Mohon tunggu...
Sekar Agustin
Sekar Agustin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kuliah di Unisnu Jepara

13 Agustus 1999 Menjadi lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah Pribadi Sosial serta Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi Sosial

3 November 2019   16:06 Diperbarui: 22 Juni 2021   18:50 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Masalah Pribadi Sosial serta Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi Sosial (unsplash/annie-spratt)

Masa usia dini merupakan masa emas pertumbuhan dan perkembangan, sebab perkembangan berbagai aspek psiko-sosio biologi yang terjadi pada masa ini akan menjadi perkembangan pada masa selanjutnya. 

Pada masa ini perkembangan jaringan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh karena itu layanan pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam mengoptimalkan semua potensi sesuai pekembangan anak. 

Upaya mencerdaskan anak sewajarnya dilakukan sedini mungkin, agar anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. 

Selanjutnya secara dinipula orang dewasa (guru dan orang tua) perlu memahami dan membantu membimbing anak agar berbagai aspek perkembangan seperti fase dan tugas mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (Suharni, Beny D. P, 2016)

Anak-anak kecil yang telah dipindahkan dari rumah mereka dan ditempatkan dalam sistem kesejahteraan anak karena pelecehan dan penelantaran beresiko tinggi untuk berbagai masalah perkembangan dan sosial-emosional.

 Oleh karena itu pentingnya upaya terkoordinasi untuk mengidentifikasi perkembangan awal dan kebutuhan sosial-emosional dan secara aktif menghubungkan anak-anak dengan kebutuhan dengan layanan yang direkomendasikan untuk populasi berisiko tinggi ini. 

Baca juga : Konsep dan Karakteristik Kurikulum di Indonesia dan Jepang

Upaya-upaya ini seringkali membutuhkan sistem dan program layanan untuk menerapkan berbagai strategi implementasi. (Frazee, Dkk)

Bimbingan pribadi sosial adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang bertujuan untuk membantu individu tersebut memahami dirinya sendiri, mengetahui bagaimana caranya berinteraksi dengan orang lain dan bersikap dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain, memahami etika dan bersikap santun, membina sebuah keluarga serta memahami peran dalam tanggung jawab sosial. (Gordon, 2013:13)

Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial. Yang tergolong masalah dalam masalah-masalah pribadi sosial adalah masalah dengan sesama teman, masalah dengan dosen/guru, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. (Syamsul & A. Juntika, 2010)

Menurut Bimo Walgito bahwa bimbingan pribadi sosial adalah upaya membantu murid dalam mengembangkan sikap, jiwa dan tingkah laku pribadi dalam kehidupan kemasyarakatan dari lingkungan yang besar (Negara dan masyarakat dunia), berdasarkan ketentuan landasan bimbingan dan penyuluhan yakni dasar Negara, haluan Negara, tujuan Negara dan tujuan pendidikan Nasional. (Bimo,1986)

Inti dari pengertian bimbingan pribadi sosial adalah Menurut Abu Ahmadi (1991) bimbingan pribadi sosial adalah seperangkat bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi, dan sosial yang dialaminya.

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1993) bimbingan pribadi sosial adalah usaha dalam bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi sosial seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

Dari pemaparan tersebut makna bimbingan dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada indvidu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi sosial seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

Baca juga : Karakteristik Anak Usia Dini Memperngaruhi Karakteristik Pembelajarannya

Bantuan pribadi sosial tidak lain adalah seperangkat usaha bantuan kepada siswa agar siswa dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya. 

Bimbinan pribadi sosial yang diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tepat. 

Untuk mencapai kompetensi dan keterampilan hidup yang dibutuhkan maka siswa tidak cukup hanya diberi pelajaran dalam bidang studi, sekolah berkewajiban memberi bimbingan dan konseling yang menyangkut ketercapaian kompetensi pribadi sosial, belajar dan karier.(Nurihsan & Sudianto, 2004)

Yusuf, S & Nurikhsan A.J (2006:14) secara rinci menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan pribadi sosial, antara lain:
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuha Yang Maha Es, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu merespnonnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara obyektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan meupun kelemahan: baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
7. Bersikap respek terhadap orang lain,menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
8. Memiliki rasa tanggung jawab yanng diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
9. Memiliki kemauan untuk berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturrahmi dengan sesama manusia.
10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri maupun dari orang lain).
11. Memiliki kemampuan untuk mnengambil keputusan secara efektif.

Hubungan layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian dari program pendidikan, pada kenyataan fokus bimbingan dan konseling di sekolah sekarang ini cenderung menitikberatkan pada layanan bimbingan belajar dan bimbingan karier serta kurang mengembangkan aspek pribadi sosial siswa, oleh karena itu anak perlu mendapatkan bimbingan pribadi sosial, agar anak dapat mengatasi setiap masalah yang dihadapi.

Ada banyak sekali masalah sosial yang dapat terjadi pada peserta didik, salah satunya dalam hal bersosialisasi, berbekal memahami kemampuan orang lain individu akan lebih mudah menjalin persahabatan dengan orang lain. Salah satu bentuk perilaku yanng terkait dengan memahami perspektif orang lain adalah perilaku prososial.

Syaodih (2012 : 1), perilaku prososial perlu dimiliki sejak kecil sebagai suatu pondasi bagi perkembangan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya secara lebih luas, oleh karenanya perlu dikembangkan dan dibina selama proses pendewasaan. 

Baca juga : Fungsi Pendidikan: Memahami, Membimbing dan Mengarahkan Anak Sesuai Karakteristiknya

Permasalahan yang timbul terkait dengan perilaku prososial anak usia dini bahwa masih banyak anak-anak yang belum menunjukkan perilaku prososial, seperti menolong teman yang jatuh, menolong teman yang sedang kesulitan, masih maunya senang sendiri yang ditandai dengan masih suka memerintah teman, kurang mampu bekerja sama dengan teman, mudah marah dan menangis apabila keinginannya tidak terpenuhi.

Layanan bimbingan merupakan bagian dan penunjang yang tak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan termasuk kegiatan pendidikan untuk anak usia dini, dan mencakup seluruh tujuan dan fungsi bimbingan. Dilihat dai tujuan dan materinya, lingkup layanan bimbingan dan konseling menggunakan bimbingan pribadi sosial. 

Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan anak dalam menangani masalah-masalah dirinya. (Suharni, Beny D. P: 2016)

Bimbingan pribadi sosial ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. (Syaodih. 2016: 12)

Idris (2015: 105) menjelaskan layanan pribadi sosial pada anak usia dini, adalah:
1. Mengenalkan ciri-ciri yang ada dalam diri sendiri, mengenalkan ciri khusus orang lain serta menunjukkan sikap yang baik dan tercela.
2. Mengenalkan cara hidup sehat melalui makan makanan yang bergizi serta melakukan kegiatan olahraga secara teratur, serta menjaga kebersihan.
3. Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan bahagia dan sedih, serta memberikan gambaran berbagai perasaan dalam berbagai situasi.
4. Membimbing peserta didik menciptakan dan memelihara persahabatan, serta menjelaskan makna dari kerja sama.
5. Membimbing peserta didik mengenali kecakapan yang dimilikinya, melatih cara mengambil keputusan, menjelaskan perlunya memiliki beberapa pilihan sebelum mengambil keputusan dan mengenalkan akibat dari keputusan yang diambil.

Perilaku prososial menurut William yaitu perilaku yang memiliki itensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis menerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara mental maupun psikologis. (Dyaksini, 2003)

Sedangkan menurut brigham menyatakan bahwa perilaku prososial mempunyai maksud menyumbang kesejahteraan orang lain. Dengan kedermawanan, persahabatan, kerja sama, menolong, menyelamatkan dan pengorbanan merupakan bentuk-bentuk perilaku prososial. (Dyaksini, 2003)

Adapun jenis perilaku prososial menurut Mussen (dalam Nashori, 2008) meliputi:
1. Menolong, yaitu membantu orang lain dengan cara meringankan beban fisik atau psikologi orang tersebut,  membantu meringankan beban penderitaan, kesukaran. (Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2005)
2. Berbagi rasa, yaitu kesediaan untuk ikut merasakan pada yang dirasakan oang lain, didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain.
3. Kerja sama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-sama, berdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (badan, lembaga) untuk mencapai tujuan bersama.
4. Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain, ikut menyokong dengan tenaga dan pikiran, memberikan sesuatu kepada seseorang yang sedang tetimpa musibah.
5. Memperhatikan kesejahteraan orang lain, hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri.

Pada kegiatan pendidikan anak usia dini, anak-anak yang memiliki kemampuan pribadi sosial yang baik biasanya terfleksi dalam kemampuan anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (Suharni, Beny D. P,2016)
1. Kemampuan berempati pada teman-temannya.
2. Mengorganisasi teman-temannya untuk melakukan tugas.
3. Mampu mengenali dan membaca pemikiran orang lain.
4. Memiliki banyak teman dan mampu menjalin hubungan dengan teman-temannya.
5. Cenderung mudah memahami perasaan orang lain.
6. Sering menjadi pemimpin diantara teman-temannya.
7. Memiliki perhatian yang besar kepada teman-temannya sehingga acap kali mengetahui berita-berita diseputar mereka.

Guru atau pendamping dapat mengembangkan kemampuan pribadi sosial anak dengan cara dapat distimulasi melalui kegiatan bermain, selama bermain anak-anak berinteraksi dengan sebaya, dan guru atau pendamping mereka. 

Stimulasi tersebut dapat terjadi karena pada saat bermain anak-anak melakukan kegiatan sebagai berikut: (Suharni, Beny D. P, 2016)
1. Mempraktikkan keterampilan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan cara mengasosiasikan peran, mencoba memperoleh keuntungan saat bermain atau mengapresiasikan perasaan teman-teman.
2. Merespon perasaan teman sepermainan disamping menunggu giliran dan berbagai materi serta pengalaman.
3. Bereksperimen dengan peran-peran di rumah, sekolah dan komunitas dengan menjalin kontak dengan kebutuhan dan kehendak orang lain.
4. Mencobamelihat sudut pandang orang lain.begitu anak bersentuhan dengan konflik tentang ruang, waktu, materi dan aturan mereka membangun strategi resolusi konflik secara positif.

Karakteristik pribadi sosial peserta didik SD/MI, ada tiga ciri utama pada masa ini yang menunjukkan perbedaan dengan masa sebelumnya, yaitu: (Hurlock, 1980 : 149-199)
1. Dorongan anak untuk masuk kedalam dunia pemainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot.
2. Dorongan anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan masuk kedalam kelompok teman sebaya.
3. Dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika, simbol dan komunikasi secara dewasa.

Jenis layanan dalam bimbingan dan konseling pribadi sosial:
1. Layanan dasar bimbingan
Layanan dasar bimbingan merupakan layanan umum yang diperuntukkan bagi semua peserta didik. Strategi berupa bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, berkolaborasi dengan guru dalam bidang studi,kerja sama dengan orang tua. Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan.
2. Layan responsif
Layanan responsif merupakan layanan yang diarahkan untuk membantu peserta didik menghadapi masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu. Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi peserta didik yang muncul segera dan dirasakan saat itu.
3. Layanan perencanaan individual
Layanan perencanaan individual merupakan layanan yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pribadi sosial..
Tujuan layanan perencanaan individual adalah membimbing peserta didik untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pengembangan pribadi sosial oleh dirinya sendiri. Melalui layanan perencanaan individual peserta didik dapat:
a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
d. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
4. Komponen dukungan sistem
Komponen dukungan sistem merupakan komponen yang berkaitan dengan aspek material yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas, kerja sama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan. Layanan mencakup:
a. Konsultasi dengan guru-guru lain.
Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya masyarakat yang berhubungan.
Partisipasi dalam kegiatan sekolah dalamrangka peningkatan perencanaan dan tujuan.
b. Implementasi dan program stanadarisasi instrumen tes.
c. Kerja sama dalam menambahkan riset yang relevan.

Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu perkembangan peserta didik, yaitu:

1. Konseling individual
Konseling individual merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku peserta didik.

2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor.

3. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru, pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
a. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
b. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh peserta didik, disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
c. Penentuan keputusan diserahkan kepada peserta didik, alternatif mana yang akan diambil.
d. Hendaknya peserta didik mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambilnya.

4. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok merupakan banuan terhadap peserta didik yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam bentuk tiga kelompok, yaitu kelompok kecil, kelmpok sedang, kelompok besar.

5. Konseling kelompok
Merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya,prosedur konseling kelompok sama dengan bimbingan kelompok yaitu terdiri dari:
a. Tahap pembentukan
b. Tahap peralihan
c. Tahap kegiatan
d. Tahap pemgakhiran
6. Pengajaran remedial
Merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulian belajar mengajar.

7. Mengajar bernuansa bimbingan
Secara umum binmbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah:
a.  Mengenal dan memahami peserta didik secara mendalam.
b. Memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual.
c. Memperlakukan peserta didik secara manusiawi.
d. Memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal.
e. Menciptakana suasana kelas yang menyenangkan.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemberian layanan bimbingan pribadi sosial dapa menumbuhkan sikap prososial anak sejak dini, bentuk perilaku ini berupa membanut, berbagi dan menghibur. 

Dengan munculnya perilaku prososial anak nantinya akan terhindar dari masalah-masalah pribadi sosial. 

Saran bagi guru agar selalu memberikan bimbingan pribadi sosial pada anak sejak usia dini secara konsisten dan struktur agar dalam evaluasinya dapat dilakukan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta.
Ancok, Jamaludin. Suroso, Fuat Nashori. 2008. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Casmini, Atifah Hanum. 2015. Bimbingan Pribadi Sosial untuk Self Efficacy Siswa dan Implikasinya Pada Bimbingan Konseling SMK Diponegoro Depok Sleman,Yogyakarta. Jurnal hisbah. Vol 12. No 2. http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/hisbah/article/view/1104. (Diakses 22 Oktober 2019).
Dyaksini, T dan Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. UMM Press.
Frazee, lauren Brokmeen. Dkk. Evaluating implementation strategies in a community model to facilitate early identification and treatment of developmental and social-emotional problems in young children in out-of-home placement. Science direct. Vol 88. Hal 504-513. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0190740917307673. (Diakses 22 Oktober 2019).
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga.
Idris. 2015. Bimbingan dan Konseling (Implementasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini). Jakarta: Luxima.
Nurihsan, A. Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan, J & Sudianto, A. 2004. Manajemen Bimbinga dan Konseling di SMP. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurihsan, Syamsul Yusuf & Juntika. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Suharni, Beny D. P. 2016. Pemberian Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Menumbuhkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Counsellia. Vol 6. No 2. Hal 31-40.
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JBK/article/viewFile/1015/903 . (Diakses 22 Oktober 2019).
Sukardi, Dewa Ketut. 1993. Organisasi Administrasi di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Triyadi, Ferri. 2015. Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemampuan Menjalin Relasi Pertemanan Siswa Yang Terisolir Kelas VIII D Di SMP Negeri 1 Jatipuro Tahun Pelajaran 2015/2016. http://jurnal-mahasiswa.unisri.ac.id/index.php/fkipbk/article/viewFile/167/110. . (Diakses 22 Oktober 2019).
Walgito, Bimo. 1986. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun