Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FF] Kenangan Ajeng

15 Januari 2012   12:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326628440395945484

Sebagai pasangan yang baru – baru ini mendeklarasikan diri sebagai sepasang kekasih, Om Garong dan Ajeng seperti tak terpisahkan. Kemana – mana hampir selalu berdua, kecuali ke toilet tentunya. Walaupun Om Garong pernah sekali minta barengan ke toilet dan berakhir dengan bekas merah di pipi Om Garong.

Hari ini, Om Garong dan Ajeng sedang kencan di pos ronda Desa Rangkat. Ditemani dua kantong kripik jengkol rasa rendang (om garong menabung selama 1 bulan untuk bisa membeli kripik ini), dua kantong kripik jengkol rasa sambel ijo (ini bonusnya, masih inget cerita yang ini kan?!), dan dua gelas besar wedang jahe, mereka berdua asyik merajut lisan dan merenda harapan (cieeeee…. bahasanya….).

“Sayangku Ajeng….”

“Iya, Kang Fahmi…,” sahut Ajeng sambil tersipu malu.

“Inget nggak waktu kita kencan di pantai Jimbaran?”

(Nah lho?! Kapan ke Jimbarannya nih orang dua?? Kok nggak ngasi tau gw ya?!)

“Iya, Kang. Indah banget ya di sana. Sunsetnya lebih indah daripada sunset di Anyer. Kapan ya kita ke sana lagi, Kang?!”

“Besok kita ke sana lagi ya.”

“Asyik….”

“Tapi sayangnya, besok akang ada kerjaan nih. Mau bikin stand bakso di tempat kawinan di desa sebelah.”

“Yeee…. Gimana sih?! Tadi bilangnya bisa.”

“Jangan ngambek gitu dong, sayang. Nanti akang traktir kripik nangka sukaan kamu.”

“Bener ya?!”

“Iya. Apa sih yang enggak buat kekasihku ini,” jawab Om Garong sambil mencuri kesempatan buat nyolek pipi Ajeng.

“Eh, Kang. Inget nggak waktu kita kencan di desa sebelah. Itu, yang pas di air terjun.”

Om Garong terdiam sejenak untuk mengingat – ingat kejadian kala itu.

“Oh, iya. Aku inget. Minggu depan kita ke sana lagi yuk, sayang.”

Tiba – tiba Ajeng berdiri sambil meremas kripik jengkol yang tinggal sedikit itu.

“OGAH!!! Terakhir ke sana, elu malah ngutang dua puluh rebu ke gue buat ongkos ojek. Sekarang lagi musim ujan, ongkos ojek naek. Ntar berapa duit lagi elu ngutang ke gue?!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun