Mohon tunggu...
Sekar Dian Selasih
Sekar Dian Selasih Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Money Politik Benih Korupsi

14 Juli 2023   14:51 Diperbarui: 14 Juli 2023   14:52 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama                        : Ahmad Akbar Maulana

NIM                          : 221230000614

Dosen Pengampu     : Dr. Wahidullah

Prodi                        : Teknik Sipil

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

MONEY POLITIK BENIH KORUPSI

Sistem pemerintahan adalah suatu sistem tertentu yang menjelaskan bagaimana hubungan antara alat-alat perlengkapan negara yang tertinggi di suatu negara. Negara Indonesia salah satu negara yang menganut system pemerintahan yang demokrasi dan juga merupakan negara hukum. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta - baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mewajibkan masyarakatnya untuk menggunakan haknya dalam pengambilan keputusan untuk memilih pemimpin untuk kedepannya.

Pemilihan Umum (Pemilu) sering disebut sebagai pesta demokrasi yang dilakukan sebuah negara. Dalam sebuah negara yang menganut paham demokrasi, pemilu menjadi kunci terciptanya demokrasi. Di Indonesia pemilu merupakan suatu wujud nyata dari demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap negara dan pemerintah. pemilu berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Faktanya dalam pemilihan umum masih banyak terdapat kasus kecurangan yang dilakukan demi memenangkan salah satu pihak. salah satu contoh kecurangan tersebut adalah  money politik.

Persoalan money politik dan korupsi merupakan sebuah persoalan yang masih selalu menjadi perbincangan di Indonesia. Money politik yang selalu menghiasi setiap momentum kontestasi pemilu menciptakan para pemilih menjadi pemilih yang apatis dan pragmatis.

Politik uang (money politic) adalah sebuah upaya memengaruhi pilihan pemilih atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap. Praktik ini akhirnya memunculkan para pemimpin yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan, bukan masyarakat yang memilihnya. Dia merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya, salah satunya untuk mengembalikan modal yang keluar dalam kampanye. Akhirnya setelah menjabat, dia akan melakukan berbagai kecurangan, seperti menerima suap, gratifikasi atau korupsi lainnya dengan berbagai macam bentuk. Tidak heran jika politik uang disebut sebagai "mother of corruption" atau induknya korupsi.

Untuk mengangkat isu yang mempengaruhi integritas dan keadilan dalam sistem politik kita: money politik yang terus merajalela. Money politik mengacu pada praktik korupsi di mana uang dan kekayaan digunakan untuk mempengaruhi proses politik, seperti pemilihan umum atau penentuan kebijakan. Fenomena ini telah menjadi momok yang menghancurkan kepercayaan publik dan melanggengkan korupsi dalam struktur pemerintahan.

Money politik telah dilakukan sejak zaman Orde Baru dan seakan menjadi bagian dari proses demokrasi Indonesia. Hal ini dibuktikan dari Survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada 2019 yang menyebutkan masyarakat memandang pesta demokrasi itu sebagai ajang "bagi-bagi rezeki". Money politik dalam kontestasi pemilihan umum menjadikan masyarakat menjadikan masyarakat pemilih sebagai objek yang di umpamakan sama halnya dengan pasar. Pemberian uang atau barang atau barang merupakan salah satu kepedulian kandidat dalam menjawab persoalan masyarakat, hal ini dilihat dari perspektif kandidat.

Posisi money politik sendiri dalam kegiatan pemilihan umum terjadi melalui pemberian janji terhadap seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan harapan menggunakan hak suaranya untuk memilih kandidat tertentu ataupun sebagai upaya agar seseorang atau kelompok tersebut tidak menyalurkan hak suaranya pada hari pemungutan suara. Setiap kali mendekati pemilu, para calon kepala daerah atau anggota legislatif mengumbar janji manis kepada masyarakat. Tidak jarang juga sebagian dari mereka menebar amplop berisikan uang atau bingkisan sembako. Secara sadar mereka telah melakukan politik uang, sebuah praktik koruptif yang akan menuntun ke berbagai jenis korupsi lainnya. Pemberian yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya uang dan sembako tetapi juga dapat berupa barang lainnya.

Money politik merusak prinsip-prinsip dasar demokrasi yang seharusnya mengutamakan suara rakyat dan kepentingan umum. Alih-alih menjadikan pemimpin yang bermoral dan kompeten sebagai pilihan, uang telah menggeser fokus kepada mereka yang mampu membeli posisi dan pengaruh. Akibatnya, orang-orang yang kurang terampil dan tidak berintegritas dapat naik ke posisi kekuasaan, sementara suara rakyat kecil tertindas.

Maraknya potensi money politik yang terjadi pada pelaksanaan pemilihan umum, memunculkan berbagai asumsi terkait dengan roda pemerintahan dan kinerja legislatif pasca terselenggarannya pemilihan umum. Modal ekonomi besar yang harus dikeluarkan oleh kandidat pada saat pemilihan umum, memunculkan potensi akan terjadinya korupsi pada saat kandidat tersebut telah memegang tampuk kekuasaan.

Sejauh ini pengaruh money politik terhadap perilaku pemilihan tetap menjadi teka-teki karena alasan semacam itu, pemilihan bersifat sukarela dan rahasia sehingga pemberi uang atau materi sebenarnya tidak dapat mengendalikan pemilih pilihan itu sendiri. Konsekuensi terbesar dari money politik adalah penyebaran korupsi. Uang yang diperoleh dengan cara curang dan digunakan untuk memenangkan pemilihan  atau mempengaruhi kebijakan akan menghancurkan fondasi pemerintahan yang sehat. Korupsi merugikan masyarakat secara langsung, mengalihkan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat ke dalam kantong individu atau kelompok yang serakah.

Money politik mengakibatkan terjadinya inefisiensi pembangunan, meningkatnya biaya barang dan jasa, serta melonjaknya utang negara. efisiensi pembangunan tejadi apabila pemeritah mengeluarkan banyak kebijakan pembangunan, namun selalu disertai dengan maraknya praktek korupsi. Contoh, anggaran perusahaan yang sebetulnya dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi, justru dialokasikan untuk kantong pribadi pejabat dan birokrat.Selain itu, money politik juga menciptakan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang lebih besar. Partai atau kandidat yang memiliki dana yang melimpah dapat memperoleh akses terhadap media massa, sementara suara-suara alternatif yang tidak mampu bersaing secara finansial menjadi terpinggirkan. Akibatnya, sistem politik kita semakin didominasi oleh elit yang berkepentingan pribadi, sehingga menyulitkan perubahan sosial dan pembaharuan yang sebenarnya diperlukan untuk memajukan masyarakat secara adil.

Mengenai korupsi pemilu yang sering terjadi, tentu hal ini dipengaruhi dari penegakan etika dan moral penyelenggara itu sendiri. Fenomena korupsi ini sudah memprihatinkan, perbuataannya yang meningkat setiap tahunnya dan dari kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis dan terstruktur sampai ke level birokrasibaik itu pemerintah maupun swasta.Korupsi politik berupa money politik juga melibatkan para pemilih dan peserta pemilu tapi bukan tidak mungkin itu juga bisa menyasar penyelengara kalo dibiarkan. Money politik ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan sekalipun dapat dibedakan. Hal lain yang juga dikhawatirkan seperti modus penggelembungan suara untuk kandidat yang bertranstaksi.

Potensi lahirnya money politik bukanlah suatu yang mengada-ngada, karena praktek money politik dalam pemilu merupakan realitas yang tak terbantahkan. Untuk melawan money politik, diperlukan perubahan sistemik dan komitmen kolektif dari masyarakat, lembaga-lembaga negara, dan partai politik. Pertama, transparansi dan akuntabilitas harus menjadi landasan sistem politik kita. Pengungkapan dana kampanye yang jelas dan terperinci harus diwajibkan, bersama dengan sanksi yang tegas untuk pelanggaran yang terjadi. Selain itu, perlu ada pembatasan sumbangan politik dan pengawasan yang ketat terhadap asal-usul dana politik.

Kedua, pendidikan politik yang sehat dan kritis harus diprioritaskan. Masyarakat harus diberdayakan untuk memahami pentingnya memilih pemimpin berdasarkan integritas, kompetensi, dan visi yang jelas, bukan berdasarkan janji palsu atau iming-iming uang. Memperkuat partisipasi politik dan meningkatkan kesadaran akan praktik-praktik money politik akan membantu melawan pengaruh korupsi yang merusak.

Terakhir, diperlukan peran aktif media massa dan masyarakat sipil dalam mengawasi dan melaporkan praktik-praktik money politik. Media yang bebas dan independen dapat menjadi alat yang kuat untuk mengungkap kecurangan dan membangkitkan kesadaran publik tentang bahaya money politik. Masyarakat sipil harus bersatu dan menolak praktek-praktek korupsi, serta mendukung upaya reformasi politik yang bertujuan mengakhiri praktik tersebut.

Praktek money politik dalam pemilu tentu saja bisa diminimalisir kalau tidak bisa diberantas sama sekali, untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi bagi seluruh komponen masyarakat sipil bahwa praktek money politik merupakan sesuatu penyakit bangsa yang harus disembuhkan dan tentu saja kesediaan untuk memperjuangkannya. Perlunya komitmen dan Kerjasama antar seluruh lapisan, baik generasi muda, masyarakt dan pemerintah untuk memberantas korupsi tersebut.

Money politik adalah benih korupsi yang merusak pondasi demokrasi dan keadilan. Hanya dengan memerangi praktik ini secara aktif dan kolaboratif, kita dapat menciptakan sistem politik yang berintegritas, adil, dan melayani kepentingan seluruh rakyat. Kita harus mengambil tindakan sekarang untuk melindungi masa depan bangsa kita dari ancaman money politik, dan membangun sebuah masyarakat di mana setiap suara dihormati dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara.

Kajian ini berupaya untuk melihat dampak yang terjadi dari pertumbuhan tingkat money politik dan korupsi yang terjadi di Indonesia. Perilaku money politik dan korupsi iini sangat berdampak bagi kehidupan bangsa Indonesia di tengah pertumbuhan persaingan ekonomi di dunia. Money politik dan korupsi telah menjadi wabah yang sangat berbahaya ditengah ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin jauh jaraknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun