Mohon tunggu...
sekar arum
sekar arum Mohon Tunggu... -

kata-kata menawarkan segalanya. semangat yang datang bersama mentari, juga ketenangan abadi ketika senja menyapa. aku ingin memburunya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

kosku digerebek!

22 Juli 2011   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:28 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu kos beberapa kali menegaskan, bahwa kos yang kami tempati ini adalah kos cewek. Ibu kos pegang kendali penuh pada kos, sehingga hampir tidak mungkin ada anak kos yang nakal. Apalagi, beberapa teman kosku mengenakan jilbab. Membuka kamar dengan paksa, dan pada saat malam, sudah pasti akan sangat mengganggu privacy mereka.

Berkali kali aku mengumpat atas aksi gerebek malam itu. Aku di kamarku, diam saja. Tapi suara-suara yang terdengar jelas menunjukkan ada etika yang dilanggar. Untungnya acara gerebek itu tidak berlanjut terlalu dalam. Bapak-bapak yang mengenakan seragam hijau hansip, seragam polisi, dan beberapa polisi berpakaian preman, serta pengurus RT setempat, itu berhenti di kamar ketiga, setelah tak menemukan hal mencurigakan.

Mereka berdalih, acara penggerebekan malam itu adalah acara rutin yang dihelat jelang Ramadan, untuk memberantas penyakit masyarakat. Penjelasan mereka, terus terang membuatku heran. Pertama, pemberantasan penyakit masyarakat adalah hal benar, tapi mengapa dilakukan ke semua? Semestinya mereka punya target untuk digerebek. Polisi punya jajaran intel kan, yang bisa berkoordinasi dengan warga setempat, untuk menentukan TKP yang potensial. Kok semua di-gebyah uyah?

Kedua, bagaimana etika penggerebekan? mengapa di sebuah kos cewek, ada siswa SMA, ada mahasiswa, ada yang sehari-hari berjilbab, digunakan metode yang sama seperti menggerebek TKP kejahatan?

Ketiga, halooo dimana Pak RT, mengapa sampai tak tahu kami sudah melapor dan sudah mengumpulkan foto kopi KTP. "Wah, ini RT-nya baru," kata seorang bapak yang turut dalam penggerebekan. Jadi kalau RT baru semua data harus baru? Dimana letak pengalihan tanggung jawab? Kalau setiap RT baru buku administrasi harus baru, data-data harus baru. Dimana arsip RT? bagaimana manajemen pengelolaan RT? Apa karena ini kawasan kota sehingga pengurus boleh tak terlalu peduli pada warganya.

Ahh, sudahlah. Ceritaku ini anggap angin lalu saja. Di ujung cerita, aku hanya ingin berdoa, semoga acara gerebak kos yang dikatakan rutin itu tidak hanya menjadi agenda rutin tanpa hasil. Sayang rasanya, kalau acara yang sudah membuat banyak orang repot itu hanya berakhir pada kata rutinitas, tanpa hasil yang jelas.

Thanks :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun