisa berbagi nilai-nilai kehidupan dan pengalaman saya sendiri."

Mengatasi Tantangan

Meski program ini mendapat respons positif, beberapa tantangan juga muncul. Beberapa orang tua merasa kurang percaya diri untuk mendongeng di depan umum. Untuk mengatasi hal ini, sekolah menyediakan pelatihan singkat bagi orang tua guna meningkatkan keterampilan mendongeng dan mempersiapkan mereka sebelum tampil. Dalam pelatihan ini, orang tua diajarkan teknik-teknik mendongeng yang efektif, cara menggunakan intonasi suara, serta cara menarik perhatian anak-anak.Selain itu, beberapa orang tua mengungkapkan kesulitan dalam mencari waktu yang tepat untuk berpartisipasi. Untuk itu, sekolah berusaha menciptakan fleksibilitas dalam jadwal kegiatan, sehingga lebih banyak orang tua dapat terlibat tanpa mengganggu rutinitas mereka.

Keterlibatan Komunitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun