anak usia dini seringkali menjadi momen yang menantang bagi orang tua atau pengasuhnya, namun sebenarnya, di balik segala kekacauan yang terjadi, ketantruman seorang anak menyiratkan banyak pesan berharga bagi perkembangannya.
Anak pada usia dini memasuki fase perkembangan yang dianggap kritis bagi kehidupannya ke depan, di mana anak-anak pada usia ini mengalami pertumbuhan yang signifikan pada aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada masa ini adalah momen tantrum. Fase tantrum padaFase tantrum yang terjadi pada seorang anak merupakan salah satu bentuk penyaluran emosi. Anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan belum seutuhnya mengerti bagaimana cara menyalurkan emosi dengan baik dan cenderung dalam kebingungan. Maka dari itu, ada beberapa cara yang dapat para orang tua terapkan dalam membantu mengelola dan melatih emosi si kecil, yuk simak apa saja!
Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca memiliki hubungan yang erat dengan pelatihan emosi pada anak. Anak dalam usia dini adalah para peniru yang handal, mereka memiliki kecenderungan menirukan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan.Â
Melalui kegiatan membaca ini, anak-anak akan melihat, mengamati dan menganalisis apa yang terjadi pada tokoh yang sedang mereka baca, seperti ketika sang tokoh merasakan rasa kesedihan karena ditinggalkan temannya, atau rasa kekecewaan ketika dikhianati tokoh lainnya. Dengan sikap penirunya tadi, pembelajaran yang telah mereka dapatkan dari tokoh yang menjadi percontohan akan membentuk sebuah strategi dalam pemecahan masalah emosional mereka
Dalam kegiatan ini, orang tua atau pengasuh memiliki peran penting dalam memilih bahan bacaan yang cocok dan sesuai dengan usia mereka, serta yang dapat menimbulkan dampak positif, karena tidak semua bahan bacaan akan cocok dalam tahap tumbuh kembang anak.
Anak-anak merupakan aktor paling hebat di dunia, mereka akan suka rela memainkan drama bahkan sebelum diminta. Oleh karena itu, agar kegiatan sandiwara tersebut dapat berguna dan memberikan dampak positif. Orang tua atau pengasuh dapat bermain peran untuk memperkenalkan macam emosi dan bagaimana menyikapi emosi-emosi tersebut.
Bermain peran dengan skenario yang mencakup berbagai situasi emosional dapat menjadi sarana yang efektif bagi anak untuk memahami dan mempraktikkan cara mengelola emosi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui permainan ini, mereka dapat menempatkan diri dalam posisi yang berbeda-beda, sehingga dapat melatih rasa empati mereka terhadap orang lain, serta rasa percaya diri.