Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis (Fiksi yang Bagus) Itu Susah - Bagian 1

28 November 2019   00:30 Diperbarui: 28 November 2019   00:37 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang paling mudah kita tulis adalah reaksi tokoh lain yang menjadi lawan bicara. Sebab, ini bukan monolog, pastilah percakapan itu minimal melibatkan dua tokoh. Jika tokoh pertama selesai bicara, tulis saja reaksi si tokoh kedua. Bagaimana raut wajah serta bahasa tubuhnya? Apakah senang, marah, sedih, atau malah datar saja?

Ketika bereaksi sedih, apa yang terlihat dari gerak tubuhnya? Jika senang, apakah si tokoh kedua ini melompat-lompat kegirangan? Kalau datar saja, apakah memang wajahnya terlalu banyak mendapat suntikan botox, atau tak lebih karena si tokoh merupakan manusia tanpa ekspresi?

Hal lain yang bisa ditulis adalah suasana ketika percakapan itu terjadi. Apakah pagi, siang, atau malam hari? Jika pagi, apakah matahari sudah muncul di atas horison?

Jika siang, seterik apa matahari menyinari? Apakah sampai membuat para tokohnya berpeluh luar biasa? Jika malam, apakah suara jangkrik-jangkrik ikut menemani percakapan tersebut?

Lalu, di manakah percakapan itu terjadi? Di dalam atau di luar ruangan? Jika di dalam ruangan, apakah ada penyejuk udara di sana? Apakah ada jendela besar yang membuat angin bebas masuk sehingga menggoyang-goyangkan poni salah satu tokohnya? Apakah kursi-kursi itu cukup nyaman untuk percakapan yang serius soal masa depan para tokohnya?

Jika di luar ruangan, mengapa memilih pantai sebagai tempat bercakap-cakap? Mengapa tidak di taman saja, yang lebih banyak bebungaan sehingga membangkitkan suasana hati si tokoh wanita? Atau, mengapa percakapan itu terjadi di bengkel mobil, padahal topiknya soal rencana pernikahan?

Banyak, banyak sekali yang bisa ditulis. Jika digali lagi, semua itu akan berkaitan dengan karakter tokoh-tokohnya. Kalau sudah membahas karakter tokoh, nanti akan menyambung ke ide cerita, plot, alur, dan sebagainya. Sebab, sebuah kisah sejatinya merupakan kumpulan detail yang bisa Anda persembahkan kepada pembaca. Seberapa besar persembahan itu, tentu bergantung pada seberapa luasnya imajinasi Anda.

Selamat menulis. Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Salam lemper, eh, cilok.

Berikut saya sertakan contoh cerpen sebagai tambahan referensi.

Dan, sedikit spoiler dari novel Constellation of Love hihihi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun