Mohon tunggu...
Sekar Wangi
Sekar Wangi Mohon Tunggu... -

aku perempuan biasa saja. saat ini aku masih belajar di sekolah menengah pertama swasta di yogyakarta, dan pengin banyak belajar menulis....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencuri Uang Sendiri

26 Juni 2012   00:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340669379826362543

[caption id="attachment_190671" align="aligncenter" width="460" caption="gambar - http://www.guardian.co.uk"][/caption]

Ada seorang anak yang bernama Nilla. Ia punya dua teman, namanya Nina dan Nabila. Nama mereka mirip ya. Namun sifatnya tidak mirip. Diantara tiga sahabat itu, Nilla yang paling nakal. Orang tuanya sering dipanggil kepala sekolah karena kenakalannya. Ia  sering diingatkan oleh orang tuanya, juga oleh kedua temannya, tetapi ia tidak menghiraukannya.

Saat Nilla berangkat sekolah ia diberi uang Rp.5000,- dan ibunya berpesan agar uang sakunya  disisakan. Nilla jarang menghiraukan. Di sekolah Nilla membeli jajan. Ia sudah menghabiskan uang sebesar Rp.2000 dan ia sudah  cukup kenyang. Namun Nilla masih ingin jajan. Ia tidak tahu mau beli apalagi. Akhirnya Nilla tidak jadi jajan lagi.

Sampai di rumah ia menitipkan uang Rp.3000nya kepada ibunya. Kemudian ia langsung bermain hingga Maghrib. Lalu ia mandi, makan, dan langsung tidur. Wah Nilla kok tidak belajar ya.

Keesokan harinya Nilla mencari uangnya di kamar ibunya. Ia menemukan uang di atas meja , diambilnya uang tersebut dan dimasukkannya ke dalam saku. Kemudian Nilla mencari ibunya.

“Bu... ibu... uang yang kemarin Nilla titipkan ada di mana?” tanya Nilla.

“Di atas meja, di kamarnya ibu,” jawab ibu yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

Nilla masuk ke kamar ibu dan pura-pura mencari sambil bertanya,“Kok nggak ada? Jangan-jangan diambil kakak...”

“Pasti  ada di situ, tidak mungkin diambil kakakmu, kakak pasti minta ijin kalau ambil uang ” kata ibu.

“Tapi di situ tidak ada, berarti ibu harus mengganti uangku,” kata Nilla ngotot.

“Iya, nak. Maafkan ibu ya ..” kata ibu dengan shabar sambil memberi uang Rp.3000.

Kemudian Nilla berangkat  ke sekolah. Saat istirahat Nilla bersama kedua temannya berkumpul dan saling bercerita. Tapi Nabila terlihat pendiam dan murung.

Nina bertanya,”Kamu kenapa Bil?”

“Ibuku sakit, sedangkan aku tidak punya uang,” kata Nabila.

Nina dan Nilla jatuh kasihan. Nabila itu anak yatim, ayahnya sudah meninggal. Nabila hanya berdua dengan ibunya. Nabila juga sangat menyayangi ibunya yang selalu bekerja keras untuk membiayai hidup mereka berdua. Kalau ibunya sedang sakit, bagaimana mereka mendapat uang ?

“Oh, ya aku bantu kamu sedikit moga bermanfaat.,” kata Nina sambil memberikan uang Rp.2000  sisa uang jajannya.

“ Aku juga kasih, nih masih punya Rp. 3000,” kata Nilla.

“Terima kasih ya, kalian teman yang baik” kata Nabila, wajahnya masih murung.

Melihat kesedihan Nabila, Nilla jadi teringat ibunya. Ibunya juga sering bekerja hingga larut malam untuk menambah penghasilan. Selama ini Nilla jarang memperdulikan ibunya. Nabila kok sangat peduli pada ibunya, pikir Nilla.

Dalam hati Nilla merasa bersalah tadi pagi telah berbohong kepada ibunya. Karena itu ia hanya menyumbang Rp. 3000 untuk Nabila, padahal uangnya ada Rp.6000. Yang RP.3000  akan ia kembalikan kepada ibunya. Nilla khawatir kalau ibunya jatuh sakit seperti ibu Nabila.

Saat pulang sekolah, sesampai di rumah Nilla segera mencari ibunya.

Nilla berkata pada ibu,”Ibu, Nilla minta maaf...”

“Minta maaf apa, nak?” tanya ibu.

“Selama ini aku ngeyel sama ibu, dan e .. e ..,” kata Nilla.

“Dan apa, nak?” tanya ibu lagi.

“E .. ta .. tadi a .. aku sempat berbohong,” kata Nilla dengan tergagap.

“Kamu berbohong apa, nak?” tanya ibu.

“Tadi, waktu aku mencari uang, sebenarnya ada, tapi aku berbohong tidak ada karena aku ingin menambah uang jajanku,” jawab Nilla.

Ibu mengambil nafas panjang dan menatap Nilla dengan lembut.

“Tidak apa-apa, nak, yang penting kamu tidak akan mengulanginya,” kata ibu.

“Iya, bu, ini uang ibu yang tadi,” jawab Nilla dengan agak malu.

“Terimakasih, nak,” kata ibu.

“Iya bu, jadi, ibu memaafkanku?” tanya Nilla.

“Iya,  sayang, ibu akan selalu memaafkanmu,” kata ibu sambil memeluk Nilla Lalu mereka tertawa, tidak lupa Nilla berterimakasih pada ibu. Nilla berjanji dalam hati untuk selalu baik dan jujur pada ibu.

Semoga Nilla betul-betul sadar ya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun