Banyak metode yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi kebijakan/ proyek baik yang akan dilakukan, sedang dilakukan maupun yang telah dilakukan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Participatory Rural Appraisal atau PRA.
Metode ini merupakan pengembangan dari penerapan metode penelitian Participatory Research Apraisal yang  melibatkan masyarakat sebagai pelaku proses kegiatan dan bukan sebagai objek (Handayani, 2009).
PRA merupakan metode penelitian yang dapat juga digunakan sebagai metode dalam mengevaluasi kebijakan/ proyek yang diterima masyarakat.
Apakah tujuan penggunaan PRA ?
Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996)
Mengapa menggunakan PRA lebih baik?
Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberi peluang yang lebih besar dan lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain itu melalui pendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.
Penggunaan PRA mengupayakan tumbuhnya pemberdayaan masyarakat, sehingga keunggulan PRA yaitu menimbulkan :
- Munculnya proses partisipasi aktif, baik teknis maupun politis dari masyarakat yang menjadi kelompok sasaran dalam keseluruhan program kegiatan
- Tumbuhnya suasana keberpihakan bagi mereka yang selama ini merasa terpinggirkan, terabaikan dalam proses pembangunan, dalam hal ini masyarakat kampung kota yang terkadang sering terkena proyek penggusuran. Teknik PRA mencoba menumbuhkan keseimbangan peran dan pola hubungan antara kelompok dominan dan kelompok yang terpinggirkan. Keberpihakan memberi dasar pada tumbuhnya pemberdayaan, saling belajar dan menghargai perbedaan. Keyakinan bahwa belajar tidak saja hanya mentransfer informasi, pengalaman dan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendorong terciptanya ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
Prinsip-prinsip Penerapan PRA (Adimihardja & Hikmat, 2003)
- Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.
- Peneliti memposisikan dirinya sebagai insider bukan outsider
- Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif).
Bagaimana Penerapan PRA dalam Evaluasi Kebijakan/Program?
Evaluasi suatu kebijakan/ program dapat dilakukan pada awal proses pengkajian perencanaan (ex-ante), di tengah ketika program sedang berjalan (on-going) dan di akhir program sudah dilaksanakan (ex-post). PRA dalam evaluasi dilakukan untuk menggali informasi terkait indikator proses dan hasil dari suatu kegiatan. Evaluasi tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan kebijakan/ program yang telah disepakati bersama masyarakat.
Evaluasi dikembangkan untuk mengukur aspek proses dan hasil/dampak dari program. Keunggulan proses evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri adalah evaluasi yang dihasilkan lebih detail dan tepat. Hal ini terjadi karena masyarakat yang merasakan manfaat dari kebijakan/ program.
Berikut merupakan tahapannya dalam evaluasi kebijakan/ program:
- Mengkaji adanya perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari perlakuan program yang dilaksanakan. (dalam jangka waktu tertentu, biasanya pertahun). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka perbaikan
- Mengkaji tujuan apa saja yang telah dicapai, dan yang belum tercapai serta mengidenÂtifikasi penyebabnya
- Mengkaji pengaruh kebijakan/program terhadap perubahan masyarakat menyangkut kesejahteraan atau dikenal dengan studi dampak (impact study)
- Menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam kerangka pertanggung-jawaban lembaga dan pelaporan terhadap lembaga donor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H