Mohon tunggu...
Sekar Fazhari
Sekar Fazhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa di ISI Surakarta

Saya adalah seorang mahasiswa perfilman yang memiliki hobi modeling dan fotografi. Saya gemar menulis dan menyukai hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Komunitas Film Alternatif Surakarta: Kine Club FISIP UNS dan Solo Documentary di Surakarta Tahun 2017 - 2021

8 Juni 2022   18:12 Diperbarui: 8 Juni 2022   18:20 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak dipungkiri bahwa komunitas film telah memberikan banyak dampak bagi ekosistem perfilman, tidak terkecuali di Surakarta. Komunitas film pada dasarnya berbentuk dasar perkumpulan dengan tujuan yang sama. Kebanyakan dari mereka mengkhususkan diri untuk berperan aktif dalam perkembangan perfilman melalui banyak cara yang berputar pada produksi maupun pemutaran. Terlepas dari hal itu, komunitas film pun memulai gerakan baru dengan menghadirkan workshop ataupun ekshibisi guna meningkatkan intensitas kedekatan dengan khalayak. Banyak dari mereka memberikan ruang alternatif bagi khalayak untuk ikut menikmati berbagai program yang mereka punya. Hal tersebut juga dilakukan oleh komunitas film alternatif yang memberikan ruang putar bagi khalayak untuk menyaksikan dan mengapresiasi film. Komunitas film alternatif merupakan sebuah komunitas yang memiliki ruang gerak pada pemutaran. Pemutaran yang dilakukan pun memiliki beragam cara dan metode penerapan seperti roadshow, screening dan diskusi, sampai dengan jumpa komunitas serta filmmaker. Kota Surakarta memiliki semangat tinggi dalam menghadirkan ruang alternatif bagi khalayak dengan peran aktif komunitas filmnya. Terdapat beberapa komunitas film, baik itu komunitas film independen ataupun yang sudah berbadan hukum. Komunitas film ini kemudian mencitakan iklim perfilman yang interaktif dan memiliki dampak langsung bagi khalayak, khususnya komunitas film alternatif yang hadir mempengaruhi perkembangan perfilman di Surakarta.

 Tiap komunitas yang hadir memiliki eksistensinya sendiri dengan konsep konsep program yang segar dan menarik, komunitas film alternatif ini dapat dikatakan sebagai komunitas yang dinamis dan adaptif dengan perkembangan waktu. Keempat komunitas ini rutin menggelar pemutaran film di banyak  tempat. Film-film yang diputar pun beragam jenisnya, namun khusus bagi SODOC, selaras dengan nama yang mereka sandang, film-film yang mereka putar khusus film dokumenter. Lepas dari itu, Kisi Kelir, Kembang Gula, dan Kine Klub UNS tidak membatasi jenis film yang mereka putar. Berbicara tentang festival film yang  sudah menjadi semacam program wajib tiap komunitas, Kembang Gula memiliki program festival yaitu Festival Film Merdeka (FFM). Terdapat keunikan dari FFM ini yaitu pada masa promosi FFM ini dilakukan dengan cara mengadakan pemutaran film regular di sudut-sudut kampung di Solo. SODOC memilikiprogram festival uang dinamakan Solo Documentary Film Festival, festival ini menjadi arena kompetisi para sineas dokumenter dari banyak daerah dan golongan. Kine Klub FISIP UNS memiliki festival bernamakan Pesta Film Solo (PFS) yang digelar setiap tahun dengan melibatkan banyak pihak. Kisi Kelir memiliki visi untuk menjadi komunitas putar film alternatif, Kisi Kelir berfokus menayangkan film-film yang bagus dan penting untuk ditonton khalayak Solo dibarengi dengan diskusi setelah sesi pemutaran. Hal ini bertujuan untuk membudayakan nonton bersama dan budaya diskusi film di Solo.

Berbicara tentang festival yang merupakan salah satu program akbar tiap komunitas, tidak membuat program lain menjadi surut dan tidak menjadi perhatian. Tiap komunitas dengan konsepnya masing-masing memiliki program program yang dihadirkan secara konsisten. Berikut adalah pogram program yang dihadirkan oleh tiap komunitas di Surakarta. 

  1. SODOC

Solo Documentary memiliki program program utama seperti Solo Documenter Festival yang diadakan setiap dua tahun sekali.Secara garis besar, beberapa program SODOC berupa festival, pemutaran film dan diskusi, sampai dengan kelas. Festival yang diadakan dua tahun sekali ini dilaksanakan dua kali dalam periodisasi waktu 2017 – 2021. Yang pertama diadakan pada 2018, festival Film 2018 ini memiliki venue utama di taman Balekambang, dan venue kedua di studiokopi Ndalme Eyang yang mana venue ini digunakan untuk kelas kritik dan kelas sertifikasi.  Pemutaran utama dan malam penganugrahan digelar di gedung Ketoprak Taman Balekambang. Untuk festival pada tahun 2020 diadakan secara online dengan platform youtube dengan pertimbangan mudah diakses dan free. Sebelum itu, SODOC mengeluarkan surat pernyataan ke pembuat film untuk menarik kembali filmnya atau tetap diikutkan ke dalam kompetisi dengan catatan bahwa festival didadakan secara daring. Film yang diikutsertakan akan ditayangkan selama sepekan guna kepentingan penilaian film katagori favorit penonton. Untuk kepentingan diskusi SODOC memanfaatkan zoom, untuk sesi diskusi bersama filmmaker untuk membahas filmnya dan diskusi public bersama Squad Docs dan Asosiasi Jurnalis Indonesia. Membahas tentang alur festival, secara garis besar terbilang sama dari tahun ke tahun, diawali dengan pendaftaran kompetisi, kuratorial, pemutaran, dan penjurian disaat festival. Perbedaan dengan festival pada 2020 terdapat pada jam tayang dikarenakan jam ttayang yang penuh selama sepekan sehingga dapat diakses kapanpun dari yang sebelumnya terbatas dengan ada jadwal untuk kompetisi pelajar, kompetisi mahasiswa, sampai ke film tamu. Terdapat beberapa tahapan kuratorial dalam festival, yang pertama pendataan adminitrasi kelengkapan data, kemudian kurasi film yang menentukan lima film terbaik dan masuk penjurian. Terdapat perbedaan lain dari dua festival ini, bisa dibilang program SODOC lebih tertata karena di setiap katagori sudah memiliki nama program, seperti program kompetisi pelajar dinamakan Layar Liwet dan untuk program kompetisi mahasiswa dinamakan Layar Brambangasem yang memang  program ini dinamai dengan nama nama makanan khas Solo, dengan filosofi bahwa makanan salah satu energi untuk tubuh yang juga spiritnya bagaimana Solo Documentary menjadi salah satu energi untuk perkembangan perfilman di Indonesia. Sedangkan untuk kelas di luar festival sebenarnya baru diadakan satu kali karena terkait dengan sumber daya, namun SODOC berwacana untuk mengadakan kelas kedepannya. Untuk regenerasi SODOC secara teknis masih dalam tahap development karena sejuh ini belum terdapat regenerasi anggota, SODOC memanfaatkan sumber daya yang ada untuk  memaksimalkan setiap programnya. Rencananya, regenersi anggota SODOC tidak terbatas untuk orang, ruang, dan waktu, Solo Documentary yang merupakan perkumpulan berbadan hukum merekrut anggota dengan fleksibel, namun untuk lebih selektif untuk regenerasi penerus karena mencangkup kelangsungan bersama.

  1. Kine Club FISIP UNS

Adapun program yang diadakan Kine Club UNS selama periode waktu yang ditentukan antara lain yaitu Pesta Film Solo atau PFS, Pemutaran Kecil, Profil atau Produksi Film, Kumpul Perdana, dan Apresiasi Film. Program terbesar KINE Club UNS adalah adalah Pesta Film Solo, dimana PFS ini rutin diadakan di setiap tahunnya. Untuk alur festival dimulai dengan pembuatan tema besar atau grand theme dimana tema besar ini mencangkup kesuluruhan tema PFS selama  tiga hari. Setelah menentukan tema, kemudian akan dibuatb sub tema atau tema kecil. Tema kecil ini akan dipakai selama satu hari, selama pelaksanaan PFS selama tiga hari Kine Club UNS memiliki tema masing masing, Kine Club UNS juga menghadirkan logo dan filosofi. Tema yang telah ditentukan kemudian ditambahkan logo atau ornament serta warna yang akan membuat filososfi sesuai tema acara. Baru lah Kine Club UNS melakukan pengajuan proposal, yang mana ini sangat penting karena mencangkup sponsor, partnership, media patner, film maker, dan film panjang yang nantinya akan tayang dan pembicara yang akan mengisi acara. Layaknya festival pada umumnya, Kine Club UNS kemudian mengadakan open submission terkhusus untuk komunitas yang memproduksi film pendek yang ditayangkan perharinya. Terdapat  lima belas film pendek, dengan satu sesi film lima film dan satu hari terdapat tiga sesi. Tidak terlupakan untuk membahas detail kecil seperti teaser, grand opening dan closing, moderator dan MC dan lainnya. Sudah menjadi budaya bahwa PFS ini dilakukan di bulan Mei atau bulan April. Pesta Film Solo (PFS 7-9) dilaksanakan secara offline di taman budaya jawa tengah, PFS 10-11 dilaksanakan online melalui dua platform Zoom Meeting untuk diskusi bersama filmmaker dan website BicaraLive sebagai platform penayangan filmnya di karenakan pandemi. Kine Club UNS memiiki program lain, pemutaran kecil di bulan Juni ataau Agustus rentang dua atau tiga bulan setelah PFS dengan tempat kondisional outdoor dan indoor dengan lingkup skala universitas dan Solo Raya dimana sama seperti PFS Kine Club UNS juga mengapresiasi karya sineas Surakarta dengan memutarkan film karya komunitas dengan fokus komunitas film Solo Raya walaupun sebenarnya terbuka untuk umum. Pemutaran ini juga memutar film karya Kine hasil dari Profil atau Produksi Film. Audience program ini terbuka untuk umum khusunya bagi mahasiswa UNS dan komunitas film dari Surakarta secara gratis. Di bidang produksi, Kine Club UNS memiliki program Profil atau produksi film dimana setiap tahunnya memproduksi film pendek perangkatan. Profil memiliki tema tema tertentu yang berbeda setiap tahunnya, tema ini telah didiskusikan sebelumnya. Profil memproduksi minimal tiga film sesuai dengan kuota kelompok dengan kelompok produksi campuran dua angkatan Kine Club UNS juga memiliki program kumpul perdana dilakukan setelah open recruitment. Program ini tidak memiliki jadwal rutin, karena bertujuan untuk perkenalan awal untuk anggota baru, diluar itu Kumpul Perdana dilaksanakan untuk, ngobrol, atau diskusi film yang berbeda dengan apresiasi film. Kumper membahas perkenalan, obrolan, dan diskusi Kine tentang program kerja maupun profilnya. Kemudian terdapat apresiasi film, apresiasi ini diadakan sebulan dua kali dengan fleksibel menyesuaikan kesibukan anggota. Apresiasi ini secara langsung kerap kali dibiayai sehingga Kine Club UNS dapat mengapresiasi langsung ataupun membayar tiket sendiri diikuti dengan diskusi film setelahnya.

Membahas tentang struktur, susunan atau divisi Kine Club UNS terdapat sekertaris umum, bendahara, apresiaasi, humas, produksi, perkap, kepustakaan, dan ketua. Untuk reenerasi anggota, tidak terdapat syarat tertentu namun minimal mengenal film Indonesia, bisa menyebutkan genre film, sutradara dan bisa membedakan film series, indie, dan panjang. Perputaran masa jabatan  adalah satu tahun pengurus dan satu tahun anggota. Alur regenerasi Kine Club UNS yang pertama adalah open recruitment kemudian screening lalu pengumuman dan kumpul perdana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun