Serial 'Layangan Putus' merupakan salah satu tayangan yang sedang ramai dibincangkan di kalangan masyarakat muda hingga orang dewasa.Â
Singkat cerita, 'Layangan Putus' menceritakan tentang rumah tangga Kinan (Putri Marino) dan Aris (Reza Rahadian) yang dihadiri oleh pihak ketiga, yaitu Lydia (Anya Geraldine). Hal tersebut menimbulkan konflik yang menjadi fokus utama dalam serial tersebut.
Dalam salah satu episode dikisahkan bahwa Kinan yang sedang hamil anak kedua mengalami tekanan darah tinggi. Ternyata, Kinan mengalami preeklampsia. Lantas, apa itu preeklampsia? Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya pada kehamilan? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Apa itu preeklampsia?
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi, disertai dengan gejala lain seperti adanya protein di dalam urin.Â
Kondisi ini merupakan salah satu dari beberapa gangguan hipertensi kehamilan dan bisa sangat serius bagi ibu hamil dan janin. Umumnya, preeklampsia dialami oleh ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pasca kehamilan.
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang mengalami hipertensi sekitar 35-55% serta semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. WHO menyatakan pula bahwa 20% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan.
Apa yang menyebabkan preeklampsia?
Hingga saat ini, belum ada penyebab pasti dari preeklampsia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko terjadinya preeklamsia berat (PEB) meliputi berbagai faktor, seperti usia ibu, paritas, kehamilan ganda, riwayat hipertensi sebelum hamil, penyakit ginjal, diabetes gestasional, obesitas, kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan, usia kehamilan dan kehamilan dengan bantuan teknologi (ART). Preeklampsia diperkirakan terjadi ketika ada masalah dengan plasenta, organ yang menghubungkan suplai darah bayi ke ibu.
Apa saja gejala dari preeklampsia?
Preeklampsia memengaruhi kerja berbagai organ di dalam tubuh, termasuk peningkatan tekanan darah dan peningkatan protein di dalam urin. Selain itu, terdapat pula berbagai gejala atau tanda yang mungkin dialami bagi seseorang yang mengalami preeklampsia, antara lain:
- Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, melihat bintik-bintik, dan/atau sensitivitas cahaya.
- Mual atau muntah
- Napas pendek
- Nyeri perut bagian atas
- Sakit kepala yang berkelanjutan
- Penurunan produksi urin
- Gangguan fungsi hati
Bagaimana dampak akibat preeklampsia?
Akibat preeklampsia dapat memengaruhi baik ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Berbagai dampak akibat preeklampsia adalah:
- Risiko penyakit jantung semakin meningkat
- Abrupsi plasenta, di mana plasenta terpisah dari uterus
- Pertumbuhan janin yang buruk, disebabkan oleh kurangnya nutrisi dan oksigen
- Bayi lahir prematur
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Stillbirth (bayi meninggal dalam kandungan)
Pemeriksaan rutin kehamilan biasanya disertai dengan pengukuran tekanan darah. Apabila tekanan darah mencapai atau lebih dari 140/90 mmHg, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes darah dan tes urin.Â
Preeklampsia didiagnosis ketika tekanan darah tinggi dan proteinuria (protein dalam urin) ditemukan pada wanita hamil yang usia kehamilannya lebih dari 20 minggu.Â